♥ Kantung Ajaibku ♥
Selasa, Agustus 28, 2007 @ 10:52 PM

HEROES



Pasti nggak asing lagi dengan judul serial di atas dong??? Serial Heroes memang lagi hot-hotnya tayang di Trans TV. Ini karena serial itu memang keren jadi panteslah kalau sekarang jadi kompetitor sinetron-sinetron ‘mewek’ seperti Candy atau Cinderella.

Sebenernya sih gue udah lumayan lama nonton serial ini. Soalnya serial yang tayang di NBC sekitar setahun yang lalu ini termasuk salah satu serial yang ditayangin di Star World. Bulan September besok serial ini masuk season 2. Yang tentunya cuma tayang di NBC. Tapi ada kemungkinan Trans TV juga ikut nanyangin. Soalnya dilihat dari pemutaran season 1 (yang tayang sekarang) jaraknya lumayan deket dengan premiere season 2 di NBC.

Tentunya Trans TV harus ngeluarin kocek lumayan gede untuk bisa dapet hak siar di stasiun TVnya. Yaaaah, kita tunggu aja. Apa bener itu bakal kejadian.

Serial ini sendiri masuk dalam kategori film yang butuh usaha untuk mikir. Itu karena banyaknya karakter dalam cerita ini. Karakter itu pun tak tergabung dalam satu setting namun tersebar dalam berbagai kasus yang kompleks.

Tim Kring, orang yang andil besar dalam pembuatan cerita ini pun bilang kalau terkadang dia sendiri juga pusing saat harus ‘memainkan’ karakter-karakter yang telah dilahirkannya.

Tokoh utama dalam serial ini juga abstrak. Bukan berarti tak terlihat looooh. Tapi gue bingung buat nentuin yang mana sih tokoh utamanya. Akhirnya Tom Kring pun angkat bicara jika seluruh karakter dalam serialnya adalah tokoh utamanya. Haaaaaaaah?! Baru kali ini gue lihat film yang tokoh utamanya lebih dari sepuluh orang.

Heroes sendiri menceritakan kisah orang-orang yang memiliki ‘kemampuan lebih’ dibanding manusia lain. Kelebihannya sendiri benar-benar tidak normal, malah terkesan seperti manusia super. Contohnya, Si Nathan Petrelli. Dia punya kemampuan bisa terbang makanya dijuluki ‘flying man’ sama Hiro.

Haaaaaah?! Terbang???! Bisa jadi saingannya Superman dong!!

Lain lagi dengan Hiro, cowok chubby Jepang ini bisa teleportasi alias membengkokkan waktu. Sehingga hanya dengan konsentrasi kayak orang PUP, dia bisa berpindah ke masa depan atau masa lalu (enak banget ya? Coba gue yang kayak gitu! Pasti gue udah balik ke masa lalu terus nyulik Daniel Pedrosa buat dijadiin kakak gue. Hehehe…)

Karakter lain masih banyak lagi. Peter Petrelli (dapat menghisap kemampuan orang di dekatnya). Claire Bennett (tak bisa mati- RCR/Rapid Cell Regeneration). Isaac Mendez (bisa melukis masa depan). Nikki Sanders (punya kepribadian ganda). D.L (bisa menembus benda padat). Micah Sanders (dapat mengubah sinyal atau peralatan elektronik dengan konsentrasi). Orang Haiti, soalnya nggak pernah dibahas nama aslinya siapa (bisa menghilangkan memori). Matt Parkman (bisa mendengar pikiran seseorang). Dan masiiiiih buanyaaaaaaak lagi. Kayak bisa menghilang, bisa masuk ke mimpi seseorang , bisa mengeluarkan radiasi tanpa bersentuhan dengan nuklir, atau bisa mengeluarkan api dari tangannya (kayak pengendali api di Avatar dong?!). Jadi keinget sama Appa nih.

Cerita per chapter pun saling berhubungan. Jadi jika kita ketinggalan satu chapter pasti waktu nonton kelanjutannya kayak sapi ompong. Nggak ngerti apa-apa.

Tapi menurut gue, lebih baik beli DVD bajakannya aja (saran buat blogger yang nggak langganan TV kabel). Soalnya yang di Trans TV tuh kebanyakan iklannya belum lagi sensoran kasar. Jadi lebih baik nonton di DVD. Sekarang udah banyak kok dijual DVD bajakannya. Tapi kalau emang nggak pengen ngerugiin Negara atau movie maker-nya yaaa…beli aja satu set yang asli di e-bay. Kemarin gue lihat harganya sekitar 400 ribu.

Pilih mana? Nonton di Trans TV yang banyak iklannya plus sensoran di mana-mana. Beli DVD asli seharga 400 ribu (kalau gue duit sebanyak itu lebih baik buat ke salon atau belanja baju).
Atau…beli bajakannya. Oooh, masih ada satu option lagi, langgan TV kabel aja. Tapi kalau boleh saran nih, lebih baik langganan Indovision aja. Bukan karena gue juga langganan. Tapi kalau di A*** banyak banget sensorannya. Secara TV kabel itu punya Malaysia.

Oh iya, sebagai bocoran buat teman-teman yang nonton di Trans TV. Akhirnya Peter nggak mati kok. Jadi jangan takut kehilangan Milo Ventimiglia di season 2. Ada satu lagi, ternyata Claire Bennet itu anak biologis dari Nathan Petrelli.

Ups sampai lupa. Di season 2, sountracknya diisi oleh Samsons (khusus Asia Tenggara) yang----gue nggak apal judulnya. Pokoknya yang video klipnya pakai perang-perang itu. Jadi kayaknya ada kemungkinan season 2 ditayangin langsung di Trans TV.

kembali ke atas

@ 10:47 PM

Appa, Andai Aku Bisa Memilikimu



Kalau blogger tanya sama gue: Hal apa yang paling loe inginkan saat ini?
Dengan cepat, gue akan menjawab: Appa.
Sumpah bok! Gue pengen banget punya Appa. Kan enak, kalau ke kampus tinggal naik ke punggungnya. Anti macet, hemat BBM, mengurangi polusi, dan lebih asyik lagi gue bisa ngerangkulin dia secara dia gendut banget. Ha! I like this pet very much.
Gue jatuh cinta sama Appa. Bener-bener nggak habis pikir gue, kok ada ya hewan yang gendut, lucu dan ngegemesin kayak dia??? Andaikan Appa di jual di pet shop (mungkin ukuran tokonya harus digedein yah buat nampung Appa. Hehehe…) pasti gue langsung minta mama buat beliin.
Tapi kayaknya cuma dalam mimpi gue bisa punya Appa. Habis Appa cuma ada di Avatar siiiiih!!!
Hehehe...kalau blogger ngira Appa itu hewan di dunia nyata, itu salah besar. Appa itu sahabatnya Aang di Avatar. Jadi dia cuma karakter dalam komik. Tapi sumpah, lucuuuuu banget.
Appa beda dengan peliharaan tokoh-tokoh komik pada umumnya. Biasanya tokoh-tokoh komik itu kan melihara binatang ukuran kecil kayak hamster (Hamtaro), kucing (Sailormoon), atau Kero-chan (Cardcaptor Sakura). Tapi Appa beda. Dia punya tubuh raksasa. Gedeeeeee banget! Ukuran tupai raksasa (Btw, bener ya Appa itu tupai? Perasaan dia bukan tupai deh tapi apa yaaa?).
Appa itu punya enam kaki dan ekor yang panjang berbentuk seperti karpet. Di puncak kepala, punggung sampai ekor terdapat gambar (lebih seperti tato) panah, seperti yang ada di kepala Aang. Kepalanya bulet, matanya kecil banget (nggak sinkron sama ukuran kepalanya) makanya dia kelihatan lucu, punya pipi chubby dan mulut yang lumayan gede tapi nggak gede-gede banget sih. Dia juga punya dua tanduk di kepalanya.
Harusnya itu membuat dia kelihatan sangar ya? Tapi tetep aja dia kelihatan lucu karena penampilannya seperti kucing persia berbulu putih yang kelebihan bobot dan untuk melekin mata aja sepertinya dibutuhkan tenaga ekstra.
Pernah suatu kali Appa harus disembunyiin dalam gudang yang penuh sesak dengan jerami, bahkan untuk masuk aja susah. Karena saat itu Kerajaan Api sedang gencar memburu Aang dan demi keselamatan Appa, si gendut ini harus di sembunyiin. Karena badannya lebih gede dari gaban makanya butuh tempat gede buat nyembunyiin dia.
Dengan sedih Aang harus meninggalkan Appa di gudang penuh jerami itu. Tapi mau apa lagi, itu semua demi keselamatan Appa. Lalu cerita pun berlanjut, Aang menghadapi pasukan dari Negara Api dan singkat cerita dia bisa lolos dari mereka. Maka dengan gembira, dia pun menjemput Appa. Aang sudah khawatir bukan main sama si gendut satu ini.
Namun ternyata kekhawatiran Aang tidak berarti karena sesampainya Aang di gudang yang semula penuh sesak dengan jerami, sekarang jeraminya sudah menghilang tanpa tersisa satu batang pun. Bener-bener bersih.
Masih bingung kenapa bisa begitu, Aang pun mendekati Appa dan berniat memeluknya karena merindukannya. Namun apa yang didapat Aang? Appa malah bersendawa keras. Kayak habis makan gunung.
Ternyata jerami dalam gudang itu telah dibabat habis sama Appa. Si gendut ini yang makan sampai tak tersisa. Ya ampuuuuun, Appa, Appa (geleng-geleng kepala)! Kalau gue bisa melihara elo, gue harus kasih makan apa?? Kalau gue kasih batagor segambreng dia doyan nggak ya??? *confused*

kembali ke atas

@ 10:35 PM

Pond's Age Miracle: Iklan Favorite Gue

Pernah lihat iklannya Ponds Age Miracle gak? Ngerasa ngiri nggak waktu ngeliatnya???
Kalau loe semua tanya ke gue, jawabannya adalah ‘iya’. Gue bener-bener gigit jari, tau gak?! Ampe dalam hati bilang, “Pengeeeeen.”

Iklannya tuh berpengaruh banget buat gue. Coba deh perhatiin. Mereka menjabarkan pengaruh perubahan warna kulit lewat ‘perhatian’ suami. Awalnya suaminya cuek bebek mungkin aja walaupun ada gempa bumi dia masa bodo aja ama istrinya. Itu karena wajah istrinya kusam dan banyak bintik-bintik hitam.

Tapi begitu pakai Ponds terlihatlah perubahan ‘perhatian’ dari suami. Yang semula suaminya kalau tidur pakai jarak satu kilometer sekarang tambah deket ke istrinya. Lalu semakin lama suaminya jadi pegangin tangan istrinya and finally sang suami tidur menghadap ke istrinya sambil meluk sayang dan disitu ditulis ‘forever’.
Waaaaaah, pengen banget kayak gitu. Emangnya kalau jadi suami istri tuh kalau tidur selalu dipeluk-peluk gitu ya?! Perasaan bokap sama nyokap gue waktu tidur jauh-jauhan. Malahan bokap gue lebih milih ngerangkul guling dari pada ngerangkul nyokap gue. Hahahahaha….



kembali ke atas

@ 10:31 PM

One Day with Umar




Hari sabtu kemarin gue menghabiskan waktu dengan Umar. Nama aslinya sih bukan Umar tapi demi menjaga pasarannya di depan cewek lebih baik gue nyamarin dia.
Awalnya sih gue nggak kenal nih orang. Tapi lagi-lagi karena si Keong Keblung (panggilan kesayangan buat Yongki di rumah), dihubungkanlah takdir gue ketemu sama nih cowok. Keong dengan sangat pede sekali ngenalin nih cowok ke gue tanpa minta persetujuan atau seenggaknya lampu oranye buat peringatan. Lampu merah di perempatan jalan aja masih ada lampu peringatannya, masak buat gue yang sodaranya sendiri dia cuek aja?!
Keong sebenernya sih niatannya baik, demi membahagiakan sodaranya yang lama ‘kering’ akan lelaki maka dia berinisiatif untuk mengenalkan gue pada salah seorang temannya yang sesuai dengan ‘tipe gue’. ONTA.
O iya, ngomong-ngomong soal Onta, coba tebak gue punya berita baru apa tentang ‘Onta’?!

And the answer is…….Onta potong rambut….

Gue kaget setengah mati waktu ngeliat dia jalan ngelewatin gue sewaktu gue duduk-duduk di lobi. Seperti biasa, dia jalan sama gengnya. Dan olala….rambutnya yang semula gondrong kemriwul sekarang udah dipangkas rapi. Tapi ya gitu, gue ngerasa aneh dengan style-nya yang baru. Tapi selamet deh buat mas Onta. Gitu-gitu juga gue pernah dibikin jungkir balik sama dia….

Back to the Umar, the new Onta boy!!
Tiba-tiba aja Keong membuat sebuah kencan buta buat gue dan si Umar ini. Mengetahui gue udah ngejadwalin nonton Bourne Ultimatum, maka dia pun merencanakan kencan di situ. Gue diminta jalan sama Umar sambil nonton Bourne Ultimatum.
Awalnya sih gue bengong begitu Keong menjabarkan rencananya di hari H, mendadak banget. Nggak lama setelah itu, Si Umar yang ternyata udah ada di depan rumah masuk. Jreng…jreng…jreng… Rasanya bener-bener kayak diserang musuh secara mendadak.

First sight, yaaaa…not bad-lah. Lucu, mukanya arab-arab gitu. Anaknya juga ramah, kelihatan dari matanya. Keong pun tertawa lebar mengantar kepergian kami. Awal-awal sih agak canggung. Habis gimana?! Kenal aja baru lima menit yang lalu dan sekarang udah mau jalan!

Gue, punya penyakit kronis kalau lagi jalan sama cowok. Panik! Nggak tau kenapa, pokoknya setiap gue jalan sama cowok untuk pertama kalinya pasti gue tegang, banyak mikir, diantaranya:
Suka nggak ya dia sama gue? (Secara penampilan), soalnya gue parno banget kalau jalan sama cowok dan ternyata cowok itu ilfil sama gue.
Apa yang harus gue bicarain ya?, secara topik bagi gue menjabarkan seberapa cerdas otak seseorang. Contohnya aja si Onta yang baru potong rambut itu. Kalau ketemu dia itu yang diomongin dugem melulu. Dan terbukti kan kalau IPnya sekarang satu koma.
Tapi untunglah, Si Umar ini tipe cowok yang nggak jaim. Dia selalu inisiatif buat ngajak ngobrol. Akhirnya suasana canggung pun perlahan cair dan saat itu gue udah bisa ketawa-ketawa sama dia.
Waktu gue nyampe di GM udah sekitar jam satu dan karena tadi pagi gue nggak sempat sarapan jadinya perut gue menyanyi riang gembira. Akhirnya kita sepakat untuk makan dulu. Mungkin si Umar kasihan ngeliat gue udah pucet karena nggak makan tiga hari tiga malem dan takut gue semaput.
Si Umar itu baik banget loh, dia sempat ‘ngelindungin’ gue waktu naik lift soalnya banyak orang yang ngantre dan saling berdesakan. Gue juga bingung kenapa rame banget padahal biasanya liftnya sepi-sepi aja, tak berpenghuni.
Saat Umar berusaha ngegandeng gue supaya gue bisa masuk dalam lift itu aslinya gue agak respect sama dia. Yaaaa…biasalah, cewek kan gampang banget diambil hati dengan masalah sentimentil kayak gitu.
Pilihan makan jatuh di Bentoya, secara gue juga lagi kesengsem sama yang namanya mie ramen. Si Umar pesen Kara Age. Waktu nungguin makanan dateng, tiba-tiba dengan tak terduga datanglah godaan.
Seorang cowok lucu, wajahnya sekilas kayak Desta-nya Club Eighties namun minus anting dan jaket adidas, masuk juga ke Bentoya. Saat dia duduk di meja sebelah gue, gue nggak sengaja noleh dan si cowok itu yang juga dateng sama cewek (kayaknya sih ceweknya) ternyata juga pas lihat ke gue.
Gue refleks buang muka dan fokus pandangan ke Umar. Umar mulai cerita tentang kuliahnya, tentang hobinya, dan gue secara diam-diam telah pindah haluan. Huahahaha…
Habisnya, Umar membidik topik yang salah. Play station. Gue lahir batin sumpah picek, nggak benci sama permainan yang satu itu. Tapi….gue gampang boring kalau ada cowok ngomongin PS sama gue. Adek gue ngomongin PS, Keong ngomongin PS juga apalagi sekarang dia nemuin hobi baru CS, terus Umar juga. Bisa kepenuhan hari-hari gue karena PS.
Saat si Umar cerita tentang Winning Evelen atau apalah itu namanya, gue juga nggak paham, saat itu juga nggak sengaja gue ketemu pandang lagi sama si cowok lucu itu. Tapi kami berdua jaim-jaiman. Namun mulai saat itu kami rajin flirting-flirting. Habisnya, Si Umar mboseni.
Gue bahkan berpikir untuk ngebatalin acara nonton gara-gara boring setengah mati sama si Umar. Masak loh, dia segede gini masih nyeritain komik jepang?! Masuk akal sih kalau itu Conan atau Avatar. Nah, itu komiknya judulnya Battle Star, baru denger gue komik kayak gitu. Pokoknya komik soal pertempuran robot-robot gitu deh.
Ampun deh Onta satu ini. Gue sampe menghela nafas beberapa kali saking keselnya tapi dia nggak respek juga. Oooh, Tuhan! Selamatkan akuuuuuu!!
Saat puncak keboringan, tiba-tiba cowok lucu di sebelah gue itu berdiri (kayaknya sih siap-siap mau pulang). Gue sih sadar cowok itu cepat atau lambat bakalan ninggalin Bentoya. Tapi gue jaga gengsi setinggi langit biru (sekarang langit-langit di GM di lukis lukisan langit loh). Selain itu gue juga jaga perasaannya si Umar. Masak gue udah diajak jalan tapi malah ngelirik cowok lain?! (sebenernya sih iya).
Namun begitu cowok itu agak jauh, gue perhatiin dia dari belakang. Dia ngerangkul cewek di sebelahnya tapi tak lama kemudian kepalanya menoleh ke belakang, dia ngelihat gue dan……dia senyum ke gue.
Gue syok, antara bahagia, geer, tapi nggak yakin. But not bad lah, seenggaknya gue dapat cuci mata hari itu. Lalu gimana dengan si Umar?!

Gue alasan pusing kepala dan ngajak pulang cepet-cepet!!!

Sori, ya, Umar…..

kembali ke atas

@ 10:18 PM

NYASAR

Nggak dipungkiri lagi kalau gue dan Keong (baca: Yongki) begitu dekat. Secara kami adalah sepupu plus memiliki sifat ‘abnormal’ yang sama. Keong itu orangnya panikan. Pas banget sama gue yang orangnya selalu nyante-nyante kayak di pantai. Keong dan gue memang seumuran, bahkan sekarang kami sama-sama ada di semester 4. Tentunya kesamaan pola pikir dan kesukaan pun hampir sama.

Gue sering banget hang out bareng-bareng sama dia. Tak terkecuali pas hari itu. Ceritanya waktu itu gue diajak Keong nganterin Ayu pulang. Karena Keong menderita rabun senja makanya harus ada orang yang ngedampingin dia waktu nyetir secara itu pas sore hari (Ini beneran, gue nggak bercanda).

Akhirnya dengan pakaian compang-camping (soalnya waktu itu gue baru bangun tidur dan nggak sempat cuci muka dulu) gue ikut aja sama dia.

Gue nggak tau kenapa ya?! Kalau gue pergi sama Keong naik Jose Armando (panggilan buat mobilnya Keong), selalu aja gue sakit perut. Mules-mules dan ujungnya pasti pengen kentut. Tapi itu bukan gue aja loooh. Secara Mas Dani kapan dulu juga pernah mengalami gejala seperti itu waktu kami keluar malem-malem pas ada ulang tahun Surabaya.

Kalau gue bilang ke Keong kebelet kentut, pasti gue langsung dijitak dan dia cepet-cepet ngubah mode sirkulasi udara dalam mobil.

“Dasar s**** lecek!!!” begitu katanya.

Gue yang dikatain cuma senyum-senyum nggak jelas gitu. Ayu yang duduk di belakang cuma ketawa-ketawa.
Begitu Ayu dipulangin sampai rumah dengan selamat, gue dan Keong pun meluncur dari…. Sebentar-sebentar, rumah Ayu tuh daerah mana ya? Gue lupa. Biasalah pikun tingkat tinggi. Gue tanyain sebentar ke Keong ya…

“Eh, robot gundam! Ayu tuh rumahnya mana???” teriak gue pada Keong yang lagi maenan CS di belakang.

“PANDUGO!!!!” teriak Keong lebih kenceng dari gue.

Oh iya, rumahnya di Pandugo. Mohon maklum soalnya gue dan Keong kalau manggil nama itu seenak jidat. Kayak tadi, gue manggil dia robot gundam. Ntar laen kali dia manggil gue Lupita atau yang lebih parah gue pernah dipanggil Chiripa. Soalnya menurut dia muka gue mirip sama Chiripa. Padahal Chiripa kan anjingnya Dulce Maria. Emang sekali-kali perlu dicemplungin ke comberan tu anak.

Begitu keluar dari gerbang perumahannya si Ayu, gue pun bertanya pada Keong yang tengah serius fokus pandangan ke depan.

“Keong, kalau belok kiri tuh jalan ke mana?” tanya gue.

Keong menjawab sekenanya, “Jalan ke UPN.”

“Lewat sana yuk,” ajak gue.

“Jalannya sempit, gue juga nggak apal. Jangan aneh-aneh deh. Pulang lewat jalan biasa aja,” begitu katanya.

Gue langsung cemberut! Gue udah mikir pasti Keong nggak mau ambil resiko lewat jalan yang dia nggak apal. Apalagi dia kan penakut.

“Cemen loe!” kata gue.

“Heh! Lupita! Loe jangan aneh-aneh kenapa sih. Tissue-nya mana?” dia meminta tissue ke gue.

Gue melempar satu box tissue ke pangkuannya, “Ambil aja sendiri. Buat apa punya tangan kalau nggak di pake!” gue ketus.

“Jambret!!!” umpat Keong sambil mencubit lengan gue.

“Sakit goblooooooook!!!” gue memukul kepalanya pakai botol aqua.

“Aduh!!” dia mengusap kepalanya.

Keong pun emosi, “Kenapa sih loe?!” tanyanya marah.

Gue menatapnya, “Gue pengen lewat jalan itu.”

“Tapi gue nggak apal. Gimana kalau nyasar?” dia mencoba berargumen.

“Alaaaaaah, gitu aja nyasar. Penakut banget sih loe! Nggak balakan deh. Secara jalan raya itu biasanya lurus-lurus aja. Pasti kan ada penunjuk jalannya. Ayuk ta, Mas Yongki. Lewat jalan itu. Plis…plis…plis….” Gue memohon.

Keong diem lama, kayaknya mikir-mikir, “Ntar malem beliin gue nasi goreng jawa,” katanya kemudian.

Gue langsung sumringah, “Iya-iya. Gue beliin dah. Iiiiih, Mas Yongki cakep deeeeeh.”

“Dua bungkus,” dia menambahkan.

“Kemaruk banget sih loe. Sakit perut baru tau rasa loe!”

Sepuluh menit kemudian.

“Belok mana, Lupita?” tanya Keong saat ada perempatan.

Gue dengan enteng menjawab, “Kiri,” padahal aslinya gue belum pernah lewat jalan itu. Gue cuma mikir, rumah gue ada di sebelah utara jadi pasti beloknya ke kiri secara kami dari arah barat.

“Yakin loe?” tanya Keong.

“Iya, cerewet.”

Lima menit berikutnya.

“Yakin loe ini jalan yang bener?” tanya Keong, dia udah mulai panik.

“Iya, gue yakin. Udah deh, loe injak pedal gas terus. Nanti pasti nyampek,” ucap gue enteng. Secara saat itu gue lagi menghayati karaoke lagunya Tompi yang Lulu dan Siti.

Nggak lebih dari dua menit kemudian.
Keong berhenti di pinggir jalan yang bener-bener sepi. Nggak ada mobil laen yang bersliweran.

“Lho, kok berhenti?” tanya gue polos.

Keong udah keringetan, pucet kayak orang mati, padahal ACnya gede banget, “Kita nyasar!”
Barulah gue memantau medan dan bener apa kata Keong. Kami NYASAR. (Huahahaha….kalo inget kejadian itu gue bener-bener sakit perut saking ketawa nggak berhenti-berhenti. Kok bisa ya gue begooooooo go go go kayak gitu?)

Gue dan Keong sepertinya nyasar ke planet Mars. Sepiiiii banget jalannya. Mana waktu itu udah hampir tenggelam mata harinya. Pokoknya jalanan itu sepiiiiii banget. Di kanan kiri jalan cuma ada alang-alang. Entahlah, kok bisa Keong nyetir sampai situ (mungkin sumber semua ketololan ini adalah gue).

“Eh, eh, eh, mau kemana loe?” tanya gue panik ketika tiba-tiba Keong melepas seat belt dan buka pintu mobil.

“Tanya ke orang,” ucap dia singkat. Kayaknya sih dia kesel soalnya gara-gara ngabulin keinginan gue, kami nyasar.

“Keong,” gue langsung memelas, “Ntar kalau gue diculik robot gedek gimana?”

Dia langsung emosi, “Mana ada robot gedek di sini?! Jangan aneh-aneh deh. Udah, loe duduk diem di situ. Jangan keluar. Oke?”

“Iya deh,” gue ngerasa bersalah juga.

Selama ditinggal Keong, gue cuma tolah-toleh ke kanan kiri jalan. Begitu ada sesuatu yang aneh dari alang-alang di pinggir jalan, cepet-cepet gue buang muka dan ngegedein volume tape. Gue takut banget, gila. Gue udah ngebayangin ada pocongan muncul dari semak-semak dan nyamperin gue. Hiiiyyyyy…..

Keong pun akhirnya kembali. Rasanya seperti seabad. Kalau nggak inget dia sepupu gue, udah gue cium tuh orang. Bener-bener nightmare deh di tinggal sendirian di tempat sepi dan nyeremin kayak gitu.

“Gimana?” tanya gue takut-takut (soalnya Keong kalau ngamuk tuh nakutin banget. Gue aja pernah nggak diajak ngomong selama 6 bulan gara-gara ember ke ceweknya kalau dia selingkuh).

“Kita salah belok. Mestinya kita lurus aja. Soalnya kalau belok ke sini nanti nyampenya ke kuburan,” katanya sambil masukin gigi.

“APA?! Kuburan?!” muka gue langsung biru saking pucetnya.

Setelah kejadian itu gue janji sama diri gue sendiri. Gue nggak akan aneh-aneh kalau milih jalan. Takut nyasar kayak gini lagi. Iya kalau nyasarnya ke Mall. Kalau ke kuburan kayak gini gimana? Bisa panjang urusannya!!

kembali ke atas

Rabu, Agustus 08, 2007 @ 8:53 PM

The Boune Ultimatum

Akhirnya keluar juga penutup trilogy ‘Boune’. Film ini memang udah gue tunggu-tunggu secara gue adalah ‘big fans’nya Matt Damon. Gue udah nggak sabar untuk nonton kisah penutup trilogy ini di bioskop. Tapi sayang, keinginan gue harus ditunda karena ternyata rilis di US sama di Indonesia beda.
Kalau di US hari ini yaitu tanggal 3 Agustus tapi kalau di Indonesia baru rilis tanggal 10 Agustus. Yaaaaah, nunggu lagi deh. Padahal gue udah ngerencanain nonton ini dari jauh-jauh hari. Yang ada di pikiran gue saat itu adalah ‘gue mau refreshing sehabis digempur 3 ujian dalam sehari dengan nonton Matt Damon’. Tapiiii....ternyata gue nggak seberuntung yang gue kira.
Jadwalnya mundur dan gue harus gigit jari. Secara sekarang gue udah paneng berat. Gue prustasi. Masak, tadi pagi aja gue keliru buang buah pisang ke tempat sampah dan hampir ngegigit kulit pisangnya???!
Berarti besok tanggal 10 agustus gue kudu nyamperin GM. Siapa hayo yang mau nemenin gue nonton???
Oiya, habis gini gue mau nonton behind the scene-nya The Bourne Ultimatum. Kebetulan tadi nggak sengaja gue lihat iklannya di Cinemax. Katanya sih cuma jaringan HBO yang punya kesempatan untuk menilik proses dibalik pembuatan film ini.
Yaaaah, beginilah susahnya jadi ‘single’. Malem minggu harus spent all of the night alone. Sebenernya gue tadi diajak Yongki keluar jalan-jalan. Mungkin ke GM atau ke BasRa. Tapi males gue secara gue lagi bokek. Alasan kedua adalah “I’ve a date with E”. Apalagi kalau bukan Entourage. Gue bener-bener berat untuk ninggalin serial ini walaupun hanya untuk satu episode aja. Jadi siapa yang pengen nemenin gue nonton Entourage???

kembali ke atas

@ 8:50 PM

Matt Damon Ternyata Udah Punya Bini

Gue adalah orang terbego se-Indonesia Raya dan gue akui itu. Gimana nggak bego kalau ‘real fact’ kayak diatas gue nggak tau???! Gue kira Matt Damon itu single. Yah, paling enggak punya tunangan atau teman kencan lah. Tapi sodara-sodara, ia ternyata udah merit.
Bener-bener hancur hati gue! Kenapa ya semua orang yang gue sukai udah punya pasangan?! Kemarin Kevin Connolly, trus kapan dulu gue mergokin kalau gebetan gue di kampus udah punya gandengan, dan sekarang gue baru tau kalau Matt Damon udah kawin.
Atau guenya yang nggak up-date ya? Masak kabar kayak gini aja gue nggak tau?! Yang bikin hati gue tambah hancur itu ternyata istrinya Matt yang bernama Luciana itu nggak ada cantik-cantiknya. Cantikan gue malah (narsis tingkat tinggi akibat patah hati).
Gue males buat inputin fotonya di blog gue, sebaiknya blogger cari sendiri ke search engine aja deh. Kata kuncinya ‘Luciana Barroso’. Tuh kan, dari namanya aja aneh banget. Yang buat gue kesel setengah idup itu ternyata Luciana itu hanyalah seorang bartender di Miami sono. Matt bertemu dengannya ketika syuting film Stuck On You sekitar tahun 2003 dan mereka pacaran sampai 2006 sebelum mengikrarkan janji pernikahan.
Hiks…hiks….hiks…sedih gue.
Peristiwa kebongkarnya status Matt ini bisa dibilang nggak sengaja. Kemarin kan gue udah bilang mau nonton Behind the Scene-nya The Bourne Ultimatum di Cinemax, nah, di situlah semuanya kebongkar.
Saat diwawancarai mengenai usaha apa yang dilakukan Matt untuk totalitas di film ini dia menjawab gini, “Setiap malam aku selalu menghabiskan waktuku bermain bersama bayiku. Yeah, sekarang aku punya bayi perempuan berumur tiga bulan. Karena itu saat datang ke lokasi syuting wajahku pasti kusut bukan main karena kurang tidur tapi Sutradara justru menyukainya karena di film ini aku harus terlihat berantakan,” lalu dia ketawa.
For a moment I’m shock, really shock…
Gue melongo dan bersikap kayak orang bego. “Apa?! Matt Damon udah punya bayi?!” ucap gue saat itu.
Nggak buang waktu, gue langsung ambil notebook, tancepin kabel telpon ke notebook dan surfing ke search engine. Dan hasil yang gue dapat bener-bener mencengangkan!!! Matt ternyata telah mempunyai seorang bayi perempuan yang dikasih nama Isabella. Lebih dari itu, ternyata dia telah menikah dengan seorang janda beranak satu.
Oh God! Its must be kidding?!
Lalu gue buka wikipedia tentang Matt dan menemukan fakta bahwa Matt telah menikah dengan Luciana yang sebelumnya hanyalah seorang bartender di Miami sekitar Maret 2006 dengan pernikahan privat dan hanya dihadiri beberapa teman dan saudara dekat.
Owww…its very sweat…
Andaikan yang dikawinin itu gue (I wish I could).
Matt Damon yang seorang super star in Hollywood rela kawin sama seorang bartender yang sudah punya anak dari perkawinan sebelumnya dan bersedia jadi stepfather-nya?! Gue rasa Matt Damon itu dipelet sama wanita bernama Luciana.
Coba cek deh di search engine, lihat foto Matt dan Luciana. Bener-bener nggak serasi, masih serasian sama gue! (Mohon maklumnya, soalnya yang ngetik ini lagi super patah hati karena menyadari bahwa semua gebetannya udah sold-out)
But I think the show must goon and I have a really wonderful live. Memang sih ini semua bikin gue patah hati namun di luaran sono masih banyak cowok-cowok single yang lucu-lucu. Apalagi Danny belum kawin jadi kemungkinan bisa jadi istrinya terbuka lebar buat gue….hahahaha…yeah, walaupun hanya dalam mimpi…
Kasian banget deh gue ini….

kembali ke atas

@ 8:48 PM

mY fUNNY sENIOR

Huaaaaaaaaaagh!!!! Rasanya kepala gue mau pecah. Gue benar-benar hilang ingatan. Seharian ini gue dihadapkan pada tiga ujian. Tiga. Tiga. TIGA. T I G A…
Pertama, gue ujian ALK (analisis laporan keuangan), lalu AKL II (akuntansi keuangan lanjutan II), dan yang terakhir ujian MP (manajemen pemasaran).

Woooow….gue bener-bener kagum pada daya tahan otak gue, gue sampai berpikir, “Ih, gue tahan banting banget yah. Padahal harusnya gue udah gila sepulang dari kampus.”
Tapi nggak sepenuhnya itu salah karena sekarang kalau jalan rasanya gue mabuk laut. Ngleyang kiri, ngeyang kanan.

But I’m not really desperate cause I was meet my ‘funny’ senior this morning.

Yaaaah, nggak dipungkiri lagi kan kalau di kampus gue banyak cowok lucu. Salah satunya senior gue ini. Anaknya lucu banget. Bukan karena ahli ngebanyol tapi gue sering pakai kata ‘lucu’ untuk hal-hal yang gue anggap menarik.
Contohnya : Shiro (my lovely Persian cat) yang pose tidurnya kayak bintang laut, nggelepar-nggelepar lucu gitu, gue anggap lucu.

Senior gue ini sering banget sekelas sama gue (ngulang ya, Mas?), anaknya pendiem sih, jarang heboh sendiri sama temennya (kayak kebiasaannya Ucak kalau ngomongin bokep), dan sepenglihatan gue dia terhindar dari sindrom mata keranjang yang belakangan ini digandrungi gebetan-gebetan gue.

I like this guy. He is cute. And I like his habit…

kembali ke atas

@ 8:38 PM

I LOVE YOU, E

Mungkin nggak usah ditanyain lagi kalau gue jatuh cinta sama salah satu tokoh di serial Entourage. Eric Murphy (a.k.a E). Gue bener-bener kesengsem sama cowok ini. Semakin lama gue ngikutin alur cerita serial ini, gue tambah kagum sama dia. Daniel Pedrosa, hati-hati ada saingan baru nih...

Eric (waaah, jadi gimana gitu kalau gue ngomongin pakai nick seperti ini, lebih baik gue panggil dia E (baca: i) aja ya) sekarang udah punya pacar baru setelah dikhianati oleh Si Kirsten biadap itu. Gue agak gimanaaaaa gitu saat E mulai jatuh cinta lagi. Tapi gue bisa nerima kok, lagi pula itu kan cuma akting (gue cuma ngefans aja kok sama tokohnya). Alasannya, E jatuh cinta pada wanita yang tepat.

Namanya Sloan. Dia anaknya Terrence. Terrence itu partner bisnisnya Ari Gold namun Ari belakangan punya masalah serius dengan Terrence hingga ia dipecat.
Sloan punya prinsip tegas soal memilih pasangan. “Aku tidak ingin punya pacar seorang artis,” katanya tegas saat Vince mencoba merayunya karena ternyata Vince juga kagum sama cewek satu ini.

Sloan sebenernya punya wajah latin yang khas. Mirip-mirip sama Penelope Cruz. Singkatnya, dia cantik, pintar, dan mendukung karir E sebagai manajer sekaligus ‘close friend’-nya Vince. Sloan tidak pernah bosan mendengarkan cerita-cerita E tentang Vince atau masalah yang terjadi pada persahabatan mereka. Dia selalu menjadi pendengar yang baik dan memberi dukungan penuh pada E. Gue suka tipe cewek kayak gini.

Yang bikin gue ngiri tentang relationship mereka berdua adalah saat melihat E memeluk Sloan waktu mereka bangun pagi hari (karena kadang-kadang E tidur di rumah Sloan). Waktu ngelihatnya kok gue nangkep kesan kalau E itu sayang banget sama Sloan. Lalu sebelum E bangun dari tempat tidur, ia menyempatkan untuk mencium pipi Sloan lalu beranjak dari tempat tidur pelan-pelan agar Sloan tidak terbangun.

Huaaaaaaaagh!!! Gue Iriiiiiii!!! (sambil gigit jari). Gue bener-bener iri sama Sloan. Dia bener-bener disayang sama E. Dari bahasa tubuh E saat merangkul, menatap, atau mencium Sloan. Gue iri, gue iri, G U E I R I !!!!! (makanya cari pacar, Mbak!!)
Kalau udah kayak gini, ujung-ujungnya pasti gue langsung buka notebook dan mantengin foto-fotonya Danny sampai mata gue belekan.

kembali ke atas

@ 8:29 PM

A Cute Guy with Plastic Bag

Udah jadi pengetahuan umum jika gue ini pikunnya ngalah-ngalahin Eyang gue. Gara-gara pikun gue yang parah ini, gue sempat kehilangan momen sama cowok lucu. Kronologisnya, gue yang saat itu tengah ‘tepar’ gara-gara kecapekan muter-muter kelilingin mall di Malioboro (itu Matahari apa bukan?!) hanya untuk nyariin adek gue sepatu Puma yang modelnya seperti yang dipakai Anton drummernya KerisPatih.

Gue udah masuk ke Sport Station, trus ke konter khusus Puma, sampai ke stan-stan sepatu di seluruh mall itu. Bisa dibayangin dong gimana bengkaknya kaki gue, secara waktu itu pagi harinya gue baru muter-muter ke candi borobudur. Baguuuuuuuuuus!!!!
Nah, peristiwa itu terjadi (kayak berita di koran aja) di Sport Station. Saat itu gue tengah ngelurusin kaki gue yang mulai kesemutan sambil duduk-duduk di sofa tempat nyobain sepatu. Sementara adek gue masih semangat empat lima pantang menyerah mencari-cari sepatu favoritnya itu.
“Itu lho, Mbak. Sepatu yang dipakai Anton di album CD-nya yang baru,” adek gue memberi tahu pada mbak-mbak bertambang manis dan ramah saat tau kalau ada pelanggan datang tapi berubah garang kalau tau jika pelanggannya cuma mau lihat-lihat doang.
Dengan tampang sok tau, mbak-mbak itu mengangguk-angguk mengerti, “Ooooh, Antonnya Sheila On Seven ya?”
Gedubrak!!! Adek gue langsung males gitu, tapi gue yang ngedengerin langsung cekikikan sendiri sambil mijet-mijet paha gue, “Emang enak,” ucap gue pelan.
“Bukan Mbak, Antonnya KerisPatih. Pokoknya sepatunya merknya Puma warnanya orange,” jelas adek gue kemudian.
Sementara adek gue dan mbak-mbak itu menelusuri display sepatu Puma, tiba-tiba ada seseorang yang menyapa gue, “Okky ya,” terdengar suara di kuping gue.
Gue refleks menoleh ke samping dan jreng…jreng…jreng…ada malaikat kesasar!! Cowok berubuh tinggi, berkulit putih, rambutnya cepak, dan senyumnya manis banget nyapa gue. Gue beberapa saat mengalami syok hebat hanya bisa berkedip-kedip kayak kelilipan.
Gue cuma mikir, ini guenya yang gila, kena halusinasi, atau gue habis minum obat dosis tinggi???
“Okky kan?” dia mengulangi pertanyaannya lagi.
Gue sebenernya nggak tau ini cowok siapa. Boro-boro inget, ngerasa pernah kenal makhluk setampan ini pun enggak. Akhirnya karena nggak enak atau lebih tepatnya sungkan, gue dengan sotoy-nya sok akrab gitu. Yang ada di kepala gue saat itu hanyalah, “Ini cowok cakep, kasian banget kan kalau dianggurin. Libas aja dah!!!”
“Haaaaiiii,” gue sok menampilkan ekspresi ketemu temen lama gitu, “Apa kabar?”
Cowok itu sekarang senyum ke gue, wuissssss....bener-bener silau meeeeeen!!! Cakep gila! Atau kalau orang pecinan bilang, “Guanteng soro!”
“Aku baik, kamu ngapain di sini?” tanyanya ramah.
Gue mengangkat dagu ke arah adek gue yang sibuk nyari sepatu impiannya, “Tuh, nemenin adek aku cari sepatu.”
Dia ketawa, “Jauh-jauh ke Jogja cuma mau nyari sepatu? Memang di Surabaya nggak ada yang jualan yah?” dia mencoba bercanda.
Gue ikutan ketawa, “Sebenernya sih mau liburan ke sini terus adek gue minta sepatu. Yaaaa...sekalian aja dibeliin di sini. Kamu sendiri ngapain? Belanja juga ya?” tanya gue saat melihat bungkusan tas plastik bertuliskan Sport Station yang ditenteng olehnya.
Dia mengangkat tas plastiknya sambil bilang, “Cuma beli Sneaker baru. Soalnya yang lama udah bolong-bolong,” lalu dia ketawa.
Subhanallah….sumpah, guanteng banget! Gue sebenernya pengen tanya siapa namanya tapi sungkan dong secara tadi gue udah bersikap tau siapa dirinya.
Namun gue punya trik halus supaya bisa ngebongkar siapa sesungguhnya cowok ini. Gue bertanya dengan nada pengen tau tentang kegiatannya di Jogja.
“Kamu kuliah di Jogja?” tanya gue.
Dia mengangguk, “Iya, gue di UPN Jogja.”
“Oww, ambil jurusan apa?” tanya gue lagi.
“Aku sekarang di Teknik Indutri,” ceritanya. “Kamu di Unair kan?”
Gue kaget setengah kehilangan nyawa, kok dia bisa tau yah, “Kok tau?” pancing gue.
“Ya tau lah. Kamu akuntansi kan?” katanya lagi.
Wow, I’ve a secret admirer now….
Gue sok terkesan, “Hebat, kok bisa tau sih?”
“Ada deh, trus kapan mau balik ke Surabaya?”
Gue mikir sebentar, “Kayaknya besok udah jalan ke Semarang deh. Soalnya ada urusan keluarga di sana gitu,” kata gue.
“Yaaaah, sayang deh. Padahal kalau lamaan dikit kan bisa jalan-jalan bareng,” ucapnya dengan nada kecewa gitu.
See??? Its not just dream comes true but I think the God was granting my wish. He wants to make a date with me!! Wow, it’s wonderful. A cute guy with a plastic bag in front of me wants to hangout with me. Miracle really is.
“Bot (panggilan buat gue kalau di rumah), nggak ada tuh sepatunya,” tiba-tiba adek gue nyelonong masuk ke pembicaraan menyenangkan ini, “Kita beli di GM aja deh,” ucapnya dengan emosi tingkat tinggi.
“Adek kamu?” tanya cowok itu sambil memerhatikan adek gue yang berjalan terburu-buru keluar toko.
“Iya, aduh kayaknya aku harus duluan deh. Pasti adek aku penyakit ngambekannya kumat lagi. Sori ya,” ucap gue terburu-buru. Namun fisik gue nggak mau pergi dari tempat itu.
“Oke, da-da,” katanya sambil melambai pada gue.
Gue berjalan keluar toko sambil nengok terus ke belakang hanya untuk memastikan cowok itu benar-benar ada (tidak menghilang kemudian).
Baru sesampainya di hotel tempat gue menginap gue menyadari sesuatu.
“Gobloooooook!!!” umpat gue sambil menepuk keras jidat gue, “Kenapa nggak tanya berapa nomor henponnya?! Kali aja gue ada jodoh sama dia.”
Oke, bagi temen-temen gue yang mengetahui siapa cowok ini, tolong dengan sangat beritahu ke gue yaaaa...soalnya gue penasaran banget dengan ini cowok. Cowok ini bener-bener bikin gue nggak bisa tidur dan nggak doyan makan (apa bener?).

kembali ke atas

@ 8:20 PM

Eric Murphy (Kevin Connolly)



Hancur hatiku…mengenang dikau…menjadi keping-keping…di saat mengetahui kau tlah berdua… (lagunya Dewa yang seenaknya gue improvisasi gara-gara suasana hati gue yang sedang buruk).

Patah hati lagi deh. Ternyata sodara-sodara, Eric udah nggak single lagi. Dalam kehidupan nyata ternyata Eric Murphy nggak seapes pengalaman cintanya dalam Entourage. Ternyata dia pernah pacaran sama Nicky Hilton, adeknya Socialita nomor satu di LA Paris Hilton. Hiks…hiks…kebanting abis-abisan nih.

Tapi kenapa ya Nicky mau pacaran sama Kevin yang secara fisik lebih pendek dari dia?? Apa karena saat ini dia lagi booming-boomingnya dengan serialnya?? Atau Kevin yang kelewat bodoh bisa dimanfaatin oleh Nicky?! Entah, gue juga bingung. Namun yang pasti mereka pacaran hampir dua tahun. Bayangin!! Dua tahun!! Bukan waktu yang singkat juga, kan?!

Untungnya awal tahun 2006 kemaren mereka putus (gue langsung ngadain selamatan masal, tiga hari tiga malem). Gue yang berbunga-bunga karena idola gue tidak membagi hatinya pada cewek lain, harus rela menelan pahitnya air tuba karena nggak lama kemudian Kevin kepergok paparazzi lagi jalan bareng Hayle Duff, itutuh kakaknya Hillary Duff.

Kok gue nangkep kesan kalau Kevin tuh seneng macarin saudara kandung seleb terkenal yah?! Apa dia memang punya misi tersendiri dibalik relationshipnya itu? Untuk mendongkrak kepopulerannya mungkin?

Yah, secara bener atau enggak itu urusannya Si Kevin toh dia kok yang ngejalanin semuanya. Yang penting buat gue dia tetap jadi Eric Murphy (a.k.a E) yang punya pemikiran kedepan tentang suatu hal dan memutuskan semuanya dengan akal sehat. “Vince, loe nggak akan menjadi new star seperti ini tanpa Eric, the Pizza Boy!!!”

kembali ke atas

Profile



Aluna Soenarto

22 female

Surabaya, East Java, Indonesia

Accounting 2005, Airlangga University


My Masterpiece



kalau pengen tau cuplikan ceritanya




Pingbox


Tagboard




Tweetz



Links



Credits

Layout by: LastSmile(: