♥ Kantung Ajaibku ♥
Kamis, Januari 10, 2008 @ 9:21 PM

Gue Takut Setengah Mati Sama Bule

Ini memang pengalaman yang nggak akan pernah gue lupakan. Gue baru saja terjebak dalam ‘Planet of the Apes’. Gue begitu bersyukur karena bisa keluar dari planet entah berantah tersebut. Ini beneran! Gue nggak bohong. Gue baru ketemu alien dan mereka pun mencoba berkomunikasi dengan gue.

Kedengarannya memang agak gila tapi gue benar-benar merasakan bagai melanglang buana ke negeri alien. Oke, tampaknya memang berlebihan. Jujur, gue nggak naik jet untuk menembus atmosfer dan tersesat ke suatu planet yang dihuni oleh alien.

Gue cuma datang ke TBI. You know, seperti EF, Kelt, atau IALF gitu lah. Tapi ini tampak menarik buat gue, pada awalnya. Gue terkesan dengan arsitektur bangunannya karena gue merasa masuk ke dalam Hogwarts. Bagi penggemar Harry Potter gue saranin supaya berkunjung ke tempat les inggris yang ini. Dijamin kalian pasti dibuat menganga dengan desain arsitektur, penempatan furniture, sampai hal-hal kecil pun mengingatkan kita akan sekolah-sekolah di British sono.

Yup, gue pun terlena. Gue yang sama sekali nggak pernah les-les inggris sebelumnya pun mangap saat melintasi koridor dan melihat pintu-pintu ganda yang gede-gede lengkap dengan emblem-emblem khas British gitu. Sampai-sampai ada pajangan peta Negara Inggris yang terlihat tua dan kayaknya udah berabad-abad umurnya.

Itu belum seberapa sampai kalian masuk ke dalam library-nya. Wuiiiih, cozy banget! I mean, bukan seperti perpustakaan modern yang dilengkapi dengan sofa-sofa yang empuk kayak di kafe-kafe gitu. Perpustakaannya lebih ke gaya klasik eropa. Serasa masuk ke ruang kantornya Dumbledore. Apalagi di perpustakaannya banyak buku-buku menarik *kayaknya sih soalnya gue nggak sempat lihat-lihat ke buku*. Gue justru lihat pada poster-poster yang dibingkai di dinding perpustakaan. Satu yang menarik perhatian gue: Poster Arnold Schwarzenegger.

Eits, tunggu dulu. Bukannya gue ngefans sama dia tapi karena ada tanda tangannya bok! Saat gue tanya ke petugasnya ternyata itu asli! See??! Gue sampai mangap. Hahhh, gue mah kapan nggak mangap! Mungkin gue itu gejala kena idiot.

Namun, lagi-lagi, ini seperti di film-film. Saat aktornya mulai terbuai pada keindahan pulau asing di mana ia tersesat, lama-lama ia mulai merasa janggal dengan pulau yang begitu indah dan menyenangkan ini. Ternyata di pulau itu dihuni oleh hantu kepala buntung yang kemana-mana membawa parang!!

Yah, itu yang terjadi pada diriku!! Begitu mengingatnya gue langsung pengen nyebur ke kobokan. Gue pergi ke TBI itu untuk replacement test. Nah, gue yang baru ikutan begituan kaget lah saat ada sesi speaking. Okelah, gue bisa mengatasi kepanikan karena gue berpikir: Ah, dites ngomong aja apa susahnya sih?! *see, itu lah gue yang selalu menggampangkan sesuatu*

Lalu gue pun langsung kena epilepsi mendadak saat Rina, temen yang barengan test diajak ngobrol bule. Ternyata dia yang ngetes speaking. Wah, gue langsung sport jantung. Diajak ngomong bule waktu di bazar aja jawabnya cuma yes no yes no aja. Gimana kalau ditanya macem-macem.

Apalagi waktu Rina diajak ngobrol sama si bule kerasa lamaaaaa banget. Gue udah niatan melarikan diri aja. Gue udah siap-siap mau lari. Nggak peduli nanti mau pulang naik apa yang penting gue bisa melarikan diri dari tempat terkutuk ini. Asal kalian tau, gue ini takut setengah mati sama bule.

Bukan berarti gue takut sama orangnya loh, bukan seperti itu, gue takut soalnya gue nggak bisa komunikasi sama mereka. Gue ngerti apa yang mereka omongin tapi gue nggak bisa ngejawab apa pertanyaan mereka. Gue begitu kesulitan dalam translation.

Dan ternyata menjadi takdir gue untuk ketemu, diwawancara dan ditanyain sama si bule itu. Orangnya sendiri sih nggak nyeremin tapi gue takutnya melebihi gue takut disuruh presentasi pengauditan *itu jujur*. Bahkan bisa dibilang gue lebih milih disuruh bilang cinta secara langsung sama si Onta atau si ‘dia yang diharapkan’ dari pada diajak ngobrol bule. Oh no…. gue bener-bener ketakutan. Sampai-sampai tangan gue dingin banget, mulut gue gemeteran, dan rasanya lebih baik mati aja. Gue bener-bener takut bule *udah tau gitu masih aja bercita-cita menikah dengan Dani Pedrosa*.

Ada satu sesi dimana gue ditanyain kenapa gue memilih jurusan accounting. Dan karena gue nggak bisa mengartikan: Sebenarnya saya tidak ingin ke jurusan akuntansi. Saya sebenarnya lebih berminat ke jurusan ilmu komunikasi supaya bisa masuk ke jurnalistik karena saya suka sekali menuangkan pemikiran-pemikiran saya ke dalam tulisan.

Namun karena kata-kata itu tidak bisa saya translate ke dalam bahasa Inggris, akhirnya dengan sotoy, gue menjawab dengan singkat: Because my father is accountant consultant. Rasanya pengen muntah mendengar jawaban gue itu. Bener-bener kayak orang desperate.

Tapi si bulenya itu baik loh, dia bilang gue harus lebih banyak practice supaya kemampuan bahasa inggris gue jadi lebih baik. Yah, gue akhirnya masuk level tujuh. Lihat kan?? Betapa parahnya bahasa inggris gue??!

Tapi jika gue mau kembali ke tempat itu rasanya kayak mau nyemplung jurang. Ngeri banget. Apa mungkin ini adalah tanda-tanda kalau gue nggak bisa menikah dengan bule karena gue takut bule???

Ya ampun, gue sampai saat ini masih kebayang-bayang sama bule itu dan gue masih trauma. Semoga aja nanti malem gue nggak night mare. Ini pertama kalinya gue ketakutan setengah mati, bahkan ini melebihi ketakutan saat gue mengetahui bahwa di kamar gue ada ‘penunggunya’.

Berarti gue bisa mengisi ruang kosong di agenda gue tentang: Hal apa yang kamu paling takuti…

1. Diajak ngomong sama bule


kembali ke atas

Profile



Aluna Soenarto

22 female

Surabaya, East Java, Indonesia

Accounting 2005, Airlangga University


My Masterpiece



kalau pengen tau cuplikan ceritanya




Pingbox


Tagboard




Tweetz



Links



Credits

Layout by: LastSmile(: