♥ Kantung Ajaibku ♥
Kamis, Oktober 11, 2007 @ 11:16 AM

DREAMS part 2

Mimpi gue nggak berhenti segitu aja. Gue sempat disconnect sama alam mimpi *nggak jauh beda sama internet yak?* karena hape gue bunyi dan gue terjaga. Ternyata sms dari si Eben. Biasalah, orang itu kalau sms suka yang aneh-aneh. Timingnya pun sering nggak tepat. Contoh kasus ya pas hari itu. Masak udah jam setengah dua belas malem dia sms gue yang isinya:

From: Ebenzz
Awali brbuka dgn yg manis.
Or dgn liat wjh diriQ


Oke, gue nggak ngrespek sama smsnya. Gue pun berusaha tidur lagi. Kali ini untungnya langsung connect.

Scene kali ini pun berganti lagi. Gue berada di depan kantor Walikota Mustajab. Ceritanya gue di situ karena mau berangkat kuliah. Kalau dipikir-pikir, ngapain juga berangkat kuliah lewat jalan itu?? Apalagi rumah gue kan daerah timur Surabaya. Bener-bener geblek *namanya juga mimpi*

Gue yang di scene itu berjalan kaki *tambah nggaki masuk akal* tiba-tiba dihampiri oleh seseorang.

Orang: Mbak-mbak, naek busway, Mbak? Murah loooh. *kok kesannya kayak jualan ayam*
Gue: *menatap dengan bingung* Apa??
Orang: Iya, kalau ke kampus naek busway aja. Nanti kan lewat depan kampusnya Embak.
Gue: Emang di Surabaya ada busway??
Orang: Oooo…ada, Mbak. Terminalnya kan ada di situ *seraya menunjuk ke arah taman Walikota Mustajab*
Gue: *menaikkan alis* Itu buswaynya??
Orang: Iya
Gue: Kok kayak terminal ya?? Mana busnya reyot dan karatan semua. Emangnya masih aman?? *karena mikir kalau busway di Jakarta kan pakai koridor-koridor gitu trus bisnya tuh seksi-seksi abis*
Orang: Dijamin aman, Mbak.

Lalu entah bagaimana, scene tiba-tiba berubah. Gue udah berada dalam bus, duduk, dan menatap keluar kaca jendela. Nggak berselang lama, si Pak Supir secara manual bilang kalau tujuan gue udah nyampe. Kalau dipikir-pikir yah, namanya busway itu kan mesti pakai layar monitor buat ngasih tau daerah-daerah yang dilewatin. Tapi bis dalam mimpi gue ini pakai cara tradisional: tereak-tereak.

Gue pun turun dan berharap bisa melihat fakultas gue yang tinggi menjulang itu. Tapi Olala…gue malah tersesat di sebuah lapangan bola *tambah nggak masuk akal*. Saat gue balik badan untuk ngasih tau pak supir kalau gue diturunin di tempat yang salah, busnya udah nggak ada. Akhirnya dengan beberapa orang yang ‘salah diturunin’ sama supir bego itu berusaha mencari jalan keluar untuk meninggalkan tempat itu.

Baru separuh perjalanan, kami sudah dihadapkan pada keramaian para penduduk desa Entah berantah yang lagi asyik-asyik nonton pertunjukan layar tancep. Karena tertarik, gue pun bergabung dengan mereka. Ternyata lagi ada pementasan sebuah film kayak Titanic gitu tapi model kapalnya malah lebih mirip punya Kapten Jack Sparrow di Pirates Caribbean. *bener-bener ngaco*

Yang lebih seru lagi, layar tancep itu punya efek 3D. Jadi kalau di layar airnya meluap-luap, kaki-kaki kita juga ikut kecipratan gitu. Lalu perlahan-lahan kapal Black Pearl yang tinggal tiang benderanya karena badannya udah tenggelam di laut, jatuh ke laut. Yang dengan gebleknya tiang kapal itu menyembul keluar dari layar dan mengenai kepala orang-orang kampung yang duduk di depan. Owwww…somebody help meeeeee….

Masih dalam suasana panik, scene pun berubah lagi. Kali ini gue berada di scene sebuah film telenovela. Latarnya mirip setting di film Bewitched-nya Nicole Kidman. Gue terkesan, mangap, dan hamper ngiler saat melihat proses pengambilan gambar. Soalnya gue kan paling demen kalau berhubungan dengan making the movie gitu.

Saat tengah keliling di lokasi, pandangan gue tercuri oleh sosok seorang cowok yang tengah duduk sendirian dan membaca skrip naskah. Bukan terkesan karena dia juga salah seorang pemain di telenovela ini, namun lebih terkejut karena dia adalah: DANIEL PEDROSA.

Mhuahahaha… Coba deh pikirin, masak Danny maen telenovela?? Masih pakai baju balap gitu pula. Lalu bagaimana dengan RC212V, Repsol Honda, dan karier balapnya??? Apa dia mengalami penurunan karir yang signifikan gara-gara Stoner yang jadi juara di musim ini??? Apa dia putus asa dan memilih banting stir maen telenovela *kalau emang banting stir kenapa pilihannya malah maen telenovela??*

Dengan pikiran yang meringkel-meringkel di kepala gue, gue pun mendekatinya. Kalau di alam nyata sih paling jarak lima meter gue udah jerit-jerit histeris dan jatuh pingsan. Ajaibnya kali ini gue nggak ngerasa nervous sama sekali.

Gue: Daniel Pedrosa ya? *masih pakai bahasa Indonesia menurut EYD*
Danny: *menengadahkan wajah dan melihat gue* Iya.

Asli, ini beneran mimpi. Anak bayi aja pasti tau kalau Daniel Pedrosa nggak akan memakai bahasa Indonesia dengan fasih kayak gini. Tapi karena ini mimpi ya anything make sense.

Gue: Beneran kamu Danny?
Danny: Iye, ini gue *dengan logat gaul khas Jakarta gitu*
Gue: *ketawa* Kenapa sekarang malah maen telenovela?? Gimana sama karir balap kamu??
Danny: Gue baru nyadar kalau inilah yang gue inginkan selama ini. Jadi aktor telenovela. Gue lebih ngerasa pas aja dengan main telenovela dari pada balapan.
Bener-bener jawaban ngaco-co-co. Masak Danny ngomong kayak gitu?? Lalu nanti dia bisa ngomong gini: Karena dengan main telenovela gue bisa dipanggil Jose Armando.

Bener-bener mimpi yang geblek. Untungnya setelah Danny ngomong seperti itu gue sadar jika semua ini pasti mimpi dari tidur gue. Lalu gue pun terjaga dan melihat ke jam dinding nunjukin waktu jam setengah enam pagi.

Gue duduk di tepi tempat tidur gue. Sejenak. Memikirkan semua mimpi-mimpi yang aneh bin ajaib ini. Lalu ketawa kecil. Akhirnya, gue pun beranjak dari tempat tidur gue dan kembali ke aktivitas sehari-hari gue yang tentunya nggak akan pernah seseru dalam alam mimpi gue.

kembali ke atas

Profile



Aluna Soenarto

22 female

Surabaya, East Java, Indonesia

Accounting 2005, Airlangga University


My Masterpiece



kalau pengen tau cuplikan ceritanya




Pingbox


Tagboard




Tweetz



Links



Credits

Layout by: LastSmile(: