♥ Kantung Ajaibku ♥
Kamis, Agustus 28, 2008 @ 10:08 AM

Sehari Di Sarang Penyamun

Update naskah: Sekarang naskahnya udah ada di gudang dan tinggal di distribusiin aja. Ini gue cantumin halaman cover depannya. Jangan lupa beli yaaaa... awas aja kalau sampai nggak beli!!!

Cinta Itu...dapat seupil, berkorban segajah
(nggak tau kenapa, kok covernya waktu gue upload jadi biru-biru semua ya?)

Seharian kemarin gue di culik para pria-pria tak bertanggung jawab. Mentang-mentang gue lagi “merdeka”: gak ada kuliah, gak ada kerjaan, dan gak ada kesibukan yang biasanya menyita hidup gue.


Sehabis ngejemput adek gue, Riska, di sekolahnya, gue langsung dibekep menuju GM (Galaxy Mall). Tapi kayaknya ini bukan penculikan soalnya tempat penculikannya adalah wahana “dunia fantasi” bagi gue.


korban penculikan yang nggak sadar kalau lagi diculik...malah kesyikan poto-poto

Eben yang ikutan “diculik” dari kampusnya juga nggak komentar apa-apa, soalnya dia diculik ke tempat favoritnya dimana dia bisa ngecengin cewek cakep-cakep.

Kami langsung nongkrong di food court yang ada di depan counter A&W. Lama kami duduk-duduk di situ, cerita-cerita, bercanda (yang tentu saja gue masih jadi bahan olok-olok mereka), sesekali foto-foto (walaupun cowok, temen-temen gue itu banci foto semua), dan nggak tau gimana, tiba-tiba Eben jadi kesengsem berat sama adek gue, Riska.

Tentu saja, sebagai kakak yang baik dan tidak ingin adiknya terjerumus ke kandang macan, gue larang keras Si Eben gila itu ngegodain adek gue. Adik gue itu baru kelas 2 SMA. Masih kecil, tidur ada masih ditemenin, masak gue tega-teganya nyerahin adik gue ke mulut buaya macam Eben gila itu. No way!! Jangan pernah berharap, Eben!!!


oke, adek gue emang lebih cantik dari gue...(siksaan batin!!!)

Sekitar jam enam sore, kami turun ke bawah dan terjadilah sebuah aksiden yang membuat pria-pria penculik gue ternganga.


Mas-mas : Selamat sore, Mbak?
Gue : *noleh dan langsung memasang tampang sangar soalnya nyangka dia sales obat pelangsing badan*
Mas-mas : *masih ramah* Mbak, kita dari agen pencari bintang sabun LUX.
Gue : Hah?! *langsung bingung*
Mas-mas : *menunjukkan ID kepanitiannya* Saya dari tadi mengawasi Embak dari stan kami di sana, saya kira Embak punya potensi besar jadi bintang LUX. Mbak mau, kan, melakukan photo session di stan kami?
Gue : *mangap* Saya, Mas?
Mas-Mas : Iya, Embak. Ini, formulirnya. Di sana udah ada fotografernya. Jadi nanti foto-fotonya akan diseleksi dan dipilih satu untuk mewakili Surabaya ke ajang pemilihan yang ada di Jakarta.
Gue : *memasktikan jika ini beneran pencarian model sabun LUX, bukan sabun-sabunan. Tapi ternyata setelah gue ngecek ke tempat stannya ternyata bener. Mereka memang lagi nyari bintang LUX*
Yongki : Nggak salah, tuh, Mas? Dia sih nggak ada tampang-tampang jadi bintang. Orang gendut begini! *langsung kebiasaannya kambuh*
Mas-mas : *menggeleng tegas* Saya rasa Mbak ini punya potensi. Wajahnya unik, fresh, dan fotogenik. Lagi pula badannya nggak terlalu gendut kok.




Aluna Soenarto, bintang sabun LUX di masa depan (waktu dunia udah kiamat)

Nggak bisa dibayangin apa reaksi gue, gue udah terbang ke awan-awan dan siap bikin kavling di sana. Nggak nyangka, seorang pencari model iklan sabuk LUX, ngomong kalau gue itu menarik! Hahahaha….GUE MEMANG CANTIK!!! (biasanya orang cantik itu nggak pernah mengakui dirinya cantik).

Tapi gue tau diri! Gue belum siap jadi model terkenal seperti Luna Maya, cukup nama kami aja yang mirip. Gue takut nanti nyaingin Luna Maya kalau mengiyakan tawaran Mas-Mas itu. Jadi, gue tolak. Padahal, Mas-Masnya udah ngerengek-ngerengek minta gue difoto. Lalu, sebelum gue pergi, dia ngasih kartu namanya, katanya kalau gue berminat jadi foto model, dia bisa bantuin.


Di mobil, gue langsung jadi celaan empuk bagi mereka. Mulai dari yang bilang: Agen pencari bintang yang buta. Masak nggak bisa ngebedain Luna Maya sama induk tapir (jelas sekali yang ngomong seperti itu pasti Eben). Sampai: Kamu sebenernya cantik, Lun, tapi sayang, lebih banyak jeleknya.

Lalu, Mas Dani, punya ide buat mampir dulu ke Cak Tolib buat makan nasi ayam yang terkenal itu. Semua langsung setuju. Dan terjadi sebuah percakapan bego antara Eben dan seisi mobil.

Mas Dani : Ben, kalau dari sini ke Cak Tolib, enaknya lewat mana ya?
Eben : Lurus adalah jalan yang terbaik.
Yongki : Bukannya lebih deket kalau lewat Coffee Corner?
Eben : *masih teguh pada pendiriannya* LURUS ADALAH JALAN TERBAIK

Lima belas menit kemudian…
Mas Dani : *menoyor kepala Eben* Goblok! Kalau tau kayak gini, mendingan lewat Coffee Corner!
Eben : *tidak terima dan langsung berkata gahar* JANCOOOOK!!!

Oke, buat orang luar Surabaya, perkataan Eben memang kasar dan kotor, namun buat penduduk Surabaya, apalagi yang udah glibetan sama Eben cukup lama, mendengar omongannya itu nggak jauh beda kayak bernafas.

Eben itu hobinya memang misuh-misuh. Dimana saja, kapan saja, dan sedang ngelakuin apapun.

Eben nggak sengaja ngejatuhin uang recehan: Jancooook!
Eben kehilangan karcis parkirnya: Jancoooook!
Hape Eben dimasukin ke air mancur sama Mas Dani: Jancooook Koen, Dan! Nggatheli, Koen!!


jangan tertipu dengan wajah bersahabat mereka...karena mereka adalah para penyamun

Hahahaha…cowok itu emang lucu banget. Tapi Eben itu adalah orang yang nggak bisa marah. Kalau pun marah, pasti jadinya lucu banget. Seperti kemarin, dia pamer hapenya baru (Eben memang hobinya pamer). Karena nggak tahan dengan kepameran Eben, Mas Dani langsung nyeburin hapenya Eben ke air mancur di dekat tempat kami duduk.

Nggak usah ditanyain lagi, Eben langsung ngamuk. Dia cepet-cepet nolongin hapenya yang kerendem air. Katanya: Jancok! Iki hape limang juta. Matamu picek ta, Dan?! Lek rusak, tak pateni, Koen!! (buat orang non Surabaya, artiin sendiri ya...hehehe)

Sementara Eben lagi ngeringin hapenya, kami semua ketawa-ketawa gahar!!
Dan dengan hape barunya itu, dia tiba-tiba jadi ketularan penyakit gue: memotret diri sendiri dan menjadikan fotonya sebagai wallpaper hapenya.

Dasar Eben ganjen!!

kembali ke atas

Profile



Aluna Soenarto

22 female

Surabaya, East Java, Indonesia

Accounting 2005, Airlangga University


My Masterpiece



kalau pengen tau cuplikan ceritanya




Pingbox


Tagboard




Tweetz



Links



Credits

Layout by: LastSmile(: