♥ Kantung Ajaibku ♥
Kamis, Januari 29, 2009 @ 5:50 PM

When Love Going Wrong





Sometimes when we loved someone, everything has been changed. All the things seems beautiful. And sometimes we've get unusual strength who can across mountains and swimming deep into the sea to get our love.

But sometimes we've got egoist. Want to get more understandfull. At this time, the definition of love will be bluring.

We've get mad, perfaitic, angry, and feel so bad.

I dont understand why we should get this trouble? Because we loved each other. Our love is not just about love. But also respect each other, try to be patient, and keep our heart become one although we dissaperated across the ocean.

I know that u love me and also u know that i love u much. But why this is get into our situation?

You always said that we'll be partner forever. But now, you become my enemy?

This not about you. Not about me. Not about us. But this is about love.

Do you really love me?

Am I really love u?

Or this is all my fault?

Cause you finally know the truth that I just escape from a situation?


kembali ke atas

Minggu, Januari 18, 2009 @ 10:19 PM

Cerita dari Jogja


Posting langsung dari Jogja. Hehehe... Belagak sok ngartis. Tapi berhubung pulang dari Malioboro dan kaki pegel semua lebih baik ngisi waktu sambil ngeblog. Itung-itung test drive iPhone baruku. Hihihi... Semoga aja mobile blog di iPhone sama bagusnya kayak W890i aku yang dulu.

Seperti biasa, kalo ke jogja pasti ketemu pangeran-pangeran dari negeri seberang (baca: orang bule). Tadi sih ada beberapa yang cakep dan lucu. Apalagi bule-bule lucu itu sempet flirting gitu (dasar ganjen). Tapi aku kudu sadar diri kalo udah ada bule 'sinting' yang terjebak jebakan biadabku (baca: jatuh cintrong).

Eh, tapi ini bikin aku sedikit curiga. Soalnya sejak ketemu bule-bule tadi banyak yang ngeliatin aku gitu (gyahahahaha...kepedean tingkat tinggi). Ini bikin aku mikir: APA TAMPANGKU KAYAK PEMBOKAT YA??
Soalnya kebanyakan bule kan suka pembokat-pembokat gitu.
Wah, kalo gitu aku kudu nanya sama Ramon nih apa tampangku menurut dia kayak pembokat. Pokoknya aku gak boleh ngelupain pertanyaan ini kalo cetingan sama dia lagi.

Well, ternyata hubungan beda bangsa tuh berat juga ya. Yang bisa ketemu tiap hari aja sering cekcok apalagi aku sama Ramon yang kepisah samudera Atlantik. Walaupun belum terjadi cekcok antara kami (soalnya pasti bakal ribet. Aku ngomel pakai bahasa indonesia. Sedangkan dia pake english campur france). Ujung-ujungnya pasti gak nyambung jreng!

Tapi aku nggak berharap muluk-muluk dengan hubungan ini. Aku jalani aja semua mengalir apa adanya. Lagipula kalo aku terlalu berharap, takutnya jatuh lagi. Jadi, yang aku perlukan adalah lem alteko untuk melekatkan hatiku yang dulu pernah hancur secara perlahan. Sehingga bisa utuh kembali untuk mencintai yang lainnya...


kembali ke atas

Sabtu, Januari 17, 2009 @ 6:59 PM

Liburan ini...


Liburan ini aku punya peer nyelesein skripsi walopun rencana hanya tinggal rencana. Apalagi besok ampe seminggu ke depan aku sama keluargaku ada acara 'new year holliday' di jogja. Jadi buat temen-temen yang ada di jogja, ketemuan yuk.

Gara-gara stress mikirin Bilovelia dan The Thieves, aku jadi jerawatan nih. Tuh, liat aja fotonya. Ada jerawat gede banget di pangkal idung. Udah kayak orang India aja.

Oiya, kemarin waktu cetingan sama cowokku, Ramon, ada aksiden lucu.

Aku: lihat deh muka aku. Ada jerawat segede nangka di keningku. Bentar lagi bisa-bisa jadi artis bollywood nih.
Ramon: u look fine. Its just an acne. Why u so worry?
Aku: soalnya aku jadi jelek. I hate acnes on my face. Cz make me so ugly.
Ramon: *ngomong bahasa aneh*
Aku: *ngerutin kening, mikir*
Ramon: u still with me?
Aku: ya, just thinking about you say before. Are u typing right? Cz i dont understand
Ramon: hahaha... Honey, i speak france. Its make u dont understand much

Ternyata Ramon ngomong pake bahasa prancis. Pantes aja nggak ngeh. Tapi tetep nggak ngurangin rasa penasaran aku. Sebenernya dia ngomong apaan sih?

Aku: ok, i get that. U r a france so its normal when u speak france. Can u translate it, please?
Ramon: i just say 'i love u whatever u turn into a bollywood actress and singing and dancing under the rain'.

Ramon emang bule yang masih mampu berbahasa indonesia secara pasif tapi ternyata dia diam-diam juga suka lihat film India.


kembali ke atas

Jumat, Januari 09, 2009 @ 12:51 PM

Perang

Palestina sedang dihajar habis-habisan oleh Israel. Miris memang. Benar-benar seperti perang betulan (karena itu memang perang). Aku sendiri sih nggak memihak Palestina ataupun Israel karena aku adalah pribadi yang bebas. Aku Swiss.

Tapi jelas aku sangat mengutuk perbuatan yang bisa menghilangkan nyawa orang. Dalam hal ini terhadap banyaknya korban di negara Palestina yang hampir mendekati angka 600 orang.

Sebenarnya apa sih yang mereka pikirkan? Terhadap dua negara itu?! Kenapa mereka hobi sekali berperang? Memangnya apa sih hasil yang akan mereka dapat jika menang? Medali? Kekuasaan? APA?! Atau memang ini cara mereka untuk menekan laju pertumbuhan penduduk? Dengan cara ekstrim seperti perang?!

Kalau memang begitu, sepertinya Negara Indonesia juga butuh berperang supaya penduduknya bisa dikontrol dan tidak melebihi kuota!!

Dengan berperang maka menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang sangat tolol. Semua orang yang suka perang itu adalah orang tolol. Nggak punya otak!

Sekarang, coba deh pikirin. Kalau sebuah negara berperang pasti dibutuhkan sumber daya manusia (yaitu tentara) dan teknologi (alat-alat perang yang canggih). Untuk menyediakan itu mereka pasti butuh uang dalam jumlah yang sangat banyak. Lalu, setelah mereka selesai berperang, mereka akan kehilangan banyak penduduknya, lebih penting lagi, mereka menghambur-hamburkan uangnya hanya untuk “membunuh” rakyatnya.

Kalau nggak tolol apa coba namanya? Embisil?!

Semakin lama, manusia memang mengalami penurunan intelektualitas. Tapi walaupun jaman sudah memasuki jaman milenium namun cara hidup manusia masih belum berubah. Seperti jaman prasejarah dimana hukum rimba berlaku: yang kuat maka dialah yang berkuasa. Sampai kapan pun, walaupun sudah ada manusia yang bisa menjejakkan kaki di bulan, sifat manusia tidak pernah berubah, masih menganut hukum rimba.

Sedangkan Aluna sih, tetap menjadi Swiss. Karena aku sadar, untuk apa susah-susah perang? Buang-buang duit dan bertaruh nyawa. Lagi pula soto ayam masih enak kok. Ngapain juga memilih untuk mati? Itu kan konyol namanya?!

Sejujurnya, aku pengen sekali ke Palestina. Bukan sebagai relawan atau jihad. Haaaaah! Tampang kayak aku mana mungkin ikut jihad. Lihat aja, prinsip “soto ayam masih enak” lebih masuk akal buat aku daripada lari-lari di medan perang untuk mati! Itu bukan Aluna. Karena walaupun aku kelihatannya memang bego, tapi aku nggak tolol!

Lalu ngapain aku ke Palestina? Pastinya bukan untuk berwisata dan foto-foto, kan?
Jelas aja enggak! Aku ingin ke Palestina untuk BERPERANG!

Tapi aku tidak berperang untuk mati. Aku berperang untuk menang!

Aku benar-benar tertarik ketika melihat rekaman perang di Palestina. Waktu roket-roket meluncur dari pesawat F15 Israel dan menggempur bangunan-bangunan di Palestina, baut aku itu kelihatan sangat keren sekali. Seperti di film-film. Apalagi saat bom-bom itu meledak, seperti ada efek kembang api di langit. Wuih, pokoknya bikin aku gatel pengen kesana aja dan ikut berperang.

Tentunya aku kesana bukan dengan pakai jubah dan sorban sambil membawa senapan gitu. Walaupun di medan perang, aku kan juga pengen selalu terlihat modis. Jadinya, aku bakal pakai singlet item, kalung Army, kaca mata item, rambut dikuncir ekor kuda, celana panjang warna hijau Army, dan senapan di tangan.

Hmm...kayaknya aku udah kayak Jennifer Garner di The Kingdom nih. Hwakakakakak!!!


Aluna Garner

Sebenernya ini mau perang atau mau syuting film sih?!

Tapi jujur, aku pengen sekali berada di medan perang seperti itu. Berlindung di balik tembok, mengawasi musuh, dan menembak balik ke mereka. Sebenarnya, untuk hal-hal seperti itu aku sering melakukannya dengan main perang-perangan di paint ball. Seru banget! Tapi ya gitu, baru lima belas menit udah kena tembak di kepala.

Yang nyusahin dalam main perang-perangan seperti itu adalah fisik. Kita benar-benar dituntut untuk fit. Lari kesana-kemari dengan cepat, berguling-guling, mengawasi musuh dengan cermat, menghitung waktu, dan membidik sasaran dengan tepat. Jadinya, perang sungguhan tentunya tidak akan semudah dilakukan seperti dalam film.

Karena kalau di film, terkena bazooka masih ada kemungkinan untuk selamat. Tapi di perang sungguhan, sekali kamu terbidik bazooka, maka tamatlah riwayatmu!
Huaaaaagh!!! Aku ingin ikut peraaaaaaaaang!!!

kembali ke atas

Sabtu, Januari 03, 2009 @ 11:47 AM

So Close

Back sound ini adalah lagu yang diputar saat Giselle berdansa di pesta dansa bersama James Marsden di Enchanted. Momen dansanya romantis banget dan bener-bener menyentuh aku.



Ngedengerin lagu ini membuat aku berpikir tentang “pangeran berkuda putih”. Apakah memang kadang kita bisa salah mengira bahwa dialah sang pangeran berkuda putih kita? Seperti Giselle yang berpikir bahwa pangerannya adalah Prince Edward namun nyatanya pangeran sejatinya adalah James Marsden.

Kedengarannya memang ironis banget. Nggak beda jauh sama kisah aku dengan Ricky. Awalnya aku mengira bahwa Ricky-lah pangeran berkuda putih itu. Namun nyatanya bukan dia pangeranku. Bedanya, kalau Giselle bisa nemuin James, sedangkan aku…mmm…kayaknya belum nemu juga tuh.

Mengenai pangeran berkuda putih itu, beberapa waktu yang lalu, seorang temanku pernah bilang sama aku kalau “pangeran berkuda putih” itu nggak ada! Yang ada hanyalah cowok biasa. Cowok yang benar-benar jauh dari kesan pangeran berkuda putih.

Ini membuat aku berpikir, apakah memang nggak ada yang namanya pangeran berkuda putih? Dan kenyataan ini membuat aku sangat kecewa. Karena sebelumnya aku selalu mengira bahwa suatu saat nanti pasti ada pangeran berkuda putih yang menantiku di bawah kanopi, yang memandangku memakai pakaian pengantin dan buket bunga, melintasi padang rumput untuk menyongsongnya.

Well, memang terdengar sangat dewasa tapi sejak kecil aku memang telah memimpikan hal itu. Pangeran berkuda putihku. Walaupun bukan dalam arti harfiah. Aku hanya menginginkan “pangeranku”.

Ada satu hal yang ingin aku bagi di sini. Tentang kenapa dulunya aku pernah berpikir bahwa Enricko Bastian adalah pangeranku. Sebab, dulu, waktu aku pertama kali melihatnya, waktu Ospek dulu, waktu seakan berhenti. Oke, ini memang kedengaran sangat konyol sekali. Tapi, baca dulu.

Jadi, waktu aku lihat dia pertama kali, waktu seakan berhenti. Lalu semua manusia di aula yang berjumlah 300 orang itu seakan lenyap hanya menyisakan aku dan dia. Sementara itu, tubuhnya seakan berpendar lembut, seperti memancarkan aura pesona. Dan yang lebih gila lagi adalah muncul bunga bermekaran di mana-mana dan tiba-tiba ada langit biru menaungi dirinya serta burung-burung beterbangan. Sumpah, gila banget. Udah kayak di film-film gitu.

Dan sejak itu, aku nggak bisa lagi berpaling dari dia. Dia udah kayak magnet buatku. Dia seperti matahari pribadi bagiku. Dimana dia berada, aku selalu berputar mengelilinginya sebagai poros.

Aku bingung kenapa bisa seperti itu. Apakah itu yang dinamakan cinta pada pandangan pertama? Atau itulah yang disebut “takdir”? Tapi tampaknya dia memang bukan takdirku.

Dan taukah kalian, untuk merelakan Ricky pergi adalah hal tersulit yang pernah aku lakukan. Karena aku betul-betul mencintainya. Sangat tulus dan tanpa pamrih. Asalkan dia bisa menyinariku, aku sudah puas. Aku bahkan tidak minta apa-apa dari dia.

Tapi cinta seperti ini memang bisa “membunuh” dan aku harus melepaskannya sebelum cinta itu benar-benar membunuh aku. Nggak mudah memang. Butuh tekat yang sangat-sangat-sangat kuat sekali. Nggak sekali dua kali aku gagal, namun berulang kali.

Sekarang pun aku tidak bisa 100% lupa sama dia karena luka akan selalu meninggalkan bekas. Sampai sekarang, kalau aku bertemu dengan dia, aku nggak pernah bisa selamat dari sengatan listrik dahsyat yang menjalari tubuhku. Aku masih merasakannya. Karena aku sadar, sampai kapan pun aku akan terus mencintainya walaupun volumenya sudah sangat berkurang. Tapi dia memang sangat membekas bagiku.

Aku pernah mencintainya dan aku mengakuinya. Karena aku memang mencintainya sampai sekarang. Aku bahkan berpikir bahwa sampai nanti aku menemukan pangeran berkuda putihku, pasti ada sebagian kecil dari hatiku yang masih menjadi milik Enricko Bastian.

Walaupun dia adalah pangeran yang tak sempurna. Dan dia tidak akan pernah menjadi pangeran berkuda putihku karena dia adalah pangeran orang lain. Aku hanya berharap, bisa menemukan pangeranku sendiri, seperti Ricky bisa menemukan Cinderella-nya.

Kadang, cerita memang tak selamanya berakhir dengan happy ending. Mungkin ceritaku yang lain bisa berakhir dengan happy ending. Dan aku berharap akhir cerita Ricky juga berakhir dengan happy ending karena aku akan bahagia jika dia juga bahagia. Walaupun mungkin dengan diiringi tangisan darah olehku, tapi aku benar-benar lega jika Ricky akhirnya bisa bahagia.


kembali ke atas

Jumat, Januari 02, 2009 @ 10:35 AM

Target 2009, Bilovelia, The Thieves

Well, well, well….


Nggak kerasa udah mau tahun baru lagi. Rasanya cepet banget ya? Rasanya baru kemarin aku bikin "target 2008" di penghujung 2007 lalu. Dan sekarang ternyata 2008 sudah hampir habis. Ngomong-ngomong soal target di tahun 2008, ada beberapa yang sukses diraih dan ada beberapa yang masih gagal terlaksana.

Beberapa target yang terlaksana di 2008 adalah terbitnya personal literature-ku. Kayaknya itu merupakan pencaipan tertinggi dalam karir hidupku yang membosankan ini. Lalu beberapa target lain seperti "try to forget anything that supposed to be gone" yang kayaknya memang berhasil. Dan itu merupakan perjuangan yang luar biasa berat dan melelahkan. Tapi berhasil juga akhirnya walaupun nggak sepenuhnya "lupa" tapi ini lebih baik dari tahun kemarin.


Dan bagaimana dengan target yang gagal?

Hmm…kayaknya ngurusin badan masih menjadi momok terbesar dalam hidupku. Lebih susah menghadapinya dibanding ngelupain hal-hal tertentu yang aku pikir akan lebih sulit. Yeah, kayaknya aku memang ditakdirkan menjadi panda selamanya.

Untuk tahun 2009, aku sudah menyusun beberapa planning penting yang harus ditebelin pakai stabilo. Diantaranya NYELESEIN SKRIPSI!!! Duh, eneg banget ingat hal itu. Mendingan aku dituntut ngerjain naskah baru daripada ngerjain skripsi. Hiiiih, ngeri banget. Atau sebenarnya akulah yang kehilangan minat?! Soalnya ngerjain skripsi itu ngebosenin banget dan aku nggak pernah ngerasa seboring ini waktu nyalain laptop. Skripsi ini bener-bener membunuhku!!! (Halah, lebay deh!)


Kayaknya nggak usah dibahas tentang skripsi nyebelin itu lagi deh. Males rasanya.

Trus, mengenai planning 2009 ada dua hal penting lain yang akan mengisi agendaku.

Pertama, masih tentang epos fantasi Bilovelia yang ditargetkan terbit tahun ini. Jadinya, aku memang harus kerja keras nyeleseinnya. Untuk pengerjaannya sendiri sudah 30% selesai. Haaaaah! Kalau begitu sih apanya yang selesai?! Tapi, untuk menyelesaikan target sementara yaitu 250 halaman memang sedikit berat. Jadinya setiap hari aku harus nulis kira-kira 15 halaman untuk menjangkau deadline di akhir Februari nanti.


Lucunya, kalau untuk nulis Bilovelia, aku bisa nyelesein 15 halaman A4 setiap harinya. Tapi kalau urusannya sama skripsi, satu halaman aja butuh waktu seminggu. Hwakakakakak! Skripsi memang neraka dunia!

Kedua, ada rencana aku bakal ngeluarin novel bergenre crime fiction yang berjudul Si Pencuri "The Thieves". Ajaibnya, naskah ini justru selesai lebih cepat daripada Bilovelia dan sepertinya naskah ini yang nantinya akan keluar dulu sebelum Bilovelia.


Untuk naskah Si Pencuri ini memang benar-benar ajaib. Karena baru kali ini aku nulis naskah crime fiction, tentu ini merupakan hal baru buatku. Apalagi aku hanya menyelesaikan naskah ini dalam waktu tempo empat hari. Di sela-sela aku nulis Bilovelia dan pusing mikirin nasib skripsi.

Aku sendiri juga kaget saat menyadari bahwa dalam empat hari ternyata naskahku bisa selesai (coba kalau ini urusannya sama skripsi, bisa-bisa aku buka rental pengerjaan skirpsi dengan kemampuan seperti ini). Sekarang tinggal nyari publisher untuk naskahku ini. Sebenarnya aku sudah mengincar satu publisher untuk naskahku ini soalnya melihat reputasinya dalam menangani naskah seperti ini. Jadi, semoga saja mereka meng-approve naskahku.


Lalu, untuk target 2009 yang lain adalah be a columnist. Sumpah, aku pengen banget kayak Sarah Jessica Parker di Sex and the City gitu. Ngiler banget ngeliat dia bekerja sebagai kolumnis di sebuah majalah. And I wanna be like her.

Well, semoga saja kejadian ya? Kapan lagi bisa ngeliat panda duduk di cubicle sambil ngetik artikel untuk majalah?!


Sementara itu, untuk 2009 nanti, ada beberapa film yang aku tunggu ampe kebawa mimpi bakalan rilis. Antara lain: Transformer 2, Angel and Demon, Mama Mia, lanjutan The Fast and The Furious versi Paul Walker, dan Star Trek yang ada Chris Pine-nya. Waduh, bisa-bisa bokek nih. Tapi semua film-film itu memang layak kok buat ditunggu.

Dan terakhir, untuk teman-teman yang udah baca Cinta Itu…Dapat Seupil, Berkorban Segajah. Aku senang bisa membantu kalian jika akhirnya dengan baca bukuku itu kalian bisa menghadapi dan menemukan jalan keluar dalam persoalan cinta kalian. Karena itulah sebenarnya tujuanku menulis CIDSBS, agar orang-orang yang mengalami masalah sepertiku bisa "belajar" melalui pengalamanku yang terdahulu. Karena kelinci yang bodoh sekali pun tidak akan terperosok ke lubang yang sama untuk kedua kalinya, bukan?

Happy New Year buat semuanya!!!!

Cheers!

kembali ke atas

Profile



Aluna Soenarto

22 female

Surabaya, East Java, Indonesia

Accounting 2005, Airlangga University


My Masterpiece



kalau pengen tau cuplikan ceritanya




Pingbox


Tagboard




Tweetz



Links



Credits

Layout by: LastSmile(: