♥ Kantung Ajaibku ♥
Minggu, Desember 21, 2008 @ 8:32 PM

Dampak CSI Miami


Kalo nanya tentang kesukaan aku akhir2 ini jelas berubah total.
Dari Twilight yang mendayu-dayu dan penuh romantisme, sekarang aku lagi demen banget sama yang namanya investigasi.
Bukan investigasi kayak infotainment yg nginterogasi artis kapan merit, kapan cerai, kapan mau punya anak??
Heran deh! Ngapain gitu nanya hal2 remeh kayak begitu ke mereka. Bukannya artis jg manusia?? Sama kayak kita2 jg! Cuman lebih sering nongol di tivi gitu aja.
Dan lebih mengherankan lagi, ada cewek namanya Aluna saking getolnya ngikutin gosip di tivi, dia ampe lupa kalo ada ujian di kampus. Dasar bego!

Lhah? Ngapain jg bahas artis? Oke, balik ke investigasi yg aku ceritain tadi. Minggu2 ini aku lagi kesetanan nonton CSI MIAMI. Wuiiih, keren mampus! Sampe2 nih aku ga rela ngedip saking serunya.
Memang sih aku telat bgt baru ngikutin serial ini secara dia udah ada mulai tahun 2002. Kemane aje, Lun?!
Ceritanya sendiri dikemas layaknya CSI atau CSI NY. Tapi setelah ngebandingin ketiganya, aku masih favorit CSI MIAMI. Habisnya aktor, akting, dan cara mereka menangani kasus kriminal sangat-sangat keren sekali. Sampe2 nih, kalo bisa kerja ama mereka, aku mau lho ngirimin CV ama application letter ke mereka. Hwakakakak..

Andai bokapku kayak Horatio, pasti bakal aku buntutin terus selama dia kerja. Hahaha... Mungkin karena itu ya, dia ga jd bokapku. Bakalan repot bgt soalnya.
Selain Horatio, aku jg suka Eric yg diperanin Adam Roudriguez (setengah Cuba yg seksi mampus). Dia cute, kalem, tapi misterius. Btw, kenapa ya kebanyakan tokoh favoritku namanya Eric?! (Eric Delko, Eric Murphy-Entourage, dan Eric2 lain). Hahaha..
Mungkin karena orang yg namanya Eric itu kebanyakan ganteng ya??

Well, selain CSI, aku jg lagi demen ngikutin Dexter. Kebetulan semuanya ditayangin di FOXCRIME.
Awalnya sih aku mikir ceritanya bakal standart: detektif cakep, smart, banyak pacar, dan sering memecahkan kasus kriminal. Tapi ga ada yg standar di FOXCRIME. Dexter adalah pembunuh berantai yg hobi memutilasi korbannya tapi tanpa ada bekas darah sedikit pun karena dia menguasai trik ilmu bedah. Dan dibalik itu semua dia berpura2 menjadi detektif Kepolisian Miami. Jadi, dia adalah pembunuh berantai yang berada di balik lencana polisinya.

Waktu nonton agak ngeri jg soalnya lihat dia 'mencincang' korbannya yg masih hidup.
Beruntungnya aku, waktu kemarin datang ke 30% Gramedia Discount Sale, aku lihat novel aslinya yg berjudul Darkly Dreaming Dexter. Langsung aku beli bersama beberapa buku yg aku borong gila2an mengingat diskon yg menggiurkan. Ampe lupa duit di dompet ga cukup yg akhirnya terpaksa pake card sebelum ditendang satpam gara2 dikira ga punya uang.
Novelnya sendiri a little creepy and weird! Bukan aneh karena jelek tapi karena Dexter adalah pembunuh berdarah dingin dan sadis.
Aku sendiri kurang setuju dg pemikiran Dexter tentang 'menghakimi orang jahat yg tak tersentuh hukum dg cara memutilasi dlm keadaan hidup'. Aku pikir nggak ada manusia yg boleh menghakimi nyawa manusia lain. Hanya Tuhan yg boleh ikut campur kalo ada hubungannya dg nyawa. Mungkin ini karena pengaruh ajaran agamaku yg melarang untuk membunuh sesama.
Coba deh pikir. Kalau aja ada 1 penjahat yg telah membunuh beberapa anak kecil tapi tak terendus oleh hukum, dosanya ditanggung siapa? Jelas penjahatnya kan?
Lalu, kalau Dexter muncul dan membunuh penjahat ini, dosanya ditanggung siapa? Pasti Dexter.
Jadi apa intinya?
Well, intinya adalah semakin banyak manusia yang akan masuk neraka. Tak terkecuali Si Tampan Dexter yg bermaksud baik.

Dulu, seorang teman pernah berkata padaku: hidup ini tak pernah adil.

Yeah, he's right. Live is sucks, and you die..


kembali ke atas

Selasa, Desember 09, 2008 @ 2:28 PM

Tentang Twilight Lagiii....

Whuuups!!!

Gara-gara postingan kemarin, aku dapat banyak teguran dari beberapa "pihak" TWILIGHT.
Dan terus-terang, aku nggak nyangka kalau efeknya bakal seheboh ini. Soalnya aku mikir kalau blog aku ini nggak "populer" dan bisa membuat "spoilers" buat pasar Twilight.

Jujur, aku nulis review kemarin nggak ada niat terselubung lain. Aku bener-bener "pure" bikin review tentang Twilight Saga dan Twilight The Movie berdasarkan pendapatku dan aku mikir, untuk apa aku harus mengada-ada. Ini blog-ku, ladang aku nuangin pemikiranku, dan seharusnya aku "bebas" menulis apa aja di sini (tentu aja yang bertanggung jawab).

Jadi maaf aja buat pihak-pihak tertentu yang meminta untuk mengubah postingan aku kemarin demi "pasar", aku nggak bisa ngelakuinnya. Karena postingan itu merupakan pendapatku. Aku berusaha untuk jujur di sana, dan kalau lebih jeli sih aku rasa di postingan kemarin nggak ada spoilers apa-apa. Bahkan sudah jelas ditegaskan dalam paragraf pertama bahwa "Twilight the movie adalah film yang bagus".

Untuk lebih jelas lagi, aku bahkan udah dua kali nonton film ini. Dua kali (sekali lagi aku nonton, pasti aku bakal dapat payung...hehehe).

Bukankah itu sudah cukup menegaskan bahwa film itu adalah film yang layak untuk ditonton?

Terus, buat yang bilang bahwa aku telah membuat spoiler membahayakan untuk buku BREAKING DAWN yang belum rilis versi Indonesianya, aku juga nggak ngerti kenapa bisa sampai begini.

Di postingan kemarin aku hanya bercerita tentang sisi Edward di Breaking Dawn yang memang "too messy" dan bikin aku pengen nyekek dia (kalau dia bisa dicekek...hahaha), tapi itu hanyalah sebagian kecil dari seluruh bagian buku. Ada momen-momen favoritku juga kok, seperti waktu mereka menikah atau saat Reneesme (anak Bella dan Edward) lahir. Jadi, buat temen-temen yang masih penasaran dengan akhir perjalanan Bella as a human, baca aja Breaking Dawn.

Terus terang, mulai New Moon, aku nggak terlalu memfavoritkan Edward. Aku justru lebih menyukai Jacob. Karena Jacob adalah cowok yang baik dan "selalu" menepati janji. Jacob nggak terlalu banyak ngumbar janji dan selalu melindungi Bella dengan caranya sendiri. Tapi ternyata pada akhirnya Bella malah menikah dengan Edward (yang memang sudah terprediksi).

And then...buat beberapa temen-temen yang nanya dimana bisa beli MIDNIGHT SUN (Twilight yang diceritakan dari sisi Edward Cullen), buku itu NGGAK bakalan pernah terbit. Karena naskah itu dicuri orang saat Stephenie menggarapnya dan berakhir dengan beredarnya versi PDF-nya di internet. Itu membuat Stephenie "ngamuk". Dia akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan tulisannya karena ulah orang tak bertanggung jawab itu. Lalu, dengan hati seluas samudera, dia meletakkan draft novelnya dalam situsnya sendiri sehingga bisa diunduh oleh para penggemarnya. Jadi, kalau penasaran, langsung download aja di situsnya Stephenie Meyer (tapi versi bahasa inggris dan hanya separuh).

Aku sempat ketawa baca postingannya saat meletakkan naskah itu. Dia bilang gini: Sekarang mungkin aku bisa melanjutkan ceritanya, walaupun dengan versi internet beredar dimana-mana . Tapi, dengan kondisi seperti ini aku bisa saja mengakhiri ceritanya dengan membunuh The Cullens dan Bella, dan James menang. Sehingga tak ada satupun yang selamat. Tapi pasti tidak akan sesuai dengan Twilight. Jadi, lebih baik aku menulisnya sampai di sini saja.

Ternyata penulis terkenal pun juga moody ya? hehehe...

Ok! Buat yang kirim email dan protes ke aku, aku harap postingan ini bisa membuka pikiran semua orang.

Peace!

kembali ke atas

Kamis, Desember 04, 2008 @ 1:00 PM

About Twilight

Postingan ini juga bisa diakses di account Twilight Indonesianya Aluna

Aku baru aja nyampek rumah dan segera hidupin laptop karena aku udah nggak sabar ngebahas Twilight the movie yang barusan aku tonton. Well, time to review!!!

Twilight. Denger namanya aja pasti semua orang pada tau kalau itu adalah judul buku bestseller karya Stephenie Meyer yang juga salah satu buku favoritku. Film ini udah aku tunggu-tunggu sejak sebulan lalu gara-gara aku lihat iklannya disebuah majalah remaja dan dari situ pulalah aku mulai hunting buku-bukunya Stephenie.

Filmnya bagus dan aku rekomendasiin untuk ditonton bareng temen-temen atau pacar. Walaupun ini bukan film favoritku tapi film ini patut untuk ditonton.

Layaknya sebuah film yang diadaptasi dari sebuah novel, film ini memiliki kekurangan-kekurangan tertentu. Seperti memon-momen penting yang tidak ditampilkan dalam adegan, setting-setting yang diubah demi mempersingkat penyampaian pesan pada penonton, informasi-informasi yang nyeleweng jauh dari buku, dan beberapa pemain yang seharusnya “tidak bermain” seperti yang seharusnya.

Oke, sekarang aku bakalan ulas total mulai dari pembukaan film. Dalam opening session ada suara narrator Bella yang berkata tentang “Bagaimana seharusnya aku mati, aku mati demi orang yang kucintai, blah…blah…blah” pokoknya something like that. Nah, disitu digambarin dengan latar hutan tropis ala Forks dan berfokus pada binarang rusa yang tengah makan daun-daun. Lalu seperti yang bisa diduga, rusa itu diburu oleh Edward.

Satu hal yang mengusik pikiran aku: Kenapa harus rusa? Bukankah Edward hanya memburu singa gunung? Kenapa nggak malah menampilkan singa yang berjalan-jalan? (Mungkin sutradaranya lebih kerepotan kalau harus nge-shoot singa gunung kali ya?)

Lalu, beralih ke Jacob Black. Oh My God! Dia benar-benar diluar dugaan aku. Aku pikir Jacob Black akan dimainkan oleh seorang American, bukan Indian. Jadi agak syok begitu ngeliat pemeran Jacob yang berkulit gelap dan rambutnya itu loh…old fashion banget! Aku pikir walaupun rambutnya panjang, bisa kan dipotong model shaggy kek, atau apaan kek. Jadi nggak kelihatan kayak pengamen di bis kota begitu. Tapi kalau dari fisik sih, cute, kayak Steven Strait lah.

Eric si pecinta klub catur. Kali ini aku no comment aja! Bukannya nggak punya komentar atau apa tapi ini bener-bener diluar, luar, luar dugaan aku. Aku nggak nyangka kalau Eric akan diperankan oleh seorang Japanise!!! Punya feeling kesana aja enggak. Makanya, waktu Eric muncul, aku bengong. Mangap semangap-mangapnya. Gila! Nggak nyangka banget! Lalu yang lebih aneh adalah porsi adegan Eric justru lebih besar persentasenya dibanding Jessica atau Mike Newton, padahal seharusnya Eric nggak begitu banyak peran di bukunya sendiri. Dia hanya tempelan. Makanya, aku no comment aja.

Soal saudara-saudara Edward. Alice, God! She’s very cute! Mungil, benar-benar kayak peri. Dan bisa aku bilang dia adalah tokoh favoritku (dibanding Bella, aku malah lebih seneng Alice di film ini). Emmett, kalau boleh bilang, dia adalah satu-satunya karakter yang persis sama dalam imajinasiku. Dan aku menyukai sifatnya yang naughty dan jahil. Tapi waktu nonton scene di film tadi, aku kok ngerasa ada satu adegan yang hilang ya? Pokoknya, dulu di You Tobe, aku pernah lihat adegan antara Edward dan Emmett yang bertengkar gara-gara Bella, dan Emmett bilang gini, “But she’s not parts of us.” Atau akunya aja yang lupa ya?

And then…Rosalie, secara fisik aku ngerasa dia kurang kurus tapi cukup cantik sih. Tapi kenapa di film dia digambarkan jahat sama Bella. Padahalkan dia nggak sejahat itu. Memang benar dia nggak terlalu suka sama Bella tapi bukan berarti dia jahat dan ingin melukai Bella. Next, Carlisle, terus terang, aku agak syok waktu melihat Carlisle sangat muda. Aku ngebayangin dia itu agak lebih tua yaaa…seumuran dengan Mr. Bennet di Heroes (yang bapaknya Hayden itu lho). Lalu, Jasper, aku mikirnya Jasper itu mirip temennya Mr. Darcy di Pride and Prejudice (aku lupa namanya siapa, pokoknya yang akhirnya menikah sama kakaknya Elizabeth) tapi ternyata rambutnya ikal tapi nggak pa-pa sih. Dan Esme, she’s pretty dan aku menyukainya.

Dan yang paling melenceng sangat-sangat jauh adalah mansion rumah keluarga Cullen. Mana mansionnya?? Kenapa malah rumahnya berdesign minimalis? Kenapa warna temboknya nggak putih (kecuali kamar Edward memang temboknya putih)? Kenapa rumahnya nggak besar? Aku pikir rumah keluarga Edward bakalan bergaya mediterania gitu. Dengan pilar-pilar besar dan lain sebagainya tapi ternyata tidak. Malahan ada topeng-topeng Bali-nya segala. Haaaaah!!! Pusing deh. Oiya, masih ada lagi. Kenapa waktu main piano ruangannya item? Kenapa nggak putih? Kenapa kok kelihatan dimainin di ruang studio gitu? Padahal seharusnya pianonya kan ada di ruang depan rumah Edward.

Lalu, scene ciuman!!! Kenapa kok malah dilakuin di kamar Bella? Seharusnya kan mereka ciuman habis dari padang Edward (itu lho, yang Edward kulitnya bersinar-sinar). Lalu, waktu mereka di Port Angeles, kenapa Bella malah beli buku di toko buku??? Padahal jelas-jelas di novel diceritain bahwa Bella nggak jadi masuk ke toko buku karena dari luar sudah kelihatan kalau toko bukunya aneh: jual buku-buku mistis.

Ada lagi, ini mungkin yang paling fatal: kenapa ada adegan Edward bertarung lawan James? Padahal seharusnya Edward langsung menolong Bella saat Bella sudah digigit James dan Bella sudah berada dalam keadaan tidak sadar. Yang bertarung lawan James itu Jasper dan Emmet. Lalu ngapain si tampan Edward ikut-ikutan segala????

Oh mungkin, mungkin filmnya nggak bakalan seru kalau tokoh pria utamanya nggak dikasih adegan bertarung lawan musuhnya jadi dipas-pasin deh. Ya sutrahlah, stress sendiri kalau nginget-nginget hal-hal yang nggak cocok seperti di buku.

Menurut aku, Rob (yang memainkan Edward) is too human. Dia terlalu manusia dalam memerankan seorang vampir. Harusnya emosinya nggak meledak-ledak seperti yang diaktingkan dalam film. Memang benar, Edward adalah tipe cowok yang susah mengendalikan emosi cuman dia nggak teriak-teriak kayak orang gila kalau marah. Dia biasanya hanya menggeram dan mendesis saat marah.

Masih soal Edward, aku rasa aku tidak terlalu menyukai karakter ini di buku Breaking Dawn (seri penutup Twilight Saga). Oke, aku akui, aku sangat menyukai Edward di Twilight, tapi begitu muncul di New Moon, dia terlihat seperti tidak memiliki pendirian dan akhirnya meninggalkan Bella. Dia terlihat begitu lemah dan rapuh, dan terus terang aku tidak menyukai itu. Edward harus kuat, nggak boleh lemah dan plin-plan begitu, karena dia adalah vampir. Lalu di Eclipse, makin kurang respekku terhadap Edward soalnya dia berpikir bahwa membiarkan Bella tetap menjadi wujud manusia adalah hal yang paling baik untuk Bella. Padahal yang diinginkan Bella adalah terus bersamanya dan untuk itulah dia ingin abadi dengan dikutuk jadi vampir. Tapi Edward selalu marah-marah kalau Bella mulai menyinggung itu. Edward selalu melakukan kesalahan.

Dan akhirnya di buku Breaking Dawn, Edward meminta Bella untuk menggugurkan anak mereka sesaat setelah dia mengetahui kalau Bella hamil. Son of a bitch! Padahal itu adalah anak mereka berdua dan tega-teganya Edward mengambil keputusan seperti itu tanpa bertanya dulu tentang pendapat Bella. Hanya karena dia tidak ingin Bella mengalami bahaya saat mengandung anak setengah manusia setengah vampir, dia berpikir bahwa menggugurkan kandungan Bella adalah jalan yang terbaik. Edward selalu salah dan dia selalu menyakiti Bella.

Yeah, Romeo selalu melakukan kesalahan demi kesalahan (ngutip dari Romeo and Juliet).

Finally, Twilight Saga adalah buku yang bagus dan mesti dibaca, begitu juga dengan Twilight the movie. Kayaknya cukup segini dulu review dari aku. See ya!

kembali ke atas

Profile



Aluna Soenarto

22 female

Surabaya, East Java, Indonesia

Accounting 2005, Airlangga University


My Masterpiece



kalau pengen tau cuplikan ceritanya




Pingbox


Tagboard




Tweetz



Links



Credits

Layout by: LastSmile(: