♥ Kantung Ajaibku ♥
Rabu, Januari 09, 2008 @ 9:09 PM

The Covenant

Time to reviews!!! Yup, tahun baru, movies baru. Kalau dipikir-pikir The Covenant bukanlah film baru karena film ini udah rilis pada September 2006. Tapi karena gue baru nonton kemarin ya bisa dibilang film baru buat gue.

Film ini ber-genre sihir menyihir, yaaa… gak beda jauh dari Harry Potter namun dikemas dalam jaman yang modern. Ini tentang kisah anak-anak yang memiliki kemampuan lebih atau lebih tepatnya sihir yang mereka peroleh secara turun-temurun.

Mereka adalah Caleb, Pogue, Reid, dan Tyler. Keempatnya adalah keturunan asli dari lima keluarga pendiri Ipswich. Ipswich adalah kelompok persekutuan di jaman 1600an yang diklaim sebagai kelompok penyihir tertua atau merekalah yang menemukan sihir.

Namun seiring berkembangnya jaman, mereka pun dianggap perusak atau iblis dalam masyarakat *inget nggak sama cerita Hermione soal pembakaran penyihir di abad pertengahan karena mereka dianggap sebagai iblis dan ancaman bagi masyarakat??* Hal ini juga terjadi dalam cerita ini, banyak penyihir diburu dan dibunuh.

Dalam perang antara manusia dan penyihir tersebut, salah satu klan dari lima keluarga pendiri Ipswich berhasil dimusnahkan. Tidak ada lagi garis keturunan yang tersisa. Hingga kini masih diyakini jika terdapat empat keluarga pendiri Ipswich yang bertahan dan itu diwakili oleh keempat anak muda ini.

Salah satu hal yang bikin nilai tambah dalam film ini adalah aktornya. Mereka *para moviemakers itu* sungguh brillian dalam mencari aktor, bukan karena mereka pandai berakting *karena akting mereka gue anggap STD* namun karena mereka tampan sekali.

Gue rasa semua cowok yang muncul di film ini ganteng-ganteng semua, terutama Steven Strait (Caleb). Sumpah bok! Ganteng banget, wajahnya khas orang latin mixed American. Belum lagi bodinya yang kotak-kotak. I mean, enam kotak bukan satu kotak.

At least, lumayan sih film ini. Menarik di bagian gambar karena pengambilannya artistic. Namun bagi gue ini adalah film teraneh yang gue lihat, selain ceritanya yang terlalu maksa. Gue di sini mengomentari soal editing yang begitu buruk bahkan terdapat suatu adegan yang gue pikir nggak dibutuhkan untuk menjabarkan cerita. Menurut gue, adegan saat Caleb menemui teman-temannya hanya dengan pakaian renang dan mengabarkan pada teman-temannya jika ada seseorang terbunuh pada malam ketika mereka mengadakan pesta di dekat tebing sungguh tidak penting.

Maksud gue, iya memang benar adegan itu penting tapi nggak perlu mereka melakukannya dengan setting di dekat kolam renang dengan pakaian renang sedangkan mereka sendiri tidak diperlihatkan sedang berenang. Jadi adegan itu terlihat ‘hanya mampir’ saja.

Atau untuk lebih jelas kalian nonton sendiri saja dan simak dengan baik-baik.

Film ini memang hanya berdurasi 90 menit. Termasuk singkat jika dibandingkan film tentang sihir lain seperti Harry Potter, Eragon, atau Lord of the Ring. Tapi justru itu yang membuat film ini terlihat terburu-buru. Dari satu scene ke scene yang lain begitu cepat. Memang benar suatu film bisa digarap dengan moving seperti itu contohnya aja trilogy Bourne tapi dalam The Covenant keadaan ini justru membuat jiwa atau pesan yang disampaikan kepada penonton menjadi semu.

Lihat saja saat Caleb memberi tahu Sarah tentang rahasianya selama ini. Gue rasa dengan pertemuan yang kurang dari satu bulan, sungguh mustahil bagi seorang Caleb yang dalam film tersebut dikenal berpendirian teguh dan begitu menjaga rahasia persekutuan ini supaya tidak bocor ke khalayak mengumbar dengan gamblang kepada cewek yang disukainya.

Oke, kalau masalah hati memang lain lagi apalagi bagi cowok tapi hey, bisakah scripwriternya bikin moved yang lebih keren. Atau seenggaknya biarkan Caleb tutup mulut dan Si Sarah mengetahui rahasia tersebut karena cewek itu tidak sengaja melihatnya melakukan sihir. Jadi Caleb bisa tetep dilihat sebagai pribadi yang berpendirian teguh tak terkecuali pada cewek yang disukainya. Karena apapun itu lebih penting menyelamatkan persekutuannya, keluarganya, dan teman-temannya.

Wah, wah, wah, gue ini. Kayak komentator profesional aja. Tapi gue bener-bener menyukai melakukan pekerjaan ini. Really, this is really-really me. Dari pada pusing ngerjain tugas-tugas akuntansi yang numpuk lebih baik nge-review film-film kayak gini. Aslinya, gue ini lagi dapet tugas ngerjain akuntansi manajemen sebanyak sembilan nomor yang tentunya bisa bikin kepala botak. Tapi belum mulai aja gue udah males. Makanya gue milih ngereview The Covenant.

But, jangan jadi ragu atau males untuk nonton The Covenant karena gue jamin kalian pasti menikmatinya, apalagi buat cewek. Banyak pemandangan indah, Non! Gue jamin kalian bakalan ngakak saat Reid bilang: Harry Potter kiss my ass, saat mereka melakukan sihir dengan menjatuhkan mobil yang mereka kendarai ke dalam jurang hanya untuk menghindari kejaran polisi.

Yeah, The Covenant memang benar-benar membuat tongkat sihir Harry Potter tak berarti.


kembali ke atas

Profile



Aluna Soenarto

22 female

Surabaya, East Java, Indonesia

Accounting 2005, Airlangga University


My Masterpiece



kalau pengen tau cuplikan ceritanya




Pingbox


Tagboard




Tweetz



Links



Credits

Layout by: LastSmile(: