♥ Kantung Ajaibku ♥
Jumat, November 06, 2009 @ 11:49 AM

e-book

Halo semua,

Barusan saja aku mengecek isi flash disc-ku dan nemuin beberapa tulisan yang pernah aku tulis di masa lalu dan belum sempat aku publi kasiin. Mungkin ini bisa mengobati kerinduan teman-teman yang udah kangen untuk baca bukuku yang ke dua. Walaupun ceritanya lebih singkat, tapi aku jamin, kalian pasti nggak akan kecewa.

Jadi aku akan taruh filenya di sini.

Selamat membaca!

kembali ke atas

Sabtu, Oktober 24, 2009 @ 5:27 PM

Please, Open Your Eyes

Aku tidak tau mengapa aku harus salah jalan ketika berangkat menuju rumah sakit tempat dia diopname. Aku juga tidak tau kenapa aku harus keblalasan belokan beberapa kali sehingga membuatku terpaksa melewati jalan yang sama sekali asing dan jujur saja, aku bahkan tidak tau kemana arah jalan tersebut. Aku pun bingung, kenapa aku harus melewati Delta Plaza untuk menuju ke Husada Utama padahal rumahku berada di timur, sedangkan Delta Plaza lebih ke barat daripada Husada Utama? Intinya, hanya untuk datang ke tempatnya, aku harus kesasar. Padahal sebelum-sebelumnya aku tidak pernah salah jalan untuk menuju ke rumah sakit itu.

Aku juga bingung kenapa aku harus datang 30 menit duluan daripada teman-temanku yang lain, padahal biasanya justru merekalah yang sering menantiku karena aku memperlakukan jam berdasarkan WITA (sejam lebih lambat). Tapi kali ini aku bahkan sudah bersiap sejak pagi, atau bahkan sejak semalam karena lagi-lagi aku tidak bisa tidur. Dan akhirnya, karena kepagian, aku hanya bisa duduk di sofa lobi rumah sakit, menunggu. Saat itulah aku berpikir bahwa dalam gedung yang sama, dia terbaring berjuang untuk hidup. Dia bahkan mungkin berjuang dengan segenap tenaganya.

Seperti layaknya sebuah gosip, penyebab sakitnya dia pun menimbulkan berbagai macam spekulasi. Ada yang berkata bahwa dia makan kepiting selama seminggu penuh sebelum akhirnya kolaps, ada juga yang bilang bahwa dia terjatuh di kamar mandi dan saat terjatuh batang otaknya membentur sesuatu, bahkan ada juga spekulasi konyol yang berkata bahwa dia ketagihan obat sakit kepala sehingga akhirnya OD.

Masih menerka-nerka asumsi siapa yang benar, lift yang kutumpangi akhirnya terbuka dan saat itulah (entah itu adalah takdir atau hanya kebetulan), aku berpapasan dengan sebuah rombongan yang tengah mengiringi seorang yang terbaring terpejam di atas kasur rumah sakit dengan monitor detak jantung tergeletak di sisi tempat tidur, dan dua orang suster sibuk memompakan portable respirator.

Deasy yang ada di sebelahku berkata pelan, “Itu orangnya sudah meninggal ya? Kok matanya tertutup gitu?”

Aku hanya menjawab dalam hati, “Tidak, dia tidak mati. Dia cuma tidak sadarkan diri karena monitor detak jantung menampilkan respon detak jantungnya yang masih bekerja.”

Namun, entah mengapa aku masih saja menatap rombongan tersebut yang tengah menunggu lift pasien. Aku bahkan fokus pada pasien itu. Hatiku bertanya-tanya, “Apa itu dia? Tapi kenapa dia tampak sangat berbeda sekali? Berbeda jauh dengan tiga tahun yang lalu ketika aku terakhir kali melihatnya.”

Aku bahkan sempat melihat dagunya mulai tumbuh bulu-bulu pendek yang menandakan bahwa orang itu tampak lama tidak bercukur (artinya dia telah lama tidak sadarkan diri). Anehnya, rombonganku dan teman-teman berhenti di tempat itu. Sepertinya ada sebuah peringatan tak kasat mata yang memberi tahu kami bahwa itu dirinya walaupun beberapa teman lain bahkan lupa bagaimana wajahnya.

Dan aku hanya bisa mematung di tempatku berdiri, menatapnya, dan berusaha meyakinkan diriku sendiri bahwa dia bukan Yangki. Pasti bukan. Karena Yangki pasti tidak berada di kondisi separah ini. Tidak sadarkan diri, dengan kabel-kabel membelit tubuhnya dan hanya untuk bernafas saja harus dibantu dengan respirator. Lalu aku melihat kedua matanya yang terpejam, saat itulah aku baru bisa menerima kenyataan bahwa sepertinya dia memang Yangki. Aku sangat mengenal mata itu walaupun dalam keadaan terpejam dan seluruh fisik tubuhnya yang lain telah berubah. Lalu, entah apakah aku yang hanya berhalusinasi ataukah memang terjadi, aku melihat sudut matanya berair. Seperti orang menangis, entah itu karena kesakitan, atau karena dia menyadari bahwa teman-temannya datang menjenguknya.

Aku hanya bisa berkata dalam hati, “Yangki, please open your eyes…”

Kemudian, salah satu teman kami, Brima, bertanya pada seorang bapak-bapak berkaca mata yang sedari tadi intens menatap Yangki dan matanya berkaca-kaca. Samar-samar aku mendengar dia berkata, “Iya, dia memang Yangki.”

Saat itulah aku merasa ada seseorang yang menggenggam tanganku dari belakang, seolah ingin menguatkanku, dan aku tidak tau siapa orang itu karena rasanya aku lupa bagaimana caranya menoleh. Aku hanya diam sambil menatap terus pada dirinya yang tengah terbaring, terpejam, dengan perban terbalut di kepalanya yang bertulisan “JANGAN DITEKAN!!! RENTAN KARENA TIDAK BERTULANG!!!”

Pelan-pelan pandanganku mengabur, aku sadar, cepat atau lambat aku pasti akan menangis tapi aku berusaha untuk menghalau rasa itu. Aku berusaha seceria mungkin karena aku tidak ingin menunjukkan pada teman-temanku bahwa sebenarnya aku terluka, aku sakit melihatnya seperti ini.

Aku sendiri juga bingung mengapa aku harus segalau ini, mengapa aku harus merasakan sakit ini, mengapa aku harus peduli padanya, karena kami berdua bahkan bukan pasangan ataupun mantan pasangan. Kami hanya teman biasa. Oke, kalau dari sisiku lebih kepada teman yang sering kupandangi diam-diam. Tapi itu bukan suatu alasan untuk membuatku peduli padanya sebesar ini, kan?

Sejam kemudian, ayahnya menemui kami setelah selesai mengantar Yangki melakukan scan. Ayahnya banyak bercerita tentang bagaimana keadaan itu menimpanya dan jujur saja, aku tidak begitu ingat apa yang beliau katakan karena aku hanya fokus pada jendela berkelambu di mana di sisi seberangnya Yangki tengah terbaring di sana. Kami tidak diperbolehkan keluarganya untuk masuk kedalam ruang ICU karena beberapa hari yang lalu sempat terjadi aksiden yang mengakibatkan tekanan darahnya naik lagi menjadi 220 (yeah, tekanan darahnya bahkan sebelumnya pernah mencapai 230 sebelum akhirnya terjadi pecah pembuluh darah otak dan membuatnya koma hingga kini) gara-gara seorang penjenguk berkata sesuatu yang tidak mengenakkan hatinya. Aku berasumsi bahwa walaupun kesadarannya hilang, namun dia masih bisa mendengar sehingga bisa merespon.

Entah berapa lama kami menanti sampai akhirnya suster membuka kelambu itu. Dan seketika itu perlahan aku berjalan menuju kaca jendela, melihatnya, dan tidak mempercayai apa yang kulihat bahwa sebelumnya dia adalah temanku, orang yang kukenal. Kini dia terbaring tak sadarkan diri dengan tulisan mengerikan di perban kepalanya (karena batok kepalanya masih belum dikembalikan untuk mengantisipasi terjadinya pembengkakan pasca operasi).

Dia adalah Yangki. Yangki yang raja bolos. Yangki yang tidak begitu banyak punya teman di kampus karena dia tipe penyendiri (bahkan papanya pun bertanya-tanya kenapa selama ini dia hanya bergaul dengan teman SMA saja. “Mana teman-teman kuliahmu?” papanya mengulangi pertanyaannya untuk Yangki di hadapan kami). Yangki yang selama beberapa waktu mampu mengalihkan perhatian dan sakit hatiku terhadap Ricky.

Saat melihatnya, berada dekat dengannya walau harus dipisahkan oleh jendela yang konyol itu, aku sempat berbicara dalam hati, “Yangki, ini aku Okky. Berjuang ya. Jangan pernah menyerah. Karena aku tau kamu di sana (entah dimana kamu sekarang) berusaha keras untuk menguasai tubuhmu kembali. Kamu mungkin sudah lupa denganku, tapi aku tidak pernah lupa padamu. Jadi, aku mohon…bukalah matamu. Apa kamu tidak tau, jika kamu membuka mata, kamu bisa melihat langit biru dari sini. Bukankah kamu sangat menyukai memandang langit?”


Langit ini adalah dia...


Tapi dia tetap tidak membuka mata. Perlahan, aku pun mundur teratur. Aku hanya terdiam. Lalu aku balik badan dan menatap langit yang saat itu memang sangat indah: biru bersih dengan awan putih yang menutupi separuhnya.

Aku mengeluarkan ponsel kameraku dan memotret langit biru itu. Karena aku berpikir bahwa suatu saat nanti, saat aku memandang langit itu, aku akan teringat padanya, atau mungkin aku bisa mengirimkan padanya untuk menunjukkan betapa indahnya langit biru ketika dia tidak bisa melihatnya. Namun, dia bisa melihatnya dari kedua mataku….

Yangki, tetaplah berjuang… karena langit itu selalu biru…



kembali ke atas

Senin, Oktober 12, 2009 @ 12:38 PM

bagaimana cara membuat mie gelas

Mungkin mulai postingan ini gue bakal ngerubah formal blog gue menjadi vlog. Ini karena gue bosen terus-terusan nulis dan gue lagi pengen banget eksis di depan kamera. sapa tau nantinya ditawarin main pilem bareng nicholas saputra di Ada Apa Dengan Luna(tic)?

Hehehe...

Gue barusan bikin account di Youtube. Gue pakai nick: alunaTIC86

Jadi buat temen-temen yang pengen update blog gue, sebaiknya langsung nonton aja aksi gue di depan kamera. Enjoyed!



kembali ke atas

Jumat, September 11, 2009 @ 9:57 AM

Cowok Juga Manusia

Semalem, waktu ngobrol sama Pinguin, gue menemukan sebuah fakta baru mengenai cowok. Dan ini membuat gue paham bahwa pada dasarnya cowok dan cewek itu sama aja, terlepas dari alasan otak cowok didesain dengan asumsi keturunan pemburu dan cewek adalah pengurus rumah tangga (dapet dari Why Men Don’t Listen and Women Cant Read Maps). Atau ada istilah “Aturan Cowok” yang salah satunya adalah: biarkan cowok yang mengejar (dapet dari He Just Not That Into You).

Ternyata cowok itu juga manusia. Dia bisa ngerasa nggak pede, takut ditolak, putus asa karena cinta, dan kelimpungan gara-gara bingung gimana caranya agar hanya dirinyalah yang jadi penguasa hati si cewek. Cowok bisa juga pusing tujuh keliling gara-gara mikirin cewek (gue pikir cuma cewek yang begitu). Dan cowok juga bisa menangis karena cinta.


Selama ini ternyata gue terlalu naïf dengan membuat deskripsi bahwa hanya cewek yang benar-benar menggunakan hati untuk urusan “hati”. Nyatanya, cowok juga melakukannya. Tapi tampaknya cowok selalu lebih kuat, lebih bisa bersikap tidak peduli, dan seolah hatinya itu tidak peka. Yeah, itu merupakan proteksi alami yang dibuat oleh kaum Adam agar tidak dijajah oleh kaum Hawa. Atau mungkin karena dari awal, sejak dilahirkan, cowok selalu didik sebagai seorang “pelindung” yang mana dia harus terlihat kokoh dan kuat. Itu sebabnya ada orang yang mengistilahkan begini: lebih banyak cowok bajingan daripada cewek yang tidak pernah jatuh cinta.


the boys secret: they afraid to lose his center of life


Gue pernah nanya sama teman gue yang dikenal sangat playboy dan suka gonta-ganti cewek. Gue tanya gini: Apa kamu nggak capek berkelakuan seperti ini terus? Apa kamu nggak kepingin punya suatu hubungan jangka panjang yang bisa diandalkan?


Lalu dia menjawab dengan sebuah jawaban yang tidak pernah gue sangka. Dia bilang gini: Aku takut jatuh cinta. Nggak tau apa jadinya kalau itu sampai menimpaku.


Jadi sebenarnya cowok playboy, tukang gonta-ganti cewek, kucing garong, atau apalah istilahnya, hanyalah orang-orang yang rapuh. Mereka takut kehilangan. Karena mereka berpikir jika kehilangan seseorang yang menjadi pusat dari kehidupannya (cewek itu), pasti kehidupannya bakal berantakan. Gampangnya coba pikirin bagaimana jika secara mendadak matahari yang menjadi pusat revolusi planet-planet menghilang dan tidak pernah kembali? Bisa dipastikan semuanya akan kehilangan kendali, saling bertubrukan, dan akhirnya kiamat.


Serem, kan? Apalagi jika itu terjadi dalam hati seorang cowok. Bahkan seingat gue dulu ada yang pernah bilang begini: Girls more easy to healing her pain, than boys do. Girls more have chances to get another love, but usually boys not.


Tapi ada sebuah saran dari gue buat cowok-cowok yang takut jatuh cinta karena nggak siap nanggung resikonya: Be gentleman. Cari cintamu, kejar dia, nyatakan padanya, dan cintai dia dengan setulus hatimu. Karena pada dasarnya cewek juga punya kekhawatiran yang serupa. Hanya saja cewek selalu berharap bahwa suatu saat ada seorang gentleman yang akan menaklukkan dan mencintainya dengan setulus hati. Jadi, tentukan pilihanmu: menjadi gentleman itu atau hanya berakhir sebagai kucing garong…


Love,

Aluna


kembali ke atas

Kamis, September 10, 2009 @ 10:22 AM

Matikan Lampunya, Jika Dia Bukan Pilihanmu

Akhir-akhir ini gue jadi sering banget tidur tengah malem. Mungkin bagi sebagian orang itu adalah hal yang biasa, tapi bagi gue yang biasanya punya jam tidur kayak anak SD tentunya menjadi hal yang luar biasa. Akhirnya, berjatuhan korban gara-gara nemenin gue sampai tidur. Biasanya sih gue bakalan online di fesbuk atau twitter. Banyak korban yang berjatuhan atas kebiasaan baru gue ini. Mereka adalah orang-orang yang sering gue telponin malem-malem hanya supaya gue ada temennya. Hwahahaha...

Salah satu korban gue adalah Pinguin. Hmm...bukan nama sebenarnya sih, sebenarnya nama aslinya Bimo. Tapi dengan seenak jidat gue julukin dia sebagai Pinguin. Maap, Bimooo...

Kemarin malam, sepulang dari dokter karena pilek dan batuk gue udah semingguan nggak sembuh, gue kena insomnia lagi. Padahal itu sudah minum obat batuk dari dokter yang mengandung obat tidur (heran deh, kenapa susah banget tidur!).

Waktu ngobrol sama Bimo, kita sering tukar pikiran mengenai teori-teori. Hahaha... ya, kedengarannya memang kurang kerjaan banget, malam-malam ngomongin tentang teori. Tapi tenang, ini bukan teori tentang perkuliahan atau sekolahan. Teorinya lebih kepada hal-hal yang lazim terjadi di dunia. Seperti pada malam pertama, gue sama Bimo ngebahas tentang Pinguin (dan dari situlah, gue menjuluki dia pinguin).

Lalu, semalem kita ngebahas lagi tentang sebuah teori atau stigma yang sudah melekat di benak orang-orang sejak jaman dahulu kala, dan menurut gue teori itu salah. Jadi, intinya, semalem gue mendeklarasikan sebuah teori baru tentang JODOH kepada Bimo.

love graphics Pictures, Images and Photos
bimo blue: jodoh itu apa sih, Lun?
aluna pinky: jodoh itu seperti kita yang iseng telpon2an malem2 hanya karena ngebahas teori gak penting kayak gini ;p


Awalnya, temen gue ini lagi bete setengah mampus sama pasangannya karena suatu hal. Dan sebagai teman yang baik, gue bilang sama dia: "Bimo, kalau memang dia jodoh kamu, pasti nggak akan lari kemana-mana kok."

Tapi dia malah marah dia bilang: "Lun, kali ini gue bener-bener marah sama loe. Soalnya gue paling nggak suka denger kata-kata itu. Bagi gue, kata-kata seperti itu hanya diucapkan oleh seorang pecundang."

Dari situlah gue mulai cerita sama Bimo kalau sebenernya gue juga nggak setuju dengan petuah itu. Menurut gue, Jodoh itu bukan terlulis dia atas sebuah baru dimana di situ ada nama, tanggal, dan tempat dimana kalian akan bertemu dengan jodoh kalian.

Bagi gue, jodoh itu relevan.

Jadi jodoh itu tidak terdefinisi saklek.

Seperti kata orang-orang bijak: Setiap manusia dilahirkan berpasang-pasangan. Maka dari situlah timbul pemikiran yang salah mengenai sebuah teori jodoh yang konvensional. Dimana disitu dijelaskan bahwa seorang manusia pasti memiliki seorang pendamping, dan mereka pun berpikir bahwa saat mereka diciptakan, di situ juga ditulis mengenai siapa jodohmu. Mereka berpikir bahwa di situ ada "nama".

Padahal menurut gue, there's no name in your destiny's list.

Menurut teori baru gue, jodoh itu relevan. Jadi seorang Bimo bisa saja berjodoh dengan Si A, Si B, Si C, atau Si Z. Itu tergantung pilihannya dia. Intinya, kita memang harus bersaing untuk mendapatkan jodoh yang kita inginkan dan semua pilihan itu ada di tangan kita. Teori ini lebih mirip seperti persimpangan jalan.

Kalau kita sering mendengar ada orang yang sering kawin cerai dan dia beralasan bahwa belum bertemu jodoh sejatinya, maka itu salah. Mereka bukan belum menemukan jodoh sejatinya namun mereka memilih untuk mendapatkan yang terbaik.

Lalu, bagaimana dengan kata pepatah "kalau jodoh pasti tidak akan kemana."

Ya, itu memang benar. Jodoh memang tidak akan lari kemana, tapi kita harus berusaha untuk mendapatkannya dan tetap menentukan pilihan seperti apa "jodoh" yang kita inginkan.

Its, up to you, guys. Seperti yang Choky Sitohang bilang: Tentukan pilihanmu, dan matikan lampunya jika dia bukan pilihanmu...

Is that right, pinguin?

kembali ke atas

Rabu, September 09, 2009 @ 10:06 AM

About Alune that U must to know...


Aluna Soenarto



katanya poto ini mirip Jan Die di Boys Before Flower... (hwakakakak)

Coba gue jelasin mengenai diri gue.
  • Gue adalah orang yang gampang ketawa. Kadang-kadang saat nonton filem yang menguras air mata pun, gue bisa dengan ngakak ketawa keras ( mungkin ada susunan saraf gue yang nggak pas).
  • Gue adalah orang yang sangat suka lingkungan baru, itu berarti gue orangnya mudah bosen sama sesuatu yang nggak menarik. Mungkin ini penyebab kenapa selama ini gue selalu gagal dalam hal percintaan. Hahahaha
  • Gue lebih suka berteman sama cowok daripada sama cewek. Karena cowok lebih simpel cara pemikirannya selain itu cowok lebih loyal kalau ada hubungannya sama pertemanan.
  • Kadang-kadang gue suka mengidap "princess wannabe syndrome". Hahaha... kebiasaan ini muncul ketika gue udah mulai kepedean, ngerasa paling cantik sedunia, dan itu akan diikuti oleh banyaknya "lamaran" yang gue dapet dari cowok-cowok yang pengen cari pacar. Hwakakakak...
  • Gue sangat doyan nonton. Apalagi kalau pemainnya keren dan guanteng sampai bikin ngiler-ngiler dan ngesot-ngesot ;-p
  • Gue pernah punya cita-cita cetek: menikah dengan Daniel Pedrosa. Yang mana kelihatannya cita-cita itu masih belum expired (Danny, just waiting for me... hehehe)
  • Paling nggak benci sama cowok playboy (hari gini playboy??! kelaut aja deeeeeeeh!)
  • Banyak yang berpikir kalau gue ini tipikal cewek yang gampang terpesona sama cowok ganteng dan tidak bisa setia. You did wrong, guys! Aslinya gue ini cuma besar omong aja. Gue cuma suka neriakin cowok-cowok ganteng, lalu selesai. Dan nggak tau kenapa, kalau sudah sayang sama seseorang, gue sangat-sangat susah sekali untuk mendepaknya dari hati...cieeee...berasa lagunya club 80's
  • Oh iya, satu lagi, banyak yang bilang gue awet muda...hahaha...mungkin karena pemikiran gue masih belum sejlimet orang-orang seumuran gue makanya masih kelihatan kayak anak ingusan.
  • Then...kata cowok-cowok, suara gue kalau di telpon enak banget. Empuk kayak bantal katanya. Hwakakakakak... I dont admit that (soalnya udah banyak yang ngomong gitu...

kembali ke atas

Jumat, Agustus 07, 2009 @ 12:25 PM

Setelah hiatus Yang Sangat Lama

HALOOOOOOOO.....

Waduuuuuh, kangen niih. Lama banget ya nggak nge-blog. Bukannya sombong karena udah terkenal (padahal gak ngetop juga sih), bukannya sengaja jual mahal (padahal kalau dijual diskon pun pasti ga ada yang mau beli. hahaha), tapi sejak akhir mei kemarin rasanya kesibukan nggak ada pernah habisnya. Bahkan sekedar nepatin tenggat deadline untuk artikel di majalah pun keteteran. Apalagi untuk meluangkan waktu ngetik di blog. Tapi berhubung saat ini udah ngebet banget pengen nge-blog, juga pengen cerita tentang apa aja yang gue lakuin selama masa hiatus.

Jadi temen-temen, selama bulan juni sampai juli kemarin gue mengadakan perjalanan mengelilingi pulau jawa. Tapi nggak semua kota didatengin sih, cuma sekedar refreshing dan liburan. Dan itu sangat menyenangkaaaaaaaaaaan sekali. Gue bisa menghirup udara segar, melihat pemandangan indah, ketemu orang baru (dan ternyata orang daerah itu ramah-ramah sekali), nyobain masakan khas daerah tersebut, dan tak lupa beli oleh-oleh.

Perjalanan gue dimulai dari Magetan, gue mengunjungi telaga sarangan, naek motor boat ngelilingin telaganya, makan sate kelinci, dan beli jajanan khas daerah tersebut. Dan sekedar informasi aja kalau ternyata udara di daerah telaga itu sangat bertolak belakang di pagi dan malam harinya. Kalau malamnya panaaaaaas banget, nyamuknya banyak, tapi begitu subuh datang, selimut bertumpuk tiga pasti nggak sanggup ngangetin badan.


Telaga Sarangan



Sate Kelinci khas Sarangan


Dari Sarangan, gue melanjutkan perjalanan ke Pacitan. Di sana perjalanannya nyeremin banget soalnya sisi kanan jurang, sisi kiri tebing, jadi kalau supirnya nggak profesional pasti bakalan RIP duluan. Ngeri banget jalannya, tapi sepadan dengan pemandangan yang gue dapetin. Di pacitan gue lewat depan rumahnya Pak SBY dan saking kampungannya gue, gue langsung nyeletuk:
Wah, rumah presiden ternyata selalu dijagain polisi ya?

Dan seperti biasa, gue langsung diketawain sama Riska. Dia bilang gini:
Ya iyalah Lun, soalnya kalau penjaganya sapi itu baru rumahmu.
Setelah melewati rumah Pak SBY, gue mengunjungi Pantai Teleng Ria. Disana gue main air sampai bosen, sampai kulit kuning langsat gue jadi gosong kebakar matahari, sampai rambut gue lengket semua kena air garam. Disana juga, gue sok-sokan pakai papan surfing tapi selalu kebalik waktu naikin (emang dasar kebanyakan gaya sih).

Dari pantai Teleng Ria, gue nerusin perjalanan ke Goa Tabuhan. Goanya unik banget karena kalau baru stalaktitnya dipukul, bakalan keluar bunyi-bunyian kayak gendang gitu. Tapi udaranya pengap banget di dalam goa, padahal udah ada blower. Mungkin kudu ditambahin AC kali ya? Hahaha...

Berhubung laptop gue eror, gue nggak bisa inputin foto-foto di Pacitan. Tapi lain kali (kalau gue ada waktu) gue pajang di sini deh. Termasuk foto-foto waktu gue makan nasi tiwul di Pacitan. Enak banget. ;p

Setelah Pacitan, gue nerusin perjalanan ke Trenggalek. Saat perjalanan ke Trenggalek itu ngelewati gunung-gunung dan sawah-sawah. Pokoknya baguuuuuuuus banget perjalanannya. Makanya gue nggak tidur di mobil gara-gara keasyikan nikmatin pemansangannya.



Ini bukan lukisan. Ini pemandangan Trenggalek

Di Trenggalek gue mengunjungi Bendungan Wonorejo. Sumpaaaaaaaah....KEREEEEEEEEN!!! Bagus banget disana. Kayak pemandangan bendungan-bendungan di Amrik kalau dilihat dari puncaknya. Tapi sayangnya pihak pengelolanya belum terlalu memaksimalkan fungsi bendungan ini sebagai sarana pariwisata. Tapi justru kealamiannya itulah bikin orang yang ngeliat langsung bisa mendapat ketenangan batin.


Waduk Wonorejo


Dari Trenggalek, gue ngelanjutin perjalanan ke Mojokerto. Disana ada kawasan yang namanya Pacet. Tempatnya di puncak gunung, jadi adem, dan banyak pemancingan ikan di sana. Gue semalem di sana. Nginep di vila (untungnya vilanya nggak angker). Waktu pagi, pemandangannya baguuus banget. Apalagi udaranya juga sejuk. Disana gue sempet belajar mancing. Dan gue berhasil dapat satu ikan tombro dari hasil pancingan gue setelah berkali-kali dikibulin sama ikannya (cuma dimakan umpannya, tapi nggak kesangkut di kail).


Pemandangan dari vila


Ini sunrise yang kelihatan dari jendela kamar di vila, ada kabutnya segala tuh

Dari Mojokerto, gue transit sebentar di Surabaya. Lalu diajakin bokap ke Bandung karena bokap ada raker di sana. Jadi gue, nyokap, bokap terbang ke Bandung. Cuma sehari doang. Itupun cuma jalan-jalan ke Dago. Hehehe...

Setelah dari Bandung, gue pulang ke Ponorogo. Ngurusin naskah Thieves yang terkatung-katung tak tentu rimbanya (alaaaaaah, gayanya!). Lalu setelah semua beres, gue keluyuran lagi. Sekarang yang jadi target gue adalah Jogja. Tapi naas, mobil gue malah kena tubrukan berantai di jalan. NGERI. SYOK. DAN MISUH-MISUH GAK KARUAN. Hahaha

Apalagi sepeda motor yang nubruk mobil gue dari belakang malah minta ganti rugi padahal motornya sama sekali gak lecet. Lah, mobil gue bemper depannya ringsek, bemper belakang penyok, lampu mobil pecah. dan kap mobilnya gak bisa ditutup. Gimana gak emosi jiwa. Ya udah, keluarlah sifat madura gue. Gue pisuhin orangnya. HWAKAKAKAKAK (kalau inget itu jadi ketawa, soalnya orangnya sampai pucet gitu. Hehehe....Madura dilawan!)

Setelah kejadian itu, gue masih lanjutin perjalanan ke Jogja. Di jogja bukannya jalan-jalan tapi masuk bengkel. Nungguin mobil dibenerin. Tapi tetep sambil jalan-jalan ke Malioboro sih. Hahaha...

Dan itulah akhir rangkaian liburan musim panas gue. Gue dapat banyak banget pengalaman. Ketemu orang-orang baik, bersosialisasi dengan banyak orang, dan menyadari bahwa ternyata selama ini gue adalah orang yang beruntung (karena sering kali gue mengeluh).

Ya, gue adalah orang beruntung. Mungkin, gue adalah orang ter-beruntung sedunia... Karena gue memiliki harta karun keberuntungan itu. Kotak pandora itu berisi kebahagiaan.


Smile of happiness

Ya, gue sekarang bahagia.... sangat bahagia.... (walau tanpa pacar tampan karena bagi gue itu semua menjadi tidak penting)!


kembali ke atas

Profile



Aluna Soenarto

22 female

Surabaya, East Java, Indonesia

Accounting 2005, Airlangga University


My Masterpiece



kalau pengen tau cuplikan ceritanya




Pingbox


Tagboard




Tweetz



Links



Credits

Layout by: LastSmile(: