♥ Kantung Ajaibku ♥
Senin, Juni 02, 2008 @ 10:28 AM

Itu Babi Ngesot, Bukan Cacing Kepanasan

Gak tau kenapa, yang jelas akhir-akhir ini gue ngerasa mimpi-mimpi gue, yang semula hanya ada di angan-angan gue, menjadi kenyataan. Mulai dari Onta yang dari dulu jadi obsesi gue, kini telah menganggap gue ‘ada’ dan kita berdua malah semakin akrab. Begitu juga dengan obsesi gue sebagai penulis yang menginginkan tulisan gue diterbitin supaya bisa dibaca sejuta umat, kini nyaris menjadi nyata, hanya tinggal nunggu waktu aja. Dan terakhir, keinginan gue yang terbesar, bukan untuk menikah dengan DANI PEDROSA, namun keinginan menjadi seorang script writer agaknya mulai menunjukkan tanda-tanda terealisasi.


Sebenarnya tawaran ini sudah lama datang ke gue, namun karena satu dan lain hal, proyek film indie itu pun harus molor. Gue sendiri nggak tau pasti apa permasalahannya karena saat itu gue hanya dimintai tolong oleh temen gue yang kebetulan juga sejurusan dan seangkatan sama gue bernama Indra untuk dibikinin skenario.

Indra bilang ke gue kalau film indie-nya memang bener bakalan dibikin dan gue didapuk sebagai script writer-nya, karena menurut dia tulisan dan gaya penceritaan gue memiliki karakter yang kuat (masa sih?! Jadi gede kepala nih! Atau jangan-jangan emang kepala gue dari dulu emang abnormal gini?? ;p)

Saking lamanya proyek itu tertunda, gue sampai hampir lupa kalau ada janji bakalan bikinin script buat film indienya. Barulah beberapa hari yang lalu, gue bertemu dengan Indra lagi dan gue dikenalin langsung sama sutradara yang rencananya bakalan nge-direct film itu. Ternyata sutradaranya juga seangkatan sama gue tapi anak jurusan manajemen. Tapi sayang, karena gue ini paling parah dalam mengingat nama orang, gue lupa namanya siapa. Kalau nggak salah sih Tyo, tapi rasanya waktu kenalan dulu dia bilang Opan. Aaaah, sutrahlah, yang penting dia manusia yang bernama!

Kami kebetulan ketemu di tempat loker ruang baca, soalnya waktu itu gue baru saja ngirimin naskah ke Radith sesuai dateline.

“Luna, ngapain?” tiba-tiba ada yang memanggil nama gue dan ketika gue menoleh untuk memastikan, gue melihat Indra.

“Hei, ini nih, barusan ngenet,” gue tersenyum.

“Lho? Tumben nggak pakai wifi di bawah?” tanya dia.

Gue ketawa, “Laptop gue harus istirahat di rumah.”

“Kenapa? Rusak?”

“Enggak, enggak rusak kok. Laptop gue kebanyakan kerja. Jadinya sekarang gue rasa dia butuh istirahat setelah kemarin seharian nggak gue matiin. Lagi pula ngenet di ruang baca kan juga gratis.”

Indra balas ketawa, lalu dia bilang, “Oh iya, kenalain ini temen gue ---memori ilang---. Dia yang bakalan nge-direct film indie yang kapan hari pernah gue ceritain,” Indra menepuk baru cowok di sebelahnya.

Gue pasang tampang ramah dan tersenyum, “Hai.”

Lalu Indra bilang ke temennya itu, “Ini Luna yang gue ceritain itu. Dia mau bantuin kita buat bikin script-nya.”

“Halo, gue ----memori ilang----. Waaah, gue butuh bantuan loe banget nih. Bikinin cerita buat film indie kita dong,” ucap dia.

Gue senyum, “Iya, iya, nanti pasti dibikinin. Kita ngobrol-ngobrol aja dulu. Supaya bisa ngegali ide-ide buat film indie itu sendiri,” saran gue.

“Boleh,” dia langsung bersemangat, “Loe bisanya kapan?”

Gue berpikir dan memasang tampang bersalah, “Kalau untuk waktu dekat sih gue nggak bisa. Gue masih ada proyek sama Raditya Dika. Jadi kayaknya setelah proyek itu selesai, gue baru bisa fokus ke film indie ini. Gimana?”

Lalu sang sutradara itu dengan sotoy berkata, “Oooooh, Raditya Dika! Yang baru ngeluarin buku itu ya?? Yang judulnya CACING KEPANASAN itu kan???” ucap dia dengan sangat pede.

Gue mangap! Sejak kapan Radith punya buku berjudul cacing kepanasan??? Perasaan bukunya Radith itu: Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus, Radikus Makan Kakus, dan terakhir Babi Ngesot. Dari mana coba sutradara film indie ini dapat pemikiran nyeleneh kayak gitu???

Dengan agak bingung gue bilang, “Babi Ngesot maksud loe?”

Barulah dia ngeh, “Oh iya, itu, itu maksud gue. Pokoknya ada nama-nama hewannya gitu deh,” dia ketawa.

Lalu entah gimana, tiba-tiba kami berdua dengan kompak bilang, “Cacing kepanasan??? Dari mana coba??!”

Karena kaget, kami saling pandang, lalu tertawa terpingkal-pingkal. Indra yang mengawasi kami dari tadi mungkin berpikir: Firasat buruk nih! Dua kru film indie gue udah nunjukin tanda-tanda sinting. Bisa ikutan sinting juga proyek gue!!

Progress Unrequited Love: Sampai sekarang gue udah nyetorin lima cerita ke Radith. Sekarang mungkin lagi dia olah dan diedit-edit gitu. Nanti kalau ada perkembangan soal buku gue, pasti gue kabarin di sini. Buat temen-temen yang penasaran kapan bakalan edar di toko buku, gue belum bisa kasih tau pastinya. Tapi gue pasti kasih tau kalau buku gue terbit. So, sabar aja ya…


kembali ke atas

Profile



Aluna Soenarto

22 female

Surabaya, East Java, Indonesia

Accounting 2005, Airlangga University


My Masterpiece



kalau pengen tau cuplikan ceritanya




Pingbox


Tagboard




Tweetz



Links



Credits

Layout by: LastSmile(: