♥ Kantung Ajaibku ♥
Minggu, September 30, 2007 @ 9:20 PM

CINTA BEGO

Keadaan gue sekarang tidaklah baik. Gue mengalami yang namanya kram perut, kram mulut, dan kram lidah. Gara-garanya gue baca bukunya Radith yang baru. Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa. Gue ketawa seharian sampai-sampai dikira gila beneran sama orang rumah.

Gara-gara baca buku ini, gue jadi meninggalkan aktivitas rutin gue yang belakangan ini sering gue lakuin saat bulan puasa. Duduk di meja makan dengan es buah yang titik-titik esnya mengembun di kaca gelas. Sambil ngiler-ngiler melihat keindahan gorengan yang tersaji di bawah kerudung saji. (Biasanya gue ngelakuin kebiasaan ini tepat pada jam lima sore dengan ditemani seorang partner yang begitu setia. Keong).

Gue tadi lupa buka puasa saking dalemnya baca bukunya Radith. Gue baru dipanggil-panggil sama Mbak Lusi buat buka karena ngira gue udah gantung diri karena nggak tahan kehausan.

Harusnya dengan umur yang sebanyak ini, gue malu dengan kebiasaan ini. Masak puasa aja kayak anak TK. Kalau siang-siang terik sering bilang, “Aku lapeeeeeeer,” dengan gaya manja abiez gitu. Untung aja korban gue (baca: Eben) cuma mesem-mesem aja dan bilang dengan enteng, “Tuh, makan aja rumput di taman. Itung-itung bantuin kerjaannya si bibik buat motongin rumput.”

Radith emang kocak banget. Terbukti dengan laris manisnya buku-bukunya di pasaran. Mulai Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus, ampe yang paling gres Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa. Gara-gara dia juga, gue jadi keinspirasi buat bikin blog. Sebenernya gue udah lama terjun ke dunia ngeblong-mengeblog ini.

Sebelum Kantung Ajaibku ini, gue juga punya satu blog lagi. Tapi demi kebaikan para pembaca blog gue (soalnya bisa bikin orang kena radang otak kalau dibaca) sebaiknya nggak gue jabarin blog yang ‘laknat dan terkutuk’ itu. Karena isinya benar-benar memalukan. Bukan bokep loh, tapi banyak story line tentang seseorang-yang-namanya-haram-untuk-disebut. Dan di blog yang lama itu juga gue pernah ngungkapin cinta. Waaaah, sangat memalukan sekali!!!! Gue ternyata kampungan sekali!!!

Mulai hari ini gue punya aktivitas baru. RAPAT!!! Waaah, ternyata sekarang ada juga orang yang memercayakan gue untuk ikut andil dalam suatu kegiatan *meneteskan air mata*. Gue keterima di WEBS. WEBS itu salah satu jenis UKM di kampus gue. Bidangnya sih ke arah entrepreneur gitu. Jadi di situ kita itu diarahin supaya bisa jadi pengusaha yang sukses.

Aslinya, gue itu nggak tau apa-apa tentang UKM ini secara UKM ini masih baru. Tapi karena bujukan Rina, temen gue di kampus. Maka karena gue orangnya baik hati, ramah tamah, dan enggak sombong kalau lagi duitnya banyak, gue merelakan diri jadi sukarelawan untuk nemenin Rina daftar.

Ternyata WEBS ini agak jual mahal, terbukti sebelum masuk ke dalam organisasi ini, para pendaftarnya kudu menjalanin yang namanya tes tulis. Bener-bener ngalah-ngalahin SPMB. Gue dengan asal-asalan aja ngisi tes tulis itu. Untungnya tes tulis itu berbentuk psiko tes. Jadinya nggak butuh kemampuan mikir (andai tes SPMB kayak gitu, pasti banyak orang yang seneng!).
Lucunya itu di akhir sesi tes, ada pertanyaan unik kayak gini:

Bayangkan dirimu tengah berada di sebuah padang pasir bersama seekor Onta (kenapa harus Onta ya hewannya?! Kenapa nggak berang-berang atau kecebong gitu?!). selama beberapa hari kamu telah berjalan bersama si Onta ini namun tak jua menemukan jalan keluar dari padang pasir yang nampaknya nggak berujung ini. Hal apa yang akan kamu katakan pada Si Onta???

Saat ngebaca pertanyaan itu, gue ketawa kecil. Iiiih, gue bingung deh! Kenapa ya gue itu kok gampang banget ketawa dengan hal kecil kayak gini. Apalagi tadi pas di Gramedia. Gue sempat ketawa-ketawa gitu pas lagi baca sinopsisnya komik-komik dan saat gue melihat ke sekeliling, banyak orang yang merhatiin gue. Gue malu banget, gila! Dikira gue udah sinting atau baru lulus dari RSJ.

Lalu masih dengan gaya sotoy abis, gue jawab gini:
Aku akan mengelus-elus leher si Onta (Sambil ngebayangin seseorang-yang-namanya-haram-untuk-disebut) dan berkata, “Wahai Onta, mungkin saja kita berdua tidak akan lolos dari padang gurun yang maha luas ini. Namun percayalah, di depan sana ada oase yang tengah menunggu kita. Setidaknya kita tidak mati konyol karena kelaparan.

Bener-bener jawaban yang filosofis banget (iya nggak sih?!). Gue sering ketawa sendiri kalau inget ucapan gue untuk temen-temen gue saat mereka sedang minta advice dari gue (wrong place kayaknya). Contoh kasus sih waktu Si Nova Poo curhat ke gue tentang gimana biadapnya Keong memperlakukan dirinya. Dengan sok bijaksana gue bilang gini:

Apa kamu yakin itu cinta??? *gue bertanya dengan nada seorang yang bijak* Cinta itu tidak akan membuat seseorang menyakiti pasangannya. *bilang gitu dengan tampang serius padahal aslinya udah pengen boker*

Gue sendiri juga bingung tentang definisi cinta. Seperti kasus Nova contohnya. Walaupun dia disakiti seperti apa, dia tetap aja cinta setengah mampus sama Keong keblung *mungkin karena nggak ada cowok laen yang punya jidat selebar lapangan bola, kali ya?!*

Lalu, apakah feeling gue sama seseorang-yang-namanya-haram-untuk-disebut itu masih bisa dikategorikan dalam cinta??? Kalau iya, berarti itu CINTA BEGO.

kembali ke atas

@ 9:16 PM

Lapeeeeeeeer

Ada tangan yang menggapai-gapai kasur, kemudian muncul kepala dari bawah kasur disertai rambut panjang (mirip adegan hantun di film The Ring waktu keluar sumur). Tak lama kemudian muncul wajah cewek dengan lidah melet-melet dan mata merem-melek!!!

Sayangnya dengan hati yang pilu harus gue akui kalau cewek itu gue. Gue yang lagi sakarotul maut gara-gara kelaperan setengah mati di tengah terik matahari Surabaya yang begitu sayang sama kulit sampai rela ngasih bonus untuk nambah temperaturnya.

GUE LAPEEEEEEEEER!!!

Apalagi tadi habis lihat Pak Bondan *Setan paling ditakuti orang-orang selama bulan puasa* lagi makan beraneka makanan yang bikin lidah gue melet tambah panjang. Kenapa sih Trans TV kok masih nanyangin acara makan-makan pas tengah hari bolong?? Saat bensin gue udah mendekati E *empty*.

Kalau udah lemes kayak kangkung gini biasanya gue langsung buka kulkas dan stand by di depannya. Sambil menikmati sejuknya udara kulkas juga sambil menikmati pemandangan indah. Kuah es buah yang baru dibikin Mbak Lusi terlihat begitu menggoda. Dengan buah leci, rambutan, serta nata de coco yang mengapung-apung bahagia. Seolah memanggil-manggil kita untuk segera menikmati mereka.

*Lirik ke rak di atas* Mata gue langsung mengerjap-ngerjap saat melihatnya. Sekumpulan jeruk mandarin yang berwarna oranye mengkilap dan bulat-bulat membuat gue menelan ludah. GLUP!!!

Gue terpana, mulut menganga lebar menyaksikan keajaiban makanan-makanan itu. Dengan bersemangat gue menutup kulkas dan melirik ke jam dinding. Namun langsung lemas ketika melihat jarum jam masih aja nangkring di angka satu.

Huaaaaaaagh!!! Masih empat jam lebih untuk menikmati makhluk-makhluk di dalam sini.

Oke-oke-oke!! Dari pada dosa atau malah batal puasanya lebih baik gue cerita tentang sesuatu. Cerita ini di dasarkan pada kisah nyata. Tidak diada-ada namun sepertinya maksa.
Begini ceritanya:

Di jaman dahulu kala hiduplah seorang anak manusia bernama aLuNa. Semenjak bayi anak itu udah menunjukkan tanda-tanda abnormal seperti suka makan beling, suka ngerokotin batu bata, dan minum minyak tanah *dikira gue ini kuda lumping?!*

aLuNa adalah anak yang manis, baik hati, suka menolong, murah senyum, gampang ketawa *sampai dikira gila*, dambaan setiap pria, dan berhati mulia *kok kayak iklan*.

Suatu hari Keong berkunjung ke rumahnya.

Keong: Lun, Lun, Lun!!! *manggil-manggil dengan semangat* untung aja bukan Tung, Tung, Tung!!! Soalnya bisa dikira Lutung.

aLuNa: *dengan riang gembira keluar rumah dan menyambut temannya* Hai, Keong!

Keong: Maen yuk

aLuNa: *menatap wajah Keong dengan ekspresi aneh*

Keong: Kenapa? *bingung karena diliatin kayak habis nyuri ayam*

aLuNa: Kamu beli topeng di mana?? *tanya penasaran*

Keong: Topeng?? *confused*

aLuNa: Iya, yang kamu pakai itu *sambil nunjuk ke muka Keong*

Keong: *meraba wajah dengan bingung* Aku nggak pakai topeng

aLuNa: Iiiih, lucu banget topengnya. Jidatnya lebaaaaaaaaar kayak lapangan sepak bola *berkata lugu*

Keong: *bete* Ini mah, muka gue, Bego!!!

kembali ke atas

@ 9:10 PM

Mamaku yang Ajaib

aLuNa kecil yang baru pulang sekolah terburu-buru masuk rumah bahkan sebelum sepatunya di copot. Anak kecil, mungil, bengil, dan meringkil itu celingak-celinguk mencari sesuatu. Brak-bruk-brak-bruk!! Terdengar suara sepatunya menggema di ruangan.

Lalu saat di teras belakang, dia menghentikan pencarian. Wajahnya berubah gembira, senyuman pun tersungging di wajah bengilnya. Sepertinya dia sudah menemukan apa yang dicarinya.

aLuNa: Mamaaaaaaaaa *dengan histeris*

Mama: *menoleh sekilas lalu melengos lagi ke tanaman Gelombang Cinta yang belakangan ini digandrungi olehnya bahkan Papa pun mulai jadi nomor dua gara-gara tanaman yang punya nama aneh ini*

aLuNa: *memamerkan kertas ulangan dengan angka 85 yang ditulis dengan spidol merah dan disertai bulatan untuk membingkai angka itu*

Mama: *kening berkerut* Kok cuma 85?? *tanya dengan nada enteng*

aLuNa: Iiih, mama gimana sih. Ini tuh nilai tertinggi di kelas Luna. Temen-temen Luna laennya cuma dapet lima puluh, paling banter enam puluh tujuh. Tapi lihaaaaat *pamer dengan bangga* Luna dapet 85.

Mama: Ooooh *dengan cueknya*

aLuNa: Gitu doang? *bengong dengan sambutan mamanya yang kurang heboh, harusnya ada selamatan masal untuk menandai keberhasilannya ini*

Mama: Pertahanin ya, kalau bisa dapet 100

aLuNa: *tambah lemes*

Mama: Puput dapet berapa? *tiba-tiba Mama menghentikan kegiatan semprot-menyemprotnya dan mulai serius dalam pembicaraan ini*

Perlu diketahui saudara-saudara sekalian, sebangsa dan setanah air, Indonesia Raya!! Merdeka!! Maju terus pantang mundur!!! Haleloya!!!

Puput, yang bernama lengkap Mietha Ferdiana Putri itu adalah momok terbesar bagi murid-murid SD Mangkujayan 1 angkatan gue. Selain selalu jadi langganan juara 1 mulai dari kelas satu, dia juga mendapat perhatian khusus dari ortu gue. Padahal mereka adalah orang asing namun sebegitu perhatiannya sama Puput.


Contoh kasus:
Waktu kelas empat esde, gue bahagiaaaaa banget karena dapat nilai tertinggi waktu THB pelajaran IPA. Gue udah jingkat-jingkat kesenengan dan mengabarkan berita bahagia ini sama nyokap. Tapi apa kata nyokap???

Dia bilang gini, “Mama denger Puput malah dapat nilai tertinggi di seluruh mata pelajaran?”

Dueeeeeeeeng!!! Bener-bener kayak ditimpuk pakai panci. Dan entah bagaimana, gue dan teman-teman seangkatan yang ternyata juga mempunyai masalah sama kayak gue *orangtua mereka membanggakan Puput* mulai bermain musuh dalam selimut dengan Puput.

Di depan Puput aja sok manis dan cari muka, padahal aslinya cuma pengen dapet contekan saat ulangan harian. Wakakakakak….

Balik lagi ke nyokap yang hobi sama Gelombang Cinta…

aLuNa: Puput nggak sekelas sama Luna, tapi denger-denger sih dia baru juara Lomba Olimpiade se-Kabupaten.

Mama: Harusnya kamu kayak Puput dong. Udah pinter, nurut sama orang tua, sholatnya rajin, kalau disuruh ngaji langsung mau, dan nggak kayak kamu. Dapet nilai 85 aja pasti nanti minta hadiah sama Papa, iya kan?

aLuNa: *membrengut, langsung balik badan, dan mikir kenapa tadi ngomongin soal Puput*

Yaaaah, Puput memang dambaan bagi banyak orang tua. Puput-puput, andaikan loe jadi anak nyokap gue, apa nyokap gue bakalan ninggalin Gelombang Cintanya dan bikinin loe pudding sebagai hadiah???

kembali ke atas

@ 8:05 PM

Little Bit 'bout Me 2

**Nine last things you did**

Last place you were: rumah

Last cigarette: nggak pernah ngerokok gue, kalau nafsu pengen ngerokok sih ada tapi nggak jadi-jadi.

Last meal: sahur tadi pagi: ayam goreng, mie kuah, sama telor ceplok

Last movie watched: Scary Movie 4

Last Phone call: Papa

Last CD played: mp3 di winamp notebook

Last Bubble bath: kapan ya? Udah lama banget. Kayaknya pas ke Sheraton sama Papa lima tahun lalu deh *bingung*

Last time you cried: tanggal 9 september kemaren

last alcohol drink: gile aje! Rusak-rusak gini gue nggak pernah namanya mabok-mabokan kecuali pake alkohol buat ngobatin luka.


**Eight have you evers**


have you ever dated someone twice
: hehehe, pernah.

have you been cheated on: ya kadang-kadang, habis terdesak keadaan sih.

have you ever kissed someone: pernah, bokap, adek gue, boneka babi pink gue, boneka spongebob gue.

have you ever kissed someone regret: kagak

have you fallen in love: ya iyaaaaaalah *ngomong ala Indi Barendz*

have you ever lost someone: berkali-kali

have you ever been depressed: ya pernah lah, btw, siapa sih yang bikin kuisioner aneh kayak gini?

have you ever eat a life animal: pernah, waktu itu ada semut nyemplung ke es sirop gue dan gue terlambat nyadarinnya. Jadi….ketelen deeeeh *pipi merona*


**seven branded things**


shoes: Converse, Marie Claire, Gosh, Nevada, St. Yves, North Star.

bags: Gosh, Export, ID Girl

shirt: Polo, Nevada, Roxy, Joger, Giordano

make up: Revlon, Oriflame, Pigeons, Pond’s

jeans: Exit, Levis, Giordano, Graphis

coffee: Ice float-nya Coffee Corner (btw, itu ada kopinya nggak sih?)

glasses: mata gue nggak cadok


**six things you did in the past four days**

1. Malem minggu kemaren tidur di rumah Eyang

2. Ngerjain tugas kelompok PPP yang bikin emosi jiwa

3. Baca komik judulnya Love Hina

4. Rujuk lagi sama Danny (hahahaha…akhirnya!!)

5. Ganti templates blog sama nambahin shoutbox *senangnyaaaaa*

6. Bikin resume Akuntansi Manajemen (tapi sampai separuh udah menyerah, hahaha…)

**five things on your mind right now**

1. Berencana bolos kuliah karena terjangkit virus ‘pemalas’

2. Ulang tahun Danny besok tanggal 29 september

3. Lebaran beli baju model gimana yaaa?

4. Gimana caranya supaya gue bisa teleport kayak Hiro?

5. Kenapa LCD notebook bisa nyala yaa? *bengong*


**four people you can tell pretty much anything**

1. Mama

2. Gue

3. Gue

4. Gue (hahahaha…narsis tingkat tinggi)

**Three favorite colors**

1. Baby pink

2. Putih

3. Hitam

**two things you want to do before you die**

1. Qatam al-quran, soalnya gue tuh susaaaah banget kalau disuruh ngaji. Mungkin aja bokap gue harus nyediain golok supaya gue mau buka al-quran. Hahaha…

2. Menikah sama orang yang gue cintai *mata berbinar*


**one goal for this year**

Gue kepingin novel dan cerpen-cerpen gue dibaca sejuta umat. Mau itu lewat penerbit atau on-line. Jadi tunggu aja ya, gue bakalan on-line-in semua hasil karya gue di blog.

kembali ke atas

@ 8:02 PM

Honey and Clover

Hal yang menyenangkan hati banyak sekali bahkan kalau kita bermimpi. Sekarang ganti baju agar menarik hati ayoooo…kita mencari temaaaaaaaan….. (opening song Chibi Maruko Chan).

Lagu yang belakangan ini jadi jigle khas gue. Di mana pun dan kapan pun, gue pasti nyanyiin dengan gaya sotoy abiiiiiiz. Entah kenapa, belakangan ini gue seneng banget nyanyiin theme songnya kartun-kartun. Sampai-sampai Eben tutup telinga karena gue selaluuuuuu aja nyanyiin lagu itu. Dan dramatisnya, cuma bait diatas itu karena gue nggak apal kelanjutannya. Wakakakak…

Ngomong-ngomong soal film kartun, gue lagi demen banget ngikutin serialnya Honey and Clover. Bagus banget, gila! Jadi, H&C itu film kartun dapi bergenre drama. Nggak nyeritain kekonyolan anak TK berumur 5 tahun yang terobsesi sama celana dalam mamanya (nyindir Shinchan). Nggak juga nyeritain tentang manusia yang bisa berubah baju dalam lima detik hanya dengan pena ajaib (nyindir Sailormoon).

H&C itu bercerita tentang kehidupan anak muda Jepang yang tengah menimba ilmu di sebuah universitas Seni. Ceritanya pun nggak melulu soal seni namun lebih ke keseharian mereka. Tokohnya ada…*mikir*…berapa ya. Dijelasin aja deh biar bisa ngitungnya:



1. Takemoto: dia cowok yang kalem, pendiam, dan sering memendam masalah sendiri. Dia adalah mahasiswa tahun kedua di universitas. Dia jatuh cinta sama seorang cewek yang unik bernama Hagu. Tapi karena dia pemalu, dia hanya menyimpan perasaannya di hati saja.


2. Mayama: cowok ini sudah lulus dari universitas namun masih satu apartemen sama Takemoto. Cowok ini termasuk jenis cowok yang misterius. Dia menyukai tipe cewek yang lebih tua. Bahkan rela menolak cinta Ayumi yang cantik dan seksi demi seorag Rita yang janda dan lebih tua dari dia.



3. Morita: wah, dari semua tokoh di H&C, gue favorit banget sama dia. Dia yang selalu gue tunggu-tunggu kemunculannya. Kenapa??? Karena hidup tanpa Morita benar-benar sepi. Dia itu konyol sekali. Sepertinya nggak punya saraf malu. Namun dia amat berbakat di bidang seni. Morita juga suka dengan Hagu namun berbeda dengan Takemoto, Morita benar-benar mengekspesikan rasa cintanya pada Hagu. Walaupun secara berlebihan yang membuat Hagu takut setengah mati dengan dia. Gue kira Morita itu sedikit sinting.
Tapi walaupun tingkahnya slengekan begitu, kalau Morita serius, ya serius. Kalau ada temennya yang kesusahan pasti dia langsung turun tangan. Dia begitu baik dan peduli sama teman-temannya.
Ada satu ucapan Morita yang sampai saat ini selalu gue inget. Saat dia bilang:
“Hal yang paling menyakitkan adalah ketika kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan.”


I love you, Morita.


4. Hagu: Gue nggak apal nama panjangnya siapa. Cewek satu ini memang unik banget. Dari fisik, dia termasuk cebol karena umurnya 18 tahun namun tingginya hanya sekitar 130 cm. Namun bukan tipe cebol menjijikan yang meringkel-meringkel gitu. Hagu itu bener-bener imut. Dia punya rambut pirang panjang dan seringkali dikuncir dua. Trus pipinya chubby dan selalu kemerahan. Dia selalu pakai long dress kayak baju tidur gitu (mungkin ukurannya yang kegedean ya jadinya kelihatan kayak baju tidur. Wakakakak…).
Hagu itu keponakannya dosen seni di universitas yang namanya gue lupa. Waktu pertama kali dikenalin ke Takemoto dan Morita, langsung saja dua bocah itu kesengsem sama keimutannya Hagu. Bener-bener lucu banget nih anak.


5. Ayumi: Biasa dipanggil Ayu oleh Hagu. Dia adalah cewek dari jurusan seni tanah liat. Pokoknya bikin barang-barang dari tanah liat gitu lah. Ayu ini termasuk manis looooh. Tapi sayang, cintanya bertepuk sebelah tangan sama Mayama. Mungkin Mayama perlu nambah kaca mata ya supaya bisa ngebedain kecantikan Rika sama Ayu. Ayu ini termasuk tipe cewek yang gampang menangis, apalagi kalau lihat Mayama mulai memperhatikan Rika, pasti dia langsung minum banyak dan akhir-akhirnya mabok.

Tokoh lain: Rika; Nomiya; seekor anjing yang bisa ngomong bahasa manusia; dua orang yang bekerja di kantor Mayama *gue lupa namanya*

Selain ceritanya keren, gue juga suka opening songnya. Bagi yang punya mp3nya lagu ini tolong kopiin buat gue yaaaa….


kembali ke atas

Senin, September 24, 2007 @ 7:52 PM

Every Little Bit 'bout Me...

Kapan terakhir kali ngerasa kesepian??
Kapan yaa?? Lupa gue. Tapi sering sih. Biasanya sih kalau lagi bengong, nggak ada kerjaan, gue pasti ngerasa kesepian. Apalagi kalau pas ngejar date line ngerjain tugas-tugas yang menggunung pasti langsung feeling lonely.


Perasaan yang sering dirasain??
Gue sering banget ngerasa konyol. Kayaknya semua hal yang gue lakuin itu konyol. Gue nggak tau kenapa tapi setiap ada orang yang denger celetukan atau tingkah ‘ajaib’ gue pasti langsung ketawa.


Pernah putus asa??
Ya pernah lah, namanya juga hidup. Apalagi kalau inget kuliah gue, pasti gue putus asa sekali. I hate accounting very much much much. Gue sering sedih kalau inget hal ini. Gue bener-bener nggak suka sama jurusan ini tapi gue udah terlalu terlambat untuk balik badan karena gue udah hampir sampai finis. Sayang banget kalau ditinggalin.


Kapan terakhir kali jatuh cinta??
*pipi merona* Gue sih sering terpesona kalau lihat ‘barang bagus’ tapi kalau bener-bener fallen in love tuh pas Ospek dua tahun yang lalu. Saat pertama kali gue ketemu Onta. Yeah, expired story kayaknya.


Pernah dicium cowok??
Ya pernah lah, gile aje kalau nggak pernah. Namanya dunia itu cuma ada cowok sama cewek ya pasti pernah lah. Contohnya dicium sama bokap gue waktu ulang tahun kemaren, trus dicium adek gue waktu gue beliin dia kaset PS yang baru. Huahahaha…


Hal gila yang pernah dilakuin??
Gue pernah bawa motor ngebut, belagak sok ala pembalap di sirkuit-sirkuit gitu. Gara-garanya waktu itu otak gue lagi eror. Hampir aja kalau gue nggak berhenti ngegas gila-gilaan kayak gitu pasti udah ketubruk mobil deh dan wassalam secara saat itu tiba-tiba ada mobil nongol di depan gue.


Hal yang dilakuin pada lima menit terakhir??
Gue nancepin kabel notebook cz baterainya udah mau koit. Trus tiba-tiba Keong manggil-manggil gue, gue kira ada kebakaran eeh, ternyata dia minta dibantuin ngegulung slang air yang habis dia pake nyiram taman. Lalu balik lagi ke kamar, nyalain notebook dan ngetik.


Kapan terakhir kali merasa bersalah??
Sejak kemarin (23/09/2007) gue selalu dilingkupi perasaan bersalah. Rasanya gue berlaku tidak adil terhadap seseorang. Danny (Daniel Pedrosa). Kemarin memang gue lupa kalau dia ada balapan di Montegi (Jepang), saat-saat dia balapan pun gue ketiduran (emang gue sengaja). Karena gue memang kecewa berat sama dia (lihat postingan sebelumnya). Tapi menjelang jam 12 siang tiba-tiba gue tersentak bangun dari tidur gue. Gue nggak tau ada apa, perasaan mimpi buruk pun enggak. Gue langsung melihat ke jam dinding dan melihat saat itu masih jam 12 artinya Pedrosa masih ada di trek.

Tiba-tiba gue disergap perasaan nggak nyaman, rasanya gue pengen banget nyalain TV dan memastikan dia baik-baik saja karena feeling gue saat itu mengatakan ada sesuatu yang telah terjadi. Namun keras kepala gue segede gunung es di kutub utara jadinya gue cuek bebek. Gue mencoba tidur lagi tapi nggak connect-connect sama alam mimpi.
Akhirnya rasa cemas gue pun terjawab, sekitar jam tiga sore adik gue telpon. Bener-bener nggak biasa. Lalu tanpa berkata halo dia langsung bilang gini:
“Gue tau, Teteh sekarang benci banget sama Pedrosa tapi Teteh tetep kudu dengar ini. Pedrosa jatuh dari motornya. Kaki kirinya patah. Kejadiannya sekitar jam 12 siang tadi.”

Jujur, gue nggak heboh atau jerit-jerit kayak biasanya. Gue cuma diem, bengong, plus can’t imagine anymore. Yang ada di pikiran gue saat itu cuma: Kok feeling gue bisa bener ya??

And then I feel guilty with all the things that I’ve do. Tentang semua omong kosong tentang ‘pengkhianatan’ cowok itu terhadap gue, tentang obsesi gue yang nggak masuk akal, tentang semua hal gila yang telah gue tulis di postingan sebelumnya. Karena pada dasarnya Danny nggak bersalah dan gue telah mengutuknya dengan julukan ‘Daniel Berdosa’ (plesetan dari namanya Daniel Pedrosa). Yang menyebabkan dia sial setengah mati di lomba kemarin.

Gue nggak tau apakah ini kebetulan semata namun setiap gue melewatkan satu pertandingannya pasti sesuatu yang buruk terjadi padanya. Contohnya beberapa waktu lalu dia jatuh di trek pada saat yang sama saat itu gue kelupaan nggak nonton GP.

Danny, maapin gue yaaa… hiks…hiks… *tears falling down*


Makanan yang membuat kenangan??
Ikan salmon mentah di Sushi Tei. Sumpah, habis makan itu gue langsung muntah-muntah di toilet GM (Galaxy Mall). Hueeeeeeeek…cuih…cuih…rasanya nggak enak bangeeeeet!! Sejak saat itu gue udah nggak mau lagi ngentuh sushi yang mentah. Hiiiiih (begidik), lebih baik disuruh ngosek WC deh dari pada disuruh makan ikan salmon mentah. Weeeeeks!!!


Kapan terakhir kali nangis??
*pipi merona*
Jadi malu nih. Gue aslinya itu cewek model slengekan (semaunya sendiri) jadi jarang banget nangis. Tapi kalau nangis gara-gara nonton film sih sering. Contohnya waktu nonton Princess Hours pas adegan Shin mau dibawa pergi untuk dihukum trus dikejar-kejar sama Chae Gyong. Bener-bener nangis kejer gue. Malu-maluin yah??

Tapi kalau buat real life sih pas tanggal 9 september kemaren. Pas gue ulang tahun, bukan karena diberi kado boneka babi berwarna pink yang gedeeeee banget sama sepupu-sepupu gue, tapi karena mergokin ada cewek pirang, cantik, KURUS, yang nangkring di paddock-nya Danny. Langsung stress berat gue!!!


Kebiasaan baru yang tiba-tiba muncul??
Gue sekarang jadi hobi ngikir kuku secara gue baru beli alat kikir kuku baru. Jadi sambil nonton TV, sambil ngemil, sambil ngikir kuku gue biar cantik kukunya.


Rencana jangka pendek??
Gue pengen banget kenalan sama salah satu senior gue di kampus. Tapi nggak ada koneksi. Secara gue nggak begitu punya kenalan senior. Anaknya lucuuu banget (lihat di postingan ‘My Funny Senior’). Jadi gimana ya caranya?? Ada yang punya ide??


Film yang terakhir kali ditonton??
Kemarin gue beli DVD di PTC, bajakan tentunya (bangga banget sih!). Langsung gue tonton back to back. Ratatoulite, Underdog, dan Bourne Ultimatum.


Ngamuk yang terakhir kali??
Tadi siang gue ngamuk-ngamuk sampai ngebanting remot TV gara-garanya Indovisonnya trouble. Ada beberapa channel yang nggak connect. Jadinya gue nggak bisa nonton serial favorit gue kayak Falcon Beach, Prison Break, Ugly Betty, dan Honey and Clover. Ugh! Sebel gue. Gimana sih Pak Indovision?? Kok TV kabelnya trouble melulu?? Kalau bayar tagihan aja disuruh cepet-cepet tapi kalau kejadian gini aja benerinnya lama. *cemberut*


kembali ke atas

Minggu, September 16, 2007 @ 3:26 PM

BROKEN



Mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan suasana hati gue saat ini. Gue patah hati. Benar-benar hancur hati gue. Ini bukan tentang Onta lagi. Ini juga bukan karena gebetan-gebetan gue sudah sold-out semua. Ini karena gue menyadari bahwa sekarang gue telah kehilangan ‘obsesi’ gue.

Dari sekian banyak cita-cita yang ingin gue raih, gue paling ingin mewujudkan obsesi gue ini. Obsesi gue ini benar-benar impian gue sejak lima tahun yang lalu. Obsesi ini juga menjadikan gue termotivasi untuk terus berusaha meraihnya. Menjadikan gue mati-matian belajar bahasa inggris otodidak dari film-film asing yang tayang di Indovision. Obsesi ini juga menjadikan gue irrasional. Obsesi ini menjadikan gue percaya jika suatu hari nanti di belakang nama gue pasti akan ada tambahan Perdrosa. Aluna Pedrosa. Hm...kedengerannya menarik.

Obsesi gue adalah : Menikah di suatu bukit dengan rumput menghijau yang di kejauhan tampak berderet pegunungan Alpen dengan saju tertutup di puncaknya. Dengan seorang lelaki yang benar-benar gue cintai dan gue ingin menghabiskan sisa hidup gue bersama dia. Daniel Pedrosa.

Ini memang terdengar konyol. Bahkan lebih ke obsesi tidak masuk akal. Namun gue benar-benar jatuh hati padanya. Dengan segala yang ada pada dirinya. Dengan pribadinya, kepandaiannya, prestasinya, dan semangat juangnya.

Kalau kalian kira gue ini fans yang tergila-gila sama Danny sampai pengen kawin sama dia itu salah besar. Karena gue menyukainya bukan karena fisik. Yah, gue akui fisik adalah tolak ukur pertama namun semakin lama gue mengenalnya, menyelami kesehariannya, mengamati tingkah lakunya, dan segala sesuatu tentang dirinya, gue sadar jika ini bukan perasaan antara penggemar dan idola namun ini lebih kepada hubungan batin di hati.

Gue rela menghabiskan minggu malam gue duduk di sofa, menonton dia membalap di trek, menyerahkan hidup dan mati di atas motornya, dan menyemangatinya seolah gue menonton live di sirkuit.

Namun, sepertinya cerita cinta gue kali ini, obsesi terbesar gue ini harus kelam ditelan kenyataan bahwa Danny telah mempunyai…..pacar. Sulit sekali bagi gue untuk menerima kenyataan ini. Apalagi gue menerima berita ini tepat satu jam pada saat gue bertambah umur.

Ini benar-benar kado spesial yang diberikan Danny buat gue. Membuat gue syok. Seolah ada bom waktu yang dipasang di jantung gue dan meledak. Menghancurkan jantung gue. Membuatnya berhenti berdetak. Membuat gue susah bernafas karena seorang udara hampa. Ini benar-benar menyakitkan bagi gue. Benar-benar sakit.

Gue harus menerima kenyataan bahwa obsesi gue telah musnah. Obsesi gue kini telah hilang. Jadi yang sekarang menjadi pertanyaan: Mau apa gue sekarang??? Gue bingung. Tujuan hidup gue tiba-tiba lenyap begitu saja. Gue bener-bener di persimpangan jalan dan tak tau harus memilih jalan yang mana???

Apa gunanya gue menghabiskan uang tiga ratus ribu untuk membeli cokelat SilverQueen dengan harapan bisa memenangkan undian berhadiah jalan-jalan ke Eropa. Supaya gue bisa terbang ke Eropa dan berharap bisa kabur dari rombongan dan menyeberang ke London, ke tempat Danny sekarang tinggal, mencarinya dan berharap bisa menemuinya. Mengharap jika dia benar-benar takdir gue.

Gue benar-benar tak percaya hal ini menimpa gue. Karena selama ini gue mengira Danny itu seorang cowok yang pemalu sehingga untuk berkenalan dengan cewek pun dia tak punya keberanian. Namun gue melupakan sesuatu, bahkan tanpa dia mengajak berkenalan, banyak cewek yang akan mengajaknya berkenalan duluan. Karena dia adalah Daniel Pedrosa.

Gue kehilangan cinta sejati gue. Gue merasa seperti dicurangi habis-habisan olehnya. Sekarang ini tinggalah gue sendiri di sini. Duduk di sofa, melihatnya membalap dari layar televisi, namun hanya bisa terdiam. Karena sekarang kenyataan berkata bahwa dia bukan milik gue lagi.

Dia bukanlah takdir gue. Dia bukanlah pria yang akan menghabiskan sisa hidupnya bersama gue. Dia bukanlah cowok yang akan berkata ‘Maukah kau menikah denganku?’ suatu saat nanti sama gue. Dia juga bukan calon ayah dari anak-anak gue. Karena kenyataan menempatkan Danny sebagai seorang superstar yang punya pacar mirip kayak Paris Hilton. Sedangkan gue tetap menjadi seorang mahasiswi yang repot sendiri dengan tugas dari dosen apalagi kalau masuk masa-masa ujian, pasti paniknya tambah parah.

kembali ke atas

@ 3:24 PM

My Obsession

“Pernahkan kalian punya seorang Nimo, obsesi kalian?”

Kalimat di atas sering muncul belakangan ini. Tentu saja untuk promosi film Cintapuccino. Film ini pada dasarnya menceritakan sebuah obsesi, dalam hal ini Nimo, seorang cowok yang menjadi cowok khayalan Rahmi. Namun ternyata Nimo ada di kehidupan nyata dan ‘dalam wujud nyatanya’ tak jauh berbeda dengan apa yang dibayangkan oleh Rahmi.
Singkat cerita diam-diam Rahmi mulai jatuh hati padanya dan perlahan-lahan menjadi obsesi. Dia selalu saja mengikuti apa yang dilakukan Nimo. Mulai dari jadi anggota Osis hingga memilih jurusan kuliah.

Namun Rahmi tak berani mengungkapkan perasaannya hingga mereka lulus kuliah dan berpisah dalam jangka waktu yang lama. Sampai suatu saat ketika Rahmi akan menikah dengan Raka (sudah membagikan undangan pernikahan), ketemulah dia dengan Nimo lagi. Ajaibnya kali ini Nimo mengenalinya dan jatuh cinta padanya.


Benar-benar ‘dreams comes true’. Cerita selanjutnya pun bisa ditebak. Rahmi bimbang menentukan pilihan, konflik-konflik antara dirinya dengan Raka dan kencan yang sering dia lakukan diam-diam dengan Nimo.
At least, lumayan sih film ini untuk refreshing.

“Jadi, pernahkan kalian punya obsesi??”

Gue pernah. Gue punya seorang Nimo di hati gue. Nimo yang benar-benar ada di dunia nyata namun hanya dalam imajinasi gue bisa memilikinya. Terkadang gue merasa kalau gue ini ‘sakit’. Gue sering berusaha berpikir rasional dan menegaskan pada diri sendiri jika itu cuma khayalan. Namun Nimoisme tetap bercokol kuat dalam hati gue.

Sering kali gue merasa tak ubahnya seperti idiot. Gue sampai pernah bertanya ke temen gue yang sekarang lagi kuliah di jurusan psikologi tentang Nimoisme akut gue. Hasilnya? Gue disuruh menghentikan kegiatan abnormal itu karena menurut dia kalau itu semakin dibiarin bisa-bisa akhirnya gue jadi ‘gila’ betulan.

Tapi bener-bener susah menyembuhkan Nimoisme gue. Walaupun saat itu gue bela-belain punya cowok dengan harapan penyakit ini bisa sembuh namun itu semua gagal total. Nimo sering menyambangi gue bahkan saat-saat gue dan cowok gue (yang nyata) lagi seneng-seneng.
Akhirnya perlahan-lahan gue menyadari, kenapa Nimoisme akut gue tidak pernah sembuh. Gue mendapatkan jawabannya. Gue belum mendapatkan seorang Nimo dalam dunia nyata.

Nimo yang sempurna secara fisik dan memiliki ‘good attitude’. Nimo yang punya tinggi sekitar 160 cm (mungil), berkulit putih, punya hidung mancung, alis matanya tebal, matanya selalu bersinar ramah ketika menatap gue, bibirnya tipis kemerahan dan profil wajahnya khas orang Mideterania.

Nimo yang selalu bilang ‘Ada apa’ saat gue terlihat murung. Nimo yang selalu memberikan bahunya untuk gue bersandar. Nimo yang selalu sabar, tak peduli melihat apa yang telah gue lakukan (walaupun gue telah mengkhianatinya dengan sejuta cowok). Nimo yang selalu menyemangati gue saat gue sedang jatuh. Nimo yang selalu ‘ada’ saat dibutuhkan. Dan hanya dengan menatap senyumnya gue bisa pulih.

Gue selalu merasa bahagia jika telah bertemu dengan dia. Dia seperti malaikat pelindung gue. Cowok yang selalu naik sepeda menuju lembah kecil di tepi sungai (tempat di mana kami selalu ketemu) dan hanya dengan senyum ramahnya dia selalu menguatkan gue.
Nimo tak pernah sekalipun mengeluh karena selama ini selalu gue jadiin ‘tempat sampah’ (tempat gue mengeluh). Dulu dia pernah bilang gini, “Aku seneng banget kamu mau cerita semuanya sama aku. Karena dengan begitu aku merasa berguna buat kamu. Bukan hanya sosok cowok yang mampir dalam alam mimpimu, naik sepeda menuju tepi sungai, duduk di sana dan menatap seorang cewek yang selalu duduk sendirian menatap matahari tenggelam,” lalu dia menatap gue dan tersenyum.

Terkadang gue merasa jika Nimo itu benar-benar ada. Hanya saja kami hanya ditakdirkan bertemu dalam alam mimpi. Gue bilang seperti itu karena Nimo bisa berpikir sendiri. Dia terkadang memberikan solusi buat gue yang selama ini tak pernah terpikir di kepala gue.
Jika benar Nimo itu hanya imajinasi gue, tentunya kami punya kesamaan pola pikir dan kepandaian yang setara. Namun ini berbeda, Nimo lebih cerdas dari gue. Itu terlihat dari caranya menengkan gue. Dia tak pernah sekali pun panik. Dia selalu bisa menangani segala macam keadaan dengan kepala dingin dan tidak terburu-buru.

Terima kasih untuk semuanya, Danny. Kamu bukan hanya cowok yang selalu duduk di sebelah gue di tepi sungai namun kamu seperti malaikat pelindung gue. Gue hanya berharap, suatu saat di alam nyata takdir mempertemukan kita sehingga gue bisa benar-benar menatap kilau matamu yang terbias cahaya matahari tenggelam.

kembali ke atas

@ 3:15 PM

PUTUSS

Bangun…pagi-pagi…ke sekolah, ke kampus, ke kantor kita pergi. Tapi Oww My God!! Traffic Jam lagi. But you don’t have to worry…. (jreng…jreng…jreng---maksudnya suara gitar). Ada Dagienz and Deddy…. Yang selalu menemani… Di PUTUS!!! Ayo main yang bagus! Di PUTUS….Ayo main yang baguuuuuuus……….

Familiar dengan jingle di atas??? Atau malah dengerin tiap hari?? Kalau jawabannya iya berarti blogger punya hobi yang sama kayak gue. Apa lagi kalau bukan ngedengerin ocehannya Dagienz dan Desta ‘Club Eighties’ pagi-pagi di Prambors.

Sumpah! Dua orang itu kalau siaran bikin orang happy. Terbukti sekarang pagi gue jauuuuuh lebih ceria berkat jokes-jokes ringan yang mereka lontarkan.

Gue sendiri baru ngikutin acara PUTUSS ini sekitar setahun bekalangan. Awalnya juga nggak sengaja nemuin acara kocak kayak gini. Waktu itu pagi-pagi gue nggak ada kerjaan. Mau nonton TV kabel tapi acaranya jelek-jelek, nonton TV apalagi, mau onlen juga kepagian, trus dari pada bengong dan ngiler-ngiler sendiri gue iseng-iseng aja nyalain radio. Eeeh, ketemu deh dua cecunguk heboh ini. Mulai saat itu gue jadi rajin ngikutin siaran mereka. Kalau nggak ada kuliah pagi tentunya.

Acara yang disiarin lewat satelit langsung dari Jakarta ini memang acara radio terkeren (menurut gue). Topik-topik yang mereka angkat itu bener-bener ada di keseharian kita. Topik yang ringan namun membuat kita tersadar, “Bener juga ya, gue juga pernah kayak gitu!”. Gue seriiiiiiing banget bilang kayak gitu saat Dagienz atau Desta mulai ngebahas topik.

Dagienz yang sering menjadi guru privat buat Desta yang oon setengah mati begitu juga Desta yang suaranya cempreng selalu jadi penyemangat kalau siaran mereka udah mulai masuk jam sembilan pagi. Soalnya mereka siaran empat jam nonstop mulai dari jam enam pagi sampai jam sepuluh. Bayangin! Empat jam tiap hari senin sampai jumat tapi nggak pernah sekalipun ngebosenin. Hebat kan dua kunyuk itu??!

Berkat mereka pula lah, gue baru sadar kalau selama ini gue di boongin bokap gue. Jadi ceritanya saat itu mereka lagi ngebahas topik tentang ancaman orang tua kalau anaknya nggak nurut. Misalnya kalau makanan kita nggak diabisin pasti dibilang, “Nanti ayamnya mati looooooh.” Padahal jelas-jelas nggak ada ayam di rumah kita kecuali ayam yang memang udah mati karena mau di masak sama asisten nyokap gue (baca: pembantu).

Nah, waktu kecil gue juga kayak gitu. Bokap gue sering marahin gue kalau gue lagi nakal-nakalnya dan ngancem gini, “Awas ya kalau kamu nakal lagi! Bakalan Papa gantung kamu di pohon toge!”

Wuiiiih, gue langsung keder setengah mati. Gue udah ngebayangin digantung sama bokap gue di pohon yang gede, tinggi, di tengah hutan (kayak beringin gitu lah). Biasalah, imajinasi anak kecil kan aneh-aneh. Makanya kalau bokap gue udah ngeluarin ultimatum kayak gitu, gue nggak berani berbuat abnormal lagi.

Gue sampai kuliah pun masih mengira kalau pohon toge itu benar-benar ada. Pohon yang cuma hidup di tengah hutan rimba dan dahan-dahannya banyak sehingga rimbun daunnya. Ngeri banget deh ngebayanginnya!

Tapi sodara-sodara, ternyata pohon toge imajinasi gue itu ternyata nggak ada di alam nyata. Atau lebih jelasnya TOGE ITU NGGAK ADA POHONNYA!!!

Sumpah, gara-gara itu gue langsung kram perut gara-gara ketawa seharian. Bokap gue yang langsung gue telpon pun ikut ketawain gue. Katanya, “Okky, Okky, bilangnya aja udah kuliah tapi masih ngira toge itu punya pohon!”

Hahahaha…. Malu juga ngebahasnya. Kalau gini kan ketahuan sebego apa gue ini. Hehehe…

Kemarin GienzDes (akronim buat mereka berdua) ngebahas tentang ‘ibu tiri’. Mereka bilang kalau stereotip ibu tiri itu selalu kejam, jahat, dan lebih mementingkan kepentingan anak kandungnya sendiri. Pokoknya mirip sama ibu tirinya Cinderella deh.

Mereka pun buka line sms untuk menampung pendapat para pendengar PUTUSS yang punya ibu tiri. Apa bener ibu tiri itu seperti yang dijabarkan dalam dongeng.

Saat tengah asyik ngebahas topik itu tiba-tiba si Dagienz ngomong ‘nenek tiri’.
“Mana ada nenek tiri?? Yang ada tuh ibu tiri, kakak tiri, atau ayah tiri. Gimana sih loe, Gienz?” ucap Desta yang berniat meralat.
“Ada lagi, Des,” Dagienz tak setuju.
“Mana ada. Nggak ada ah, loe ada-ada aja,” Desta ketawa.
“Yeee, gimana sih. Beneran ada,” ucap Dagienz sambil ketawa.
“Beneran?” ucap Desta dengan suara kayak orang oon.
“Iye. Ya udah, gue kasih contoh nih ye.”
“He-eh, he-eh.”
“Jadi ceritanya kakek loe kawin sama nenek loe. Terus mereka cerai lalu kakek loe kawin lagi sama wanita lain. Waktu itu bokap loe belum kawin. Nah, pas bokap loe kawin dan loe lahir, loe kan manggil wanita ini dengan nenek tiri???” contoh Dagienz.
“Yeee, itu mah namanya nenek aja. Bukan nenek tiri.”
“Bukan dodol. Itu nenek tiri.”
“Masak sih?!” kayaknya Desta bingung.
Dagienz ketawa, mungkin menertawakan ke-oon-an Desta yang semakin hari semakin parah.
“Gini, gue kasih contoh pake nama aja ya. Biar loe ngerti,” ucap Dagienz kemudian.
Lalu Dagienz pun memulai ceritanya dengan pelan-pelan, “Loe kan punya bokap.”
“Iya, Pak Pramono,” kata Desta.
“Iye, Om Pramono. Pagiiii Om,” sapa Dagienz, “Jadi Om Pram ini kan punya ayah sama ibu. Kakek nenek loe. Terus pas Om Pramono SMP, ayah sama ibunya cerai. Lalu nggak lama kemudian ayahnya Om Pramono, kakek loe itu, kawin lagi sama wanita lain.”
“Berarti bokap gue belum ketemu nyokap gue dong?” tanya Desta nggak nyambung.
Dagienz berusaha sabar, “Iya, Om Pramono belum ketemu Tante Liez. Jadi mereka belum menikah,” lalu Dagienz bertanya pada Desta, “Jadi Om Pram manggil istri kakek baru loe ini apa?”
Dengan polos Desta menjawab, “Ibu tiri.”
“Bagus,” Dagienz sepertinya sedikit menghasilkan pengetahuan baru untuk Desta, “Lalu pas kuliah Om Pram ketemu Tante Liez dan menikah. Lahir lah elo. Loe manggil istri kakek loe yang baru ini apa?” tanya Dagienz hati-hati.
“Nenek tiri,” akhirnya Desta menjawab dengan benar.
“Nah, ngerti kan loe sekarang,” Dagienz seneng banget.
“Oh iya ya, bener juga, Gienz. Nenek tiri itu ada ya. Gue baru tau,” ucap Desta seneng, sepertinya dia dapat pengetahuan baru.

Yaaaaaah, seperti itulah hiburan kecil yang membahagiakan pagi gue. Percakapan dua alien ini yang mengalir begitu saja. Malah bikin kesan jujur dalam acara ini. Gue suka yang seperti itu….

kembali ke atas

Profile



Aluna Soenarto

22 female

Surabaya, East Java, Indonesia

Accounting 2005, Airlangga University


My Masterpiece



kalau pengen tau cuplikan ceritanya




Pingbox


Tagboard




Tweetz



Links



Credits

Layout by: LastSmile(: