♥ Kantung Ajaibku ♥
Rabu, Juli 25, 2007 @ 3:59 PM

Daniel Pedrosa Itu Sombong!!!! (Iiih, siapa yang bilang???!)


Kemenangan Daniel Pedrosa di Sachsenring, Jerman agaknya sedikit kurang booming. Padahal cowok itu bener-bener berjuang keras supaya bisa naik di podium teratas. Dia melakukan berbagai uji coba dan mati-matian men-setting motornya supaya bisa mengimbangi Desmosedici-nya Stoner. Namun sekarang yang didapat malah gosip yang beredar dahsyat dikalangan media sport soal pribadinya yang ‘anggak’.
Katanya Pedrosa itu sombong?! Ugh!!! Suebel gue.... Kalau gue tau siapa yang menggembar-gemborkan gosip nggak bener itu, udah gue kentutin orang itu!!! Bener-bener nggak ada kerjaan laen yah selain ngegosipin orang. Ternyata bukan cuma wartawan infotainment yang suka gosip, wartawan sport juga tak ingin kalah.
Gue di sini bener-bener tulus pengen mengklarifikasi semua itu. Ini bukan karena gue adalah ceweknya (alaaaaaah...ngaku-ngaku) tapi lebih kepada seseorang yang peduli pada Pedrosa. Pedrosa itu bukan orang sombong. Dia aslinya orang yang rendah hati, suka nolong orang lain, dan sayang banget sama temen-temennya.
Tapi ada satu hal yang nggak diketahui public tentang dirinya. Danny itu seorang pemalu. Dia benar-benar pemalu kelas berat. Jadi akibatnya ia sering dianggap sombong sama orang-orang. Apalagi para wartawan yang sering banget ngejar-ngejar dia.
Gue inget banget sama ucapan Matteo (Itutuh komentaror Moto GP di Trans 7) dia bilang kalau dia sempat ngejar-ngejar Danny sambil manggil-manggil namanya tapi Danny nggak noleh dan nggak ngrespon blaaaaass (cuciaaaaaan deh loe!).
Gue tegasin di sini yah, itu bukannya Danny sombong tapi saat-saat sekarang ini dia memang lagi konsentrasi banget sama race-nya apalagi kalau lagi ada di sirkuit. Boro-boro Matteo yang orang asing, orang Puig yang udah lima tahun ngedampingin dia sebagai pelatih pun sering banget dikacangin sama Danny.
Danny memang orangnya pendiam. Dia nggak suka banyak bertingkah seperti Rossi atau Randy de Puniet. Dia lebih suka langsung membuktikan dengan perbuatan. Sebagai perumpamaan, jika dia ingin bilang cinta sama gue (iiiiih, kok gue jadi mimpi gini sih?!) dia nggak akan nulis puisi atau gembar-gembor bilang ‘I Love U’ tapi langsung dengan perbuatan yaitu ehm...ehm...nyium gue gitu...Huahahahaha (ketawa biadap).
Bagi gue Danny itu tipe cowok idaman buat gue. Baik, selalu berjuang keras untuk mendapatkan apa yang diinginkannya (dengan sportif loooh), sayang sama binatang (terutama kucing), punya hobi yang sama kayak gue (dunia cyber), perhatian, sabar, dan yang paling penting dia matanya nggak jelalatan kalau lihat cewek seksi (walaupun aktris favoritnya Catherine Zeta Jones). Pengen bukti?!
Coba perhatiin Danny sewaktu persiapan warm up lap. Lihat dengan teliti orang-orang yang ada di sekitarnya. Lalu cari sosok yang pegangin payung buat neduhin dia. Pasti yang kalian temukan bukanlah sosok wanita seksi dengan perut dan udel kelihatan tapi sosok pria tengah baya, berambut keriting, dan sesekali bisik-bisik di telinganya Danny. Yup! Bener banget, si Umbrella Boy-nya Danny adalah si Puig.
Gue udah perhatiin kebiasaan itu mulai dari Pedrosa masih ada di 250 cc. Selalu aja yang pegangin payungnya itu Alberto Puig, pelatih, manajer sekaligus teman baik selama race.
Aslinya gue dulu benci banget sama Danny. Gue pertama ngelihatnya waktu dia race ngelawan....mmm (mikir keras)...aduuuh, gue lupa. Pokoknya dia udah kawakan banget di 250 cc dan selama Pedrosa ada di seri itu, dia selalu jadi musuh bebuyutannya bersama si Stoner juga Toni Elias. Aduuuuuh, siapa sih namanya, gue lupa!!!
Waktu itu gue lihat rider yang gue lupa namanya itu udah ada di posisi satu di lap terakhir tapi di tikungan terakhir tiba-tiba saja Danny nyalip dan akhirnya gelar juara pun diraihnya untuk pertama kali di kelas 250 cc. Waaaaah, saat itu gue udah mangkel banget. Secara waktu itu gue juga baru pertama kali nonton GP jadi nggak biasa dengan iklim balapan yang cepat sekali berubah.
Udah gue maki-maki dengan seluruh isi kebun binatang saat gue lihat Danny bawa bendera negaranya di atas motornya sambil keliling sirkuit. Tapi mulut gue yang penuh dengan makian, umpatan, dan pisuhan tiba-tiba berhenti mendadak ketika cowok brengsek yang tadinya gue sumpahin seret jodoh itu membuka helm-nya.
Rasanya jantung gue bener-bener berhenti berdetak. Gue nggak berkedip dan hanya bisa berucap pelan ‘Subhanallah!!!’…. Huahahaha…gue emang selalu seperti itu kalau ketemu sama cowok yang berhasil menggetarkan pundi-pundi hati gue.
Saat itu gue langsung berpikir, “I Think I’m finally found the one”. Yaaa…ampuuun, ternyata cowok yang gue maki-maki tadi guanteng banget. Hampir seperti malaikat. Dengan keringat yang membasahi wajahnya dan senyuman kemenangan saat menyambut tim konstruktornya yang saat itu masih berada di bawah naungan Televonica Movistar Honda.
Untuk beberapa saat sepertinya suara gue liburan ke Hawaii dan lupa pulang. Gue speechless. Untuk bernapas aja susah. Lalu beberapa saat kemudian di layar televisi muncul foto dan namanya. Gue lihat dengan jelas DANIEL PEDROSA. Nah, mulai saat itulah gue mulai jatuh hati sama dia.
Bukan hanya fisik yang menarik namun gue lebih terkesan dengan pribadinya dia yang unik. Danny memang sanggup membius cewek-cewek, dia bahkan menjadi hiteria massal, namun Danny tetap tak berubah. Tetap menjadi remaja Inggris (karena dia sekarang menetap di Inggris) biasa yang di waktu senggang sering bersepeda di taman bersama teman-temannya. Juga mengunjungi pantai favoritnya jika dia merasa kesepian.
So, inikah cowok yang bisa menyempurnakan gue?!

kembali ke atas

Profile



Aluna Soenarto

22 female

Surabaya, East Java, Indonesia

Accounting 2005, Airlangga University


My Masterpiece



kalau pengen tau cuplikan ceritanya




Pingbox


Tagboard




Tweetz



Links



Credits

Layout by: LastSmile(: