♥ Kantung Ajaibku ♥
Minggu, Oktober 07, 2007 @ 9:53 AM

Awww, Gue Kecepiiiiit!!!

Gue habis mendapat musibah!!! Gue kejepit!! Kejadian ini terjadi bukan karena gue fans berat sandal jepit namun lebih kepada kemalangan yang belakangan ini sangat menggandrungi gue.
Cerita bermula ketika gue belanja ke Carrefour bersama Mbah Maridjan cs.
Begitu memasuki Carrefour ternyata rame banget. Kayak ada konser Ian Kasela gitu. Kepala orang-orang yang bersliweran seakan kecebong yang bergoyang-goyang. Belum lagi antrean orang-orang yang memanjang di kasir. Gue sampai takjub melihatnya, “Ini pasar swalayan, apa posko gempa bumi?!”
Saat mendorong trolley berdua dengan Keong bagaikan dua pasang kecebong yang dimabuk solar, gue merasakan sensasi aneh. Tak seperti biasa. Seperti ada sengatan listrik di kulit gue saat tangan gue bersentuhan dengan tangan Keong *cieeeilaaaaaah*.
Gue tertegun. Keong sepertinya juga merasakan hal yang sama. Dia menoleh kepada gue. Dia menatap kedalam mata gue. Gue menatap kedalam matanya. Namun kami berdua pura-pura tak memedulikannya. Kami tetap cuek dan berjalan berdampingan seperti kecebong ompong.
Lalu tak lama kemudian rasa itu kembali terasa. Saat ini semakin menggila. Sampai-sampai kulit gue terasa perih. Karena tak tahan memendam gejolak rasa ini, gue angkat bicara.
“Jose Armando, apakah kau merasakannya???” tanya Lupita sambil menatap sayu ke dalam mata Jose Armando.
“Iya, Lupita. Seakan ada aliran listrik yang mengalir diantara kita,” Jose Armando membalas tatapan mata itu.
Tunggu-tunggu!!! Kayaknya salah obat nih yang ngetik. Ini kan bukan telenovela. Gue bukan Lupita begitu juga Keong bukan Jose Armando. Pantas saja dari tadi kok bahasanya sedikit puitis dan hiperbola. Oke-oke, berarti mulai sekarang settingannya harus dirubah.
Mode: Kecebong Language Active
Tak lama kemudian…. Trrrrrrrrrrrrrrrrrt!!!!
KAMI KESETRUM!!!!
Anjrit, ternyata trolleynya nyetrum. Gue juga nggak ngerti gimana bisa nyetrum padahal kan nggak ada aliran listrik. Berkali-kali gue dan Keong celingukan ke roda trolley untuk mencari tahu, kalau nggak ketemu ya tempe, kalau nggak gitu ya kerupuk.
Tau trolleynya nyetrum, gue dan Keong pun berusaha lari dari tanggung jawab untuk mendorong trolley. Korban pertama yang jatuh adalah Riska. Dengan lugu, sepupu gue itu mendorong trolley namun tak lebih dari lima menit tiba-tiba ia menjerit.
“Sialan, nyetrum!!” katanya.
Lalu seperti kami yang lari dari tanggung jawab, Riska pun melengserkan jabatannya ke Tante Ina. So far masih aman sih. Mungkin kali ini trolleynya lagi enak diajak kompromi. Namun kami bertiga *gue, Keong, dan Riska* akhirnya tertawa sadis saat melihat Tante Ina kaget setengah mati saat kesetrum.
Kasian juga sih sebenernya. Apalagi kami ngerjain orang tua. Pasti akan dapet karma. Dan ternyata dugaan gue tidak meleset. Karma itu pun benar-benar menimpa gue. Saat gue turun dari escalator dengan trolley yang nyetrum itu di depan gue, saat mendekati finish line ternyata rodanya nyantol. Wal hasil trolleynya nggak bisa naik ke lantai. Akibatnya gue yang ada di belakang trolley tergencet orang-orang dari belakang. Iya kalau cuma orang, lha…ini beserta trolley-trolleynya yang membawa berkardus-kardus bawaan.
Untung aja pas di escalator trolleynya nggak nyetrum. Coba kalau nyetrum, udah jadi kecebong bakar, gue!!

kembali ke atas

Profile



Aluna Soenarto

22 female

Surabaya, East Java, Indonesia

Accounting 2005, Airlangga University


My Masterpiece



kalau pengen tau cuplikan ceritanya




Pingbox


Tagboard




Tweetz



Links



Credits

Layout by: LastSmile(: