♥ Kantung Ajaibku ♥
Sabtu, Mei 03, 2008 @ 9:47 AM

Global warming is coming: We need to wake up!!!


Jika kamu mencintai keluargamu…

Jika kamu mencintai anak-anakmu…

Jika kamu mencintai dirimu sendiri…

Jangan ragu untuk membaca tulisan ini!


Global warming is coming! Begitu kata Al Gore, calon presiden US yang gagal dalam pemilu karena kalah oleh Josh W. Bush. Memang benar apa yang dikatakannya, pemanasan global kini bukanlah suatu wacana namun benar-benar telah terjadi.


Pernah nggak ngalami yang namanya perubahan cuaca yang tiba-tiba berubah secara drastis. Gue pernah dan sering mengalaminya. Contoh saja ketika akan berangkat kuliah cuacanya begitu terik dan menyengat namun beberapa saat kemudian ketika gue baru saja melangkahkan kaki keluar rumah tiba-tiba mendung datang dan kilat menyambar-nyambar hebat. Seketika itu turunlah hujan dengan lebatnya padahal kalau kita bisa meruntut pola hujan di daerah tropis seperti negara kita ini harusnya hujan turun hanya pada bukan Oktober sampai Maret. Tapi kenapa sampai bulan Mei hujan masih saja turun??!


Tentu saja bukan karena Dewa Hujan lupa menjadwal turunnya hujan tetapi karena pemanasan global yang membuat iklim-iklim di dunia berubah drastis.


Kenapa bisa terjadi pemanasan global?? Tentunya pertanyaan itu bukan yang pertama kali terlontar atau mungkin malah sebagian dari anda telah mengetahui jawabannya. Global warming terjadi akibat naiknya suhu di bumi sehingga berpengaruh terhadap siklus musim. Bukan hanya siklus musim yang terpengaruh namun juga melelehnya es di kutub utara yang sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup manusia.


Berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh badan pertahanan nasional AS, peningkatan suhu bumi setiap tahunnya menunjukkan peningkatan yang menghawatirkan. Sampai tahun 2006 saja telah diketahui bahwa disanalah titik terpanas bumi sepanjang sejarah. Apa jadinya kalau meriset kembali suhu bumi pada tahun 2008, pastinya akan lebih panas dari tahun 2006.


Lalu bagaimana bisa bumi menjadi panas? Jawabannya adalah akibat efek rumah kaca. Mungkin kita teringat kembali pelajaran saat sekolah dasar dulu tentang konsep rumah kaca yang kebanyakan dibangun di kawasan perkebunan. Bagaimana rumah kaca menyerap sinar matahari namun tidak dapat memantulkannya lagi ke atmosfir karena terpantul oleh kaca.


Itulah yang terjadi dengan bumi kita, namun rumah kaca di sini bukan lagi rumah kaca yang terdiri dari kaca-kaca namun dalam skala yang sangat luas yaitu atmosfir. Ketika cahaya matahari datang untuk menyorot ke bumi maka atmosfir akan meneruskannya sampai ke bumi. Sesampai ke bumi sinar UV dan sinar-sinar lain yang terkandung didalamnya secara alami dipantulkan kembali ke atmosfir dengan tujuan supaya efek cahaya matahari tidak beresiko untuk kehidupan makhluk hidup di bumi.


Namun ternyata atmosfir tidak mampu meneruskan cahaya itu ke luar angkasa karena di lapisan atmosfir dipenuhi oleh karbon dioksida. Alih-alih meneruskan, yang terjadi malah atmosfir memantulkan kembali cahaya matahari ke bumi dan begitu terus. Sehingga secara stimultan suhu bumi akan naik karena terperangkapnya cahaya matahari dalam bumi.


Meninjau penjelasan di atas tentu telah diketahui biang keonaran yang menjadi pemicu hal ini terjadi. Ya, karbon dioksida. Tidak dipungikiri lagi, kemajuan teknologi umat manusia justru memperburuk kondisi bumi yang berumur lebih dari 2 juta tahun ini. Gas buangan atas teknologi yang digunakan manusia malah mempertebal lapisan CO2 di atmosfir.


Kadar CO2 di bumi pun semakin mengkhawatirkan karena terus meningkat seiring perkembangan jaman. Amerika memperkirakan 50-70 tahun lagi tidak akan ada es di dunia ini karena semuanya telah meleleh akibat pemanasan global yang dipicu oleh peningkatan karbon dioksida.


Dengan melelehnya es maka air laut otomatis akan naik. Kepulauan seribu diperkirakan akan berada di dalam air, begitu pula dengan Maluku, Jawa pun akan tergenang air lebih dari separuh wilayahnya, pantai Kuta Bali juga akan menjadi lautan, begitu pula NTT, Sabang, dan pulau-pulau lain di Indonesia.

earth, i'm sorry that makes you hurt...

Itu pun terjadi tidak dalam jangka panjang namun hanya memakan waktu 40-50 tahun lagi. Jadi cepat atau lambat negara kita akan berada di bawah air. Kejadian itu bukan hanya menimpa negara kita namun juga Amerika, Shanghai, India, Calcutta, dan yang lebih parah Belanda dikhawatirkan keseluruhan wilayahnya akan berada di dalam air.


Betapa menakutkan dampak global warming terhadap makhluk hidup. Sekarang saja banyak bencana terjadi di mana-mana seperti Badai Katrina, kematian massal di India akibat suhu yang mencapai 50 derajat celcius, banjir di Jakarta yang menjadi rutin, dan tentu saja semakin menipisnya es di kutub utara yang membuat hewan-hewan kutub banyak yang punah padahal mereka sama sekali tidak bersalah.


Jika kita bisa sedikit realistis, seharusnya mulai sekarang kita harus menghentikan segala macam kegiatan yang menghasilkan emisi karbon. Tidak mengendarai kendaraan bermotor, menutup pabrik-pabrik yang membuat polusi udara, tidak menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar, dan segala kegiatan lain yang menimbulkan karbon dioksida.


Namun itu semua mustahil jika harus dihetikan secara mendadak. Sehingga yang bisa kita lakukan adalah mulai mengurangi pembuangan emisi karbon. Lebih memilih bersepeda ke kantor atau ke kampus, mengurangi penggunaan mesin pabrik yang berpotensi menghasilkan banyak karbon dioksida, menanam kembali pohon yang kini banyak gundul di hutan Kalimantan sebagai paru-paru dunia, menghemat listrik karena listrik juga merupakan hasil dari proses produksi yang menghasilkan karbon dioksida, dan yang paling penting adalah kesadaran untuk menjaga bumi kita.


Kerusakan lingkungan juga salah satu faktor mengapa pemanasan global dengan cepat dapat berefek kepada manusia. Gundulnya hutan di Kalimantan karena banyak ditebang oleh pihak-pihak yang nggak punya otak yang hanya mementingkan uang, uang, uang semata. Begitu juga dengan pemerintah yang sepertinya hanya tersenyum-senyum saja saat pelihat pembalakan hutan semakin liar dan zamrud khatulistiwa kita yang jadi belang-belang karena banyak yang gundul.


Tak pernahkan orang-orang itu berfikir jika hutan bukan hanya tempat tumbuhan tumbuh namun juga merupakan tempat dimana keseimbangan ekosistem terjadi. Pernahkan mereka berpikir jika mereka menebang pohon maka penyerapan gas emisi karbon akan kurang maksimal dan berdampak pada pemanasan global??? Ooh, tentu saja mereka hanya tau jika hutan itu adalah tempat pohon tumbuh dan pohon itu dapat menjadi uang yang banyak, apalagi kalau dijual secara ilegal, semakin kaya lah mereka.


Ironi sekali, karena setelah mereka bersenang-senang dengan uang mereka, ketika mereka menikmati rumah mewah mereka, atau mungkin mobil mewah mereka tiba-tiba air di mana-mana. Menghanyutkan semua yang ada. Menghilangkan semua harta-harta itu karena sebegitu canggihnya harta pasti akan rusak kalau sudah terendam air. Jadi, apa yang akan tersisa dari para ‘penjahat-penjahat’ ini?!


Mungkin mereka akan langsung memaki-maki sambil berkata: Kita dikhianati bumi! Bumi sedang marah kepada kita! Itu sebabnya kenapa dia menenggelamkan kita!


Gue cuma bisa tertawa kalau melihat semua itu terjadi karena Bumi tidak pernah mengkhianati siapa-siapa. Malah bumi kita ini yang menderita selama sekian ratus tahun karena ulah manusia yang hobi merusak lingkungan. Pembakaran hutan secara liar, membuka lahan baru sebagai pemukiman penduduk yang tidak ramah lingkungan, membuang emisi karbon ke atmosfir, dan segala kegiatan tamak manusia yang lain.


Sebab jika kalian semua bisa berpikir dengan akal sehat, justru kitalah yang menghianati bumi.


Jadi mulai sekarang berhenti menyalahkan dan mulai singsingkan lengan baju untuk melestarikan lingkungan kembali. Karena hanya kita yang bisa melakukannya. Gue benar-benar ingin menyediakan tempat yang nyaman untuk anak, cucu, cicit gue nanti jika mereka hidup di bumi ini. Gue masih ingin mereka melihat salju di puncak pegunungan Himalaya, gue ingin mereka bisa melihat yang namanya beruang kutub, gue masih ingin mereka melihat bagaimana sungai mengalir di hutan, dan gue ingin menunjukkan semua apa yang telah gue lihat ketika gue hidup sekarang kepada mereka melalui alam, bukan lewat foto atau rekaman video.


Kita benar-benar harus bertindak karena ini adalah bumi kita, rumah kita, tempat dimana kita tumbuh dan menjalani hidup. Jadi, jika kalian menyayangi diri kalian, maka sayangilah bumi ini juga.


kembali ke atas

Profile



Aluna Soenarto

22 female

Surabaya, East Java, Indonesia

Accounting 2005, Airlangga University


My Masterpiece



kalau pengen tau cuplikan ceritanya




Pingbox


Tagboard




Tweetz



Links



Credits

Layout by: LastSmile(: