♥ Kantung Ajaibku ♥
Kamis, Desember 04, 2008 @ 1:00 PM

About Twilight

Postingan ini juga bisa diakses di account Twilight Indonesianya Aluna

Aku baru aja nyampek rumah dan segera hidupin laptop karena aku udah nggak sabar ngebahas Twilight the movie yang barusan aku tonton. Well, time to review!!!

Twilight. Denger namanya aja pasti semua orang pada tau kalau itu adalah judul buku bestseller karya Stephenie Meyer yang juga salah satu buku favoritku. Film ini udah aku tunggu-tunggu sejak sebulan lalu gara-gara aku lihat iklannya disebuah majalah remaja dan dari situ pulalah aku mulai hunting buku-bukunya Stephenie.

Filmnya bagus dan aku rekomendasiin untuk ditonton bareng temen-temen atau pacar. Walaupun ini bukan film favoritku tapi film ini patut untuk ditonton.

Layaknya sebuah film yang diadaptasi dari sebuah novel, film ini memiliki kekurangan-kekurangan tertentu. Seperti memon-momen penting yang tidak ditampilkan dalam adegan, setting-setting yang diubah demi mempersingkat penyampaian pesan pada penonton, informasi-informasi yang nyeleweng jauh dari buku, dan beberapa pemain yang seharusnya “tidak bermain” seperti yang seharusnya.

Oke, sekarang aku bakalan ulas total mulai dari pembukaan film. Dalam opening session ada suara narrator Bella yang berkata tentang “Bagaimana seharusnya aku mati, aku mati demi orang yang kucintai, blah…blah…blah” pokoknya something like that. Nah, disitu digambarin dengan latar hutan tropis ala Forks dan berfokus pada binarang rusa yang tengah makan daun-daun. Lalu seperti yang bisa diduga, rusa itu diburu oleh Edward.

Satu hal yang mengusik pikiran aku: Kenapa harus rusa? Bukankah Edward hanya memburu singa gunung? Kenapa nggak malah menampilkan singa yang berjalan-jalan? (Mungkin sutradaranya lebih kerepotan kalau harus nge-shoot singa gunung kali ya?)

Lalu, beralih ke Jacob Black. Oh My God! Dia benar-benar diluar dugaan aku. Aku pikir Jacob Black akan dimainkan oleh seorang American, bukan Indian. Jadi agak syok begitu ngeliat pemeran Jacob yang berkulit gelap dan rambutnya itu loh…old fashion banget! Aku pikir walaupun rambutnya panjang, bisa kan dipotong model shaggy kek, atau apaan kek. Jadi nggak kelihatan kayak pengamen di bis kota begitu. Tapi kalau dari fisik sih, cute, kayak Steven Strait lah.

Eric si pecinta klub catur. Kali ini aku no comment aja! Bukannya nggak punya komentar atau apa tapi ini bener-bener diluar, luar, luar dugaan aku. Aku nggak nyangka kalau Eric akan diperankan oleh seorang Japanise!!! Punya feeling kesana aja enggak. Makanya, waktu Eric muncul, aku bengong. Mangap semangap-mangapnya. Gila! Nggak nyangka banget! Lalu yang lebih aneh adalah porsi adegan Eric justru lebih besar persentasenya dibanding Jessica atau Mike Newton, padahal seharusnya Eric nggak begitu banyak peran di bukunya sendiri. Dia hanya tempelan. Makanya, aku no comment aja.

Soal saudara-saudara Edward. Alice, God! She’s very cute! Mungil, benar-benar kayak peri. Dan bisa aku bilang dia adalah tokoh favoritku (dibanding Bella, aku malah lebih seneng Alice di film ini). Emmett, kalau boleh bilang, dia adalah satu-satunya karakter yang persis sama dalam imajinasiku. Dan aku menyukai sifatnya yang naughty dan jahil. Tapi waktu nonton scene di film tadi, aku kok ngerasa ada satu adegan yang hilang ya? Pokoknya, dulu di You Tobe, aku pernah lihat adegan antara Edward dan Emmett yang bertengkar gara-gara Bella, dan Emmett bilang gini, “But she’s not parts of us.” Atau akunya aja yang lupa ya?

And then…Rosalie, secara fisik aku ngerasa dia kurang kurus tapi cukup cantik sih. Tapi kenapa di film dia digambarkan jahat sama Bella. Padahalkan dia nggak sejahat itu. Memang benar dia nggak terlalu suka sama Bella tapi bukan berarti dia jahat dan ingin melukai Bella. Next, Carlisle, terus terang, aku agak syok waktu melihat Carlisle sangat muda. Aku ngebayangin dia itu agak lebih tua yaaa…seumuran dengan Mr. Bennet di Heroes (yang bapaknya Hayden itu lho). Lalu, Jasper, aku mikirnya Jasper itu mirip temennya Mr. Darcy di Pride and Prejudice (aku lupa namanya siapa, pokoknya yang akhirnya menikah sama kakaknya Elizabeth) tapi ternyata rambutnya ikal tapi nggak pa-pa sih. Dan Esme, she’s pretty dan aku menyukainya.

Dan yang paling melenceng sangat-sangat jauh adalah mansion rumah keluarga Cullen. Mana mansionnya?? Kenapa malah rumahnya berdesign minimalis? Kenapa warna temboknya nggak putih (kecuali kamar Edward memang temboknya putih)? Kenapa rumahnya nggak besar? Aku pikir rumah keluarga Edward bakalan bergaya mediterania gitu. Dengan pilar-pilar besar dan lain sebagainya tapi ternyata tidak. Malahan ada topeng-topeng Bali-nya segala. Haaaaah!!! Pusing deh. Oiya, masih ada lagi. Kenapa waktu main piano ruangannya item? Kenapa nggak putih? Kenapa kok kelihatan dimainin di ruang studio gitu? Padahal seharusnya pianonya kan ada di ruang depan rumah Edward.

Lalu, scene ciuman!!! Kenapa kok malah dilakuin di kamar Bella? Seharusnya kan mereka ciuman habis dari padang Edward (itu lho, yang Edward kulitnya bersinar-sinar). Lalu, waktu mereka di Port Angeles, kenapa Bella malah beli buku di toko buku??? Padahal jelas-jelas di novel diceritain bahwa Bella nggak jadi masuk ke toko buku karena dari luar sudah kelihatan kalau toko bukunya aneh: jual buku-buku mistis.

Ada lagi, ini mungkin yang paling fatal: kenapa ada adegan Edward bertarung lawan James? Padahal seharusnya Edward langsung menolong Bella saat Bella sudah digigit James dan Bella sudah berada dalam keadaan tidak sadar. Yang bertarung lawan James itu Jasper dan Emmet. Lalu ngapain si tampan Edward ikut-ikutan segala????

Oh mungkin, mungkin filmnya nggak bakalan seru kalau tokoh pria utamanya nggak dikasih adegan bertarung lawan musuhnya jadi dipas-pasin deh. Ya sutrahlah, stress sendiri kalau nginget-nginget hal-hal yang nggak cocok seperti di buku.

Menurut aku, Rob (yang memainkan Edward) is too human. Dia terlalu manusia dalam memerankan seorang vampir. Harusnya emosinya nggak meledak-ledak seperti yang diaktingkan dalam film. Memang benar, Edward adalah tipe cowok yang susah mengendalikan emosi cuman dia nggak teriak-teriak kayak orang gila kalau marah. Dia biasanya hanya menggeram dan mendesis saat marah.

Masih soal Edward, aku rasa aku tidak terlalu menyukai karakter ini di buku Breaking Dawn (seri penutup Twilight Saga). Oke, aku akui, aku sangat menyukai Edward di Twilight, tapi begitu muncul di New Moon, dia terlihat seperti tidak memiliki pendirian dan akhirnya meninggalkan Bella. Dia terlihat begitu lemah dan rapuh, dan terus terang aku tidak menyukai itu. Edward harus kuat, nggak boleh lemah dan plin-plan begitu, karena dia adalah vampir. Lalu di Eclipse, makin kurang respekku terhadap Edward soalnya dia berpikir bahwa membiarkan Bella tetap menjadi wujud manusia adalah hal yang paling baik untuk Bella. Padahal yang diinginkan Bella adalah terus bersamanya dan untuk itulah dia ingin abadi dengan dikutuk jadi vampir. Tapi Edward selalu marah-marah kalau Bella mulai menyinggung itu. Edward selalu melakukan kesalahan.

Dan akhirnya di buku Breaking Dawn, Edward meminta Bella untuk menggugurkan anak mereka sesaat setelah dia mengetahui kalau Bella hamil. Son of a bitch! Padahal itu adalah anak mereka berdua dan tega-teganya Edward mengambil keputusan seperti itu tanpa bertanya dulu tentang pendapat Bella. Hanya karena dia tidak ingin Bella mengalami bahaya saat mengandung anak setengah manusia setengah vampir, dia berpikir bahwa menggugurkan kandungan Bella adalah jalan yang terbaik. Edward selalu salah dan dia selalu menyakiti Bella.

Yeah, Romeo selalu melakukan kesalahan demi kesalahan (ngutip dari Romeo and Juliet).

Finally, Twilight Saga adalah buku yang bagus dan mesti dibaca, begitu juga dengan Twilight the movie. Kayaknya cukup segini dulu review dari aku. See ya!

kembali ke atas

Profile



Aluna Soenarto

22 female

Surabaya, East Java, Indonesia

Accounting 2005, Airlangga University


My Masterpiece



kalau pengen tau cuplikan ceritanya




Pingbox


Tagboard




Tweetz



Links



Credits

Layout by: LastSmile(: